first night

1.3K 55 0
                                    

"eunghhh" sebuah lengguhan meluncur dari bibir Lana saat Rista mencium dan beberapa kali menggigit kecil lehernya.

"Ta, jangan bikin bekas besok aku ada meeting, engh" protes Lana lalu menarik wajah Rista di lehernya dan melumat bibirnya.

Ia membalik kan posisi, dengan dia di atas dan Rista di bawahnya.

Sejenak Lana memandangi wajah Rista, lalu mencium kening, kedua mata, kedua pipi nya, lalu mengecup singkat bibir nya.

Tangan Rista meraih tengkuk Lana dan sedikit menarik nya kembali menyatukan bibir mereka. Bibir Lana mulai turun ke leher Rista kemudian naik ke arah telinga nya, lidah dan bibir Lana sedikit menggigit dan kadang menjilat membuat Rista semakin melengguh dan sesekali meremas rambutnya.

Tangan Lana terus meremas payudara Rista yang masih terbungkus bra, sedang bibir nya sudah kembali berpangut dengan bibir Rista.

Tangan nakal Lana mulai menyusup ke dalam kaos yang tengah melekat di tubuh Rista, tangan nya mengelus perut, pinggang, punggung lalu melepas pengait bra Rista. Tak cukup di situ tangan nya pun menganggat baju Rista ke atas sampai terlepas melempar nya sembarangan, lalu menarik bra nya dan terpanggang lah payudara Rista.

Dengan nafas terengah Lana mulai memasukan pucuk payudara Rista kedalam mulutnya,

"Hahh sayang" erang Rista tertahan saat lidah Lana dengan lincahnya memainkan nipple nya.

Tangan kiri Lana pun tidak tinggal diam, meremas payudara Rista sebelah kiri dan sesekali memainkan nipple nya dengan jari telunjuk dan jempol nya.

Erangan demi erangan keluar dari mulut Rista saat bibir Lana mulai turun ke perut dan mulai mengecup kecil perutnya, menimbulkan sensasi geli, basah, dan kedutan yang makin menjadi di bawah sana.

Udara terasa panas meskipun pendingin ruangan masih menyala seperti biasa, ada gelora yang kini tengah membakar dua insan yang kini tengah tenggelam di antara samudra birahi, dan ada hasrat yang terus mendesak untuk di tuntaskan.

Tangan Lana mulai membuka kancing hotpans yang di kenakan Rista beserta celana dalam nya, untuk beberapa saat ia hanya diam memandangi bagian kewanitaan Rista yang sedikit di tumbuhi bulu halus.

Tanpa berlama-lama Lana mulai memajukan wajahnya, lalu memainkan lidahnya di clit milik Rista, kadang Lana juga menghisap dan menggigit kecil daging kecil yang sedikit mencuat itu.

Tidak ada rasa jijik yang ada nya ada kenikmatan dan gairah yang menggelora di dalam dirinya, akal nya tiba-tiba lenyap hingga kini ia hanya mengikuti naluri.

Rista terus mendesah rasa nikmat dari lidah nakal Lana telah benar-benar merajainya tanpa sadar kini tangannya meremas kasar rambut Lana dan menekan kepala lana, tanpa peduli Lana akan susah bernafas di bawah sana.

Hingga tiba-tiba tubuh Rista menegang dan sedikit bergetar, racauan nya semakin menjadi membuat Lana semakin bersemangat melakukan tugasnya, kewanitaan Rista sudah sangat basah karena liur nya dan cairan kewanitaannya kini berkedut dengan hebat.

"Ahhhhhh iya terus sayang" racau Rista saat lidah Lana menusuk liang kenikmatannya.

Rasa nikmat kini menjalar ke seluruh bagian tubuh nya, darahnya mendesir dengan hebat, di susul cairan kental yang keluar bersama dengan lenguhan dari mulutnya, yang mau tak mau harus di telan oleh Lana.

Rista masih memejamkan matanya dengan tangan yang meremas kuat seprai menikmati sisa-sisa orgasmenya, tubuhnya terasa sangat lemas dan keringat membanjiri tubuh nya.

Lana menarik wajahnya dari selangkangan Rista lalu menjatuhkan tubuhnya di samping Rista, nafas nya sedikit memburu, lalu tangannya terulur dan memeluk Rista dari samping dengan kepala yang berada di ceruk leher Rista hingga nafasnya menerpa langsung pada leher Rista.

Rista yang merasakan ada tangan yang memeluk nya pun perlahan membuka matanya, melirik Lana yang kini terbaring di sampingnya dengan baju yang masih melekat di tubuhnya "Lana kau curang kenapa hanya aku yang telanjang" rengek Rista.

