it's you

1.1K 66 0
                                    

Rista POV

Warna jingga kini mulai menunjukkan pesona nya, bias cahaya pun masuk melalui jendela yang berada di sisi kanan ranjang yang saat ini aku tiduri.

Aku sedikit mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam mataku, aku sedikit terkejut saat merasakan sebuah tangan memeluk perutku dengan posesif, senyum tak dapat ku bendung saat tau siapa si pemilik tangan itu.

Semuanya terasa indah saat bersama nya, sesulit dan sesakit apapun itu asal kan bersama nya aku sudah bahagia.

Ku usap dengan sayang pipi kirinya, lembut dan halus menjalar dari ujung jari ku yang bersentuhan dengan kulit pipinya.

Aku tak pernah tau kapan perasaan ku tumbuh untuk nya, aku pun tak pernah tau kapan cinta itu datang mengisi hati ku.

Entahlah? Yang aku tau aku selalu ingin melihat nya walaupun hanya dari kejauhan, aku merasa marah saat ia dekat dengan orang lain dan tertawa bahagia bersama, mungkin itu yang di namakan cemburu.

Dulu aku berpikir bahwa mungkin itu hanya fase di mana aku hanya merasa nyaman bersama nya, namun seiring berjalannya waktu aku pun semakin menyadari bahwa perasaan ku semakin tumbuh dan mengisi penuh hatiku, hari ini selalu aku tunggu, hari di mana rindu itu bukan hanya tentang jarak dan kata-kata, namun rindu itu menjelma menjadi sentuhan yang menenangkan.

Jatuh cinta itu menyenangkan, aku bahkan rela membuat onar hanya untuk terlihat di matanya, melihat nya kesal dengan sikap ku menjadi sebuah kesenangan tersendiri bagi ku. Kini dia ada di pelukku dan aku tak ingin melepaskan nya lagi.

Perlahan ku kecup keningnya dengan hati-hati karena takut pergerakan ku akan mengusik tidur nyenyak nya.

Ku tatap wajah damai itu, matanya yang terpejam menjadi daya tarik tersendiri untuk ku, alis nya yang hitam dan tebal membuat lengkung yang indah, hidung kecil tapi mancung, bibir tipis nya yang kemerahan itu, dia masih sama seperti beberapa tahun lalu hanya saja kini ia terlihat dewasa dengan rambut hitam sebahu nya.

Perlahan mata itu mulai terbuka lalu dia mengedip beberapa kali, mungkin dia merasa silau.

"Selamat sore, my sweety" sapaku dengan senyuman yang penuh kebahagiaan.

"Humm" hanya suara itu yang keluar dari nya, setelah itu dia semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher ku hingga membuat ku merinding karena napasnya yang menerpa kulit sensitif di leher.

Hening

Selama beberapa saat hanya ada suara helaan nafas Lana yang beraturan, dia masih sangat betah menenggelamkan wajahnya di ceruk leher ku, dan menjadikan lengan kiri ku sebagai bantal.

Krukkk

Tiba-tiba suara perut ku yang memang sudah lapar dari tadi membuat matanya yang tadi terpejam seketika itu terbuka.

"Kamu lapar ya?" Tanya nya sambil bangkit dari tempat tidur.

"Sedikit" jawabku jujur namun dengan intonasi suara yang pelan dan berharap dia tidak mendengar nya.

Lana tidak merespon apapun hanya menatap ku sebentar lalu melenggang menuju pintu dan lenyap dari pandangan ku.

Percayalah, aku saat ini sedang merutuki perut sialanku yang bisa-bisanya berbunyi di saat waktu yang tidak tepat dan menghancurkan momen manisku bersama lana.

10 menit telah berlalu dan Lana belum juga kembali, rasa takut dan pikiran negatif mulai datang menggerogoti otak ku.

Aku tak ingin kehilangan dia lagi.

Hingga pintu terbuka dan Lana muncul dengan membawa nampan berisi makanan rumah sakit, aku meneguk air liur ku karena aku sangat tidak suka makanan rumah sakit yang hambar dan tidak enak.

Lana duduk di kursi yang berada di sebelah ranjang, ia terlihat telaten memilah makanan itu lalu menyodorkan nya ke depan mulutku, beberapa kali aku memandangi sendok berisi makanan yang di sodorkan dan wajah nya, seperti nya ia tau aku tak menyukai makanan itu, lalu ia tersenyum dengan sendok yang masih setia ia sodorkan.

Aku tak tau, ada apa dengan senyuman itu aku hanya merasa ia seakan berkata "makanan ini tidak seburuk itu" dan perlahan aku membuka mulutku dan ia langsung memasukkan makanan itu ke dalam mulut ku, ku lihat senyumnya semakin mengembang dan manis sekali.

Perlahan aku menggerakkan gigiku dan mengunyah nya, hum ternyata rasanya tidak terlalu buruk saat Lana yang menyuapiku.

Dengan sangat telaten Lana menyuapiku ku dengan senyuman manis yang tak pernah luntur dari bibirnya, senyum itu adalah candu dan makan yang hambar pun akan terasa sangat lezat saat senyum itu ikut tersaji bersama dengan suapan demi suapan nya seakan aku adalah orang paling istimewa untuk nya.

Ah..aku berharap waktu berhenti saat ini karena aku ingin terus di perlakukan istimewa seperti ini.

Tuhan aku mencintainya dan aku percaya cinta ini takkan ada dan pertemuan takkan pernah terjadi jika engkau tak mengijinkan nya.

Aku tak pernah menyesal karena jatuh cinta kepada nya, aku hanya berharap agar aku bisa memiliki nya.

Dan jika suatu saat nanti aku harus pergi dari dunia ini aku mohon kepada mu Tuhan aku ingin mati dengan damai dalam pelukannya.

Don't leave me Arlana karena orang yang telah mencuri hati, jiwa, dan otakku itu kamu.

End always it's you.

TomboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang