Agatha menatap wajah Novi lamat-lamat, ia tiba-tiba merasa familiar dengan wajah Novi, ia pernah melihat nya tapi dimana?
"Woy bisa ga ngeliatin nya jangan gitu juga kali" kesadaran Agatha yang telah pulih pun membuat nya merasa malu pada Novi karena kelakuan nya barusan.
"Terus kenapa Lo bisa suka sama si Rista?" Agatha mulai mengurai rasa penasaran nya, dengan di awali sebuah deheman.
Novi menyeringai, tangannya bersedekap di depan dada, punggungnya bersandar di kursi, dan bertumpang kaki. Agatha memutar matanya malas melihat tingkah Novi yang sangat sok itu.
"Gini ya Agatha, gue dari kecil udah temenan sama Rista, TK bareng, SD bareng, SMP bareng, SMP juga bareng" mata Novi menerawang jauh, mengingat kenangan-kenangan indah nya bersama Rista.
"Kuliah?"
"Engga, pas SMA kelas dua kakeknya Rista yang di Inggris sakit keras, terus dia pindah sekolah di sana. Kita ketemu Lana pas SMA, dia Kaka kelas kita, dari kelas satu Rista sama Lana itu musuhan. Tapi pas pertengahan kelas dua ga tau gimana ceritanya mereka jatuh cinta dan jadian beberapa waktu setelah itu Rista pergi ke Inggris dan setelah kelulusan Lana pun pergi ke Jerman melanjutkan kuliahnya"
Mata Novi berkaca-kaca, hatinya bagai tersayat, perih. Tiba-tiba ia tersenyum lalu menghapus air matanya dengan telapak tangan.
"Ini" Agatha menyodorkan sebuah tisu yang langsung di ambil, lalu mengelap air mata nya yang kini mengalir.
"Jangan di terusin nov" Agatha menatap iba pada Novi, ia tak tau bahwa perasaan Novi sedalam itu.
"Engga ta, aku pengen cerita semua nya, udah lama aku mendem ini sendiri" air mata Novi semakin deras mengalir.
Beruntunglah keadaan cafe tidak begitu ramai, di tambah hujan yang semakin deras, dan posisi duduk mereka yang berada di pojok dekat jendela yang sedikit temaram, jika tidak mungkin mereka akan menjadi tontonan orang-orang di cafe itu.
"Ya sudah lanjutkan"
Novi menyesap capuccino yang sedikit dingin, lalu menyiapkan diri untuk melanjutkan ceritanya.
"Sebenernya dari SMP aku sudah menyadari kalo aku ada hati sama temen ku sendiri, tapi aku selalu memendamnya karena takut Rista akan jijik, benci dan menjauh, dia itu benci banget sama yang namanya LGBT karena kedua orang tuanya bercerai karena ibunya lebih memilih kekasih wanita nya dari pada suaminya, hingga ibu nya meninggalkan nya dengan sang ayah. Tapi ga pernah tau masa depan dan takdir, tiba-tiba pas kelas dua Rista curhat sama aku kalo dia suka sama Lana. Waktu itu aku hancur ta"
Tangis Novi pecah saat itu, jujur jauh di dalam lubuk hatinya nama Rista masih terukir dalam kokohnya, sebanyak apapun dia berusaha untuk menghilangkan cinta itu tetap saja ia tidak bisa.
"Dua bulan aku jauhin dia dengan alasan dia tukang menjilat ludah sendiri, tapi jauh di dalam hatiku aku melakukan itu karena aku kecewa dengan perasaannya pada Lana. Kita tak saling bicara setelah itu hingga suatu hari dia datang ke rumah ku untuk pamit"
Untuk kesekian kalinya Novi mengusap air matanya, Novi kini duduk dengan punggung yang sedikit membungkuk dan tangan yang berada di atas meja. Agatha memegang tangan Novi, berusaha menenangkan nya.
"Selama dia di Inggris kita sering tukeran kabar tapi lama-lama kita sibuk dengan urusan masing-masing, Lana juga sering nanyain Rista tapi aku selalu bilang ga tau, dulu aku berpikir kalo aku ga bisa dapetin Rista berarti Lana juga ga boleh. maklum ya, ego anak ABG lagi tinggi-tingginya"
Novi sedikit tertawa di ujung kalimat nya itu, membuat Agatha tersenyum, karena sekarang Novi sudah sedikit lebih tenang dari tadi.
"Sampai suatu hari tiba-tiba Rista nelpon dia nyuruh aku jemput dia di bandara, tanpa pikir panjang aku jemput dia, pas ketemu dia langsung meluk aku sambil nangis, itu pertama kalinya aku ngeliat dia sehancur itu. Dari awal aku udah ngerasa ada yang ga beres, dia berubah semenjak itu menjadi pemurung, makan pun harus di bujuk dulu, sering ngelamun terus tiba-tiba nangis, ah pokoknya beda banget lah"
Tangan Novi terhulur memegang pegangan cangkir di hadapan nya, menyesapnya sedikit demi sedikit walaupun capuccino nya sudah tidak hangat lagi.
"Dan setelah beberapa Minggu dia tinggal bareng aku dia mulai muntah-muntah awal nya aku kira masuk angin, hingga suatu hari aku nemuin dia lagi nangis sendiri depan kamar mandi dan kamu tau ga ta apa yang terjadi?"
"Dia hamil"
"Yap, tapi bukan itu yang membuat aku shock, saat aku tanya siapa yang hamilin dia, dia bilang, dia hamil di perkosa pria bernama Tirta"
"O my God" Agatha menutup mulutnya dengan telapak tangan, sungguh ia tak menyangka akan hal itu.
"Jadi sekarang dia hamil anak hasil perkosaan?" Tanya Agatha tidak sabaran.
"Hum iya, sebenarnya aku siap jika harus Nerima dia dan anak yang di dalam kandungan nya, tapi you know lah? Dia lebih memilih Lana, mungkin benar aku selalu ada buat dia, tapi bukan aku yang hatinya inginkan, bahkan sebelum aku menyatakan perasaanku".
Novi menyeringai, rasanya sakit dan pilu bagai luka basah yang di tabur garam. Hembusan kasar nafas nya, ia berharap rasa sakit itu akan keluar bersama karbon dioksida yang keluar dari hidung nya, namun sayangnya tidak sesederhana itu. Ikhlas? Tentu ia telah mencoba mengikhlaskan, kata itu selalu ia lafazkan saat ia melihat kebersamaan Rista dan Lana.
"Nov"
"Terimakasih atas cerita nya" ucap Agatha tulus, hatinya terenyuh mendengar cerita Novi, ia tidak tau apakah ia akan setegar Novi saat ia ada di posisi nya atau down.
"Sama-sama, terimakasih kembali telah mendengar semua cerita ku"
"Kamu tau Agatha, terkadang kita harus merelakan seseorang karena kita sangat mencintainya"
Setetes air mata turun dari sudut mata Novi, antara lega dan rasa pedih berbaur, lega karena kini ia tak lagi memendam cerita itu sendiri, pedih karena sekuat apapun dia ikhlas tetap saja hatinya sakit.
Hujan deras mulai mereda, menyisakan gerimis di sore yang menjelang malam di hari itu.
Hari itu sebuah cerita menjadi awal dari cerita baru yang sebentar lagi akan terjadi, tentang dua hati yang mungkin sebentar lagi akan bersatu.
![](https://img.wattpad.com/cover/195848900-288-k557973.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy
RomantizmBagi kalian yang Homophobia dan di bawah umur hati-hati karena cerita ini mengandung unsur Yuri dan pornografi.. dosa tanggung sendiri ya (author ga tanggung jawab Poko nya😄😄)