Yang hanya di balas kehkehan oleh lana.

Rista pun menggeliat pelan, sedikit mendorong bahu Lana agar terlentang lalu ia pun mulai merangkak naik ke atas tubuh Lana dan duduk di perut rata nya.

"Sekarang giliran mu baby" seringai Rista dengan tangan yang kini mulai masuk ke dalam singlet yang di kenakan oleh Lana, bibir nya pun kini mulai intens menciumi bahu Lana kemudian naik ke leher, sedikit menggigit dagu nya, lalu melumat habis bibir Lana.

Tangan nya bergerilya di dalam baju Lana, sengatan-sengatan kecil seperti listrik yang timbulkan oleh kulit mereka yang bersentuhan langsung membuat gairah nya kembali membara.

Lana pun pasrah dengan apa yang di lakukan Rista kepada tubuhnya, ia tak ingin munafik bahwa ia menginginkan ini dari dulu, mata nya terpejam menikmati setiap sentuhan Rista yang tengah gencar merangsang nya.

Lana membuka matanya saat merasakan angin menerpa kulit nya secara langsung, ia sedikit kaget melihat tubuhnya sudah polos tanpa sehelai benang pun menutupi nya, apa ia terlalu menikmati sampai ia tidak sadar saat Rista membuka baju nya? Shit.

"Kau sangat indah sayang" bisik Rista di depan telinga Lana yang membuat nya sedikit merasa geli karena nafas memburu Rista yang menerpa telinga nya.

Lidah Rista menari-nari di telinga Lana yang membuat si empunya telinga semakin mendesah hebat, tangan Rista pun ikut andil dengan meremas dan kadang memilin puncak payudara Lana.

Perlahan namun pasti tangan Rista turun menuju pangkal paha Lana, selama beberapa saat jari tengah nya naik turun membelai dan kadang mencubit gemas clit Lana, yang membuat Lana bergelinjangan tak karuan.

Lana semakin erat memejamkan mata dan menahan nafas saat jari Rista menyusup masuk ke dalam diri nya, rasa ngilu dan sedikit perih membuat setetes air mata nya kini jatuh. Rista mendiamkan jari nya ada rasa bersalah timbul di hati nya melihat Lana meringis.

"Diamkan, jangan di tarik, itu hanya akan membuat ku semakin sakit" kata Lana saat ia merasa Rista akan menarik jari dari kewanitaan nya.

Selama beberapa saat mereka hanya diam dalam keheningan, Rista merasa bingung dengan apa yang harus ia lakukan, sedang Lana kini mulai terbiasa dengan jari tengah Rista yang kini tengah tenggelam sempurna di dalam kenikmatannya. "Bergerak lah" suruh Lana yang langsung di patuhi oleh Rista.

Awalnya Rista menggerakkan jarinya dengan ritme pelan, memastikan Lana merasa nyaman dengan cara bermainnya, namun naluri nya kini menyuruh nya menggerakkan jari dengan ritme lebih cepat, ada perasaan senang saat mendengar desahan Lana yang semakin kencang, membuat nya semakin bersemangat, bahkan kini ia menambahkan satu jari nya ikut menemani si tengah di dalam kewanitaan gadis nya.

Rista semakin mempercepat kinerja jarinya saat merasakan kewanitaan Lana berkedut cepat, matanya tak bisa lepas dari wajah Lana yang begitu sangat seksi menurut nya, hingga "aaahhhhhhhh Ristaaaaa" erang Lana yang di susul cairan kental keluar dari kewanitaan nya, beberapa kali tubuhnya bergetar, nafas Lana memburu, dadanya naik turun, dan matanya terpejam menikmati sisa-sisa orgasmenya.

Rista mencabut jarinya dari kewanitaan Lana, ia tersenyum saat melihat cairan cinta Lana kini memenuhi jari telunjuk dan tengah nya, lantas ia membersihkan nya dengan tisu.

Rista membaringkan tubuhnya di samping tubuh Lana dan memeluk nya dari samping, "I love you, makasih sayang" bisik nya di telinga Lana, lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka yang telanjang.

Malam semakin larut, udara dingin pun seakan tidak pernah hadir di antara mereka, cinta menghangatkan mereka, hingga peluh membasahi tubuh, di malam itu bulan dan bintang jadi saksi akan bersatu nya hasrat dan cinta yang tercurah kan dalam bentuk kenikmatan surga duniawi.

TomboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang