"Rista i'm coming" teriak seseorang dari balik pintu, di susul pintu yang terbuka dan masuk seorang wanita yang jika di lihat dari perawakan nya tak beda jauh dengan Rista, ia memakai celana denim selutut dan Hoodie biru tua bertuliskan "Fuck Bich" lengkap dengan gambar tangan yang mengacung kan jari tengah.
Lana dan Rista melepas pelukan mereka, lalu Lana beranjak turun dari ranjang dan duduk di bangku dekat ranjang dan Rista kembali berbaring.
Orang itu mengernyitkan dahinya melihat seseorang yang kini tengah duduk membelakangi nya di kursi yang berada di sebelah ranjang, karena setau dirinya tak pernah ada yang menjenguk Rista selain dirinya.
Rasa kagetnya semakin menjadi saat ia telah sampai di depan ranjang dan melihat wajah yang tadi duduk memunggungi nya.
"Wah, ini ka Lana kan?" Tanyanya dengan wajah kagetnya.
"Iya, hai Novi" sapa orang itu dengan ramah dan senyuman yang manis.
"Sumpah demi apa Lo ka, operasi di mana bisa cantik gini? Wah Lo banyak berubah ka" cerocos Novi yang hanya di balas dengan senyuman oleh Lana.
"Ehem, Lo kesini mau kepoin Lana apa mau jenguk gue sih" sungut Rista yang merasa tak terlalu suka sahabat nya menatap Lana dengan tatapan memuja.
"Hehe, abisnya sekarang ka Lana cantik parah ris" elak Novi dengan wajah polos tanpa dosa nya, sedang Rista hanya memutar mata jengah dengan kelakuan sahabat nya.
"Kamu apa kabar nov?" Tanya Lana mencoba mengalihkan pembicaraan melihat dua mantan adik kelas nya yang sedang bersitegang.
"Aku baik ka, Kaka kapan ke sini?"
"Tadi malam nov,"
"Lho berarti Kaka nginep dong" cecar Novi memastikan sambil menarik turun kan alis nya menatap genit pada Rista.
Rista langsung melotot melihat gelagat Novi, ia sangat tau jalan pikiran sahabat nya yang sangat mesum itu.
"Iya nih, kemaren niatnya cuma mau jenguk bentar eh malah ketiduran" ucap Lana sambil melirik Rista yang masih anteng melotot pada Novi dengan bibir mengerucut ke depan.
"Ehh ka leher Lo kenapa ko merah gitu?" Tanya Novi sambil terus memperhatikan leher Lana.
"Hah" seru Lana dan Rista bersamaan. Rista langsung melihat kearah leher Lana dan benar saja ada beberapa ruam merah keunguan di sana.
"Ah ini mungkin bekas gigitan nyamuk nov" timpal Lana setenang mungkin padahal dalam hatinya ia sudah ketar-ketir.
Novi yang sudah tidak polos sangat tau ruam keunguan yang berada di leher Lana hanya tersenyum menggoda sambil melihat ke arah Lana dan Rista bergantian.
"Ehm maaf sepertinya saya butuh ke kamar mandi sebentar" ucap Lana dan berlalu menuju kamar mandi.
Novi yang melihat Lana sudah masuk ke dalam kamar mandi langsung beringsut mendekati Rista.
"Semalem lu ngelakuin itu sama ka Lana" bisik Novi dengan sedikit menekan suaranya saat mengatakan itu.
Rista hanya memutarkan matanya malas.
"Maksud Lo apa bego" sinis Rista dengan berbisik pula.
"Halah jangan banyak ngeles deh Lo, Lo kira gue sebego itu percaya itu bekas gigitan nyamuk" celetuk Novi.
Rista hanya mendengus ia berpikir takkan ada gunanya jika terus mengelak dari tuduhan Novi.
"Iya..iya kismark itu gue yang buat tapi Lo jangan berpikir kejauhan karena kita ga nyampe ngelakuin itu" jelas Rista ia pun tak mau kalah dengan menekan suaranya saat mengatakan itu.
"Sumpah!!! Demi apa Lo" teriak Novi yang langsung mendapat jitakan keras di kepala nya dari Rista.
"Lo jangan teriak-teriak bego nanti Lana denger"
"Hehe iya maaf ris, keceplosan gue" ujar Novi sambil mengelus kepalanya yang terasa sakit karena jitakan keras Rista.
Ceklek
Pintu kamar mandi pun terbuka lalu Lana keluar dengan wajah dan rambut yang sedikit basah bahkan ada beberapa tetesan air di pelipis nya dan turun ke pipi.
Rista dan Novi hanya diam terpaku, entah kenapa tenggorokan Rista kini terasa sangat kering bahkan ia dengan susah payah meneguk ludah nya. Matanya tak pernah lepas menatap segala gerak gerik Lana yang menurutnya sangat seksi.
Novi yang melihat ekspresi Rista hanya tersenyum simpul, ia bahagia sahabat nya yang cerewet, usil, dan selalu ceria kini kembali lagi setelah bertemu dengan lana.
Masih sangat membekas di ingatan nya saat menjemput Rista di bandara sebulan yang lalu, ia sangat terkejut melihat keadaan Rista yang berantakan, bahkan matanya bengkak dan hidung nya memerah karena terlalu banyak menangis. Semenjak itu ia tak pernah lagi mendengar suara nyaring tawa sahabat nya itu, bahkan tersenyum pun bisa di hitung dengan jari, ia pun jadi pendiam dan hanya berbicara seperlunya, kadang saat malam telah tiba ia sering melihat Rista menangis diam-diam.
Namun kini berkat Lana ia melihat bara harapan yang dulu sempat padam kini menyala lagi di mata Rista. Hati nya terasa teriris ketika tak sengaja matanya melihat perut Rista, apakah Lana akan menerima keadaan Rista jika tau jika kini ia tengah hamil? Perlahan senyuman nya luntur, ia menatap nanar wajah Rista senyum Rista tak pernah luntur sejak tadi.
"Nov..Novi" panggilan Rista memudarkan lamunannya yang tengah membungbung jauh.
"Eh, iya kenapa ris?"
"Lo kenapa sih malah bengong gitu? Kesambet tau rasa deh Lo" omel Rista.
"Ini nov, tadi aku nanya emang ga papa gitu kalo Rista tinggal di tempat kamu?" Tanya Lana.
"Hah ya ga papa lah ka, lagian juga orang rumah seneng ada Rista" jawab Novi sambil melirik Rista.
"Emang kenapa gitu ka?" Lanjut Novi.
"Hum..itu..ya kalo kamu sama Rista ga keberatan aku mau ajak Rista tinggal di tempat aku" ujar lana. Rista langsung melihat kearah Lana yang kebetulan sedang menatap nya.
"Hahh serius Lo ka?"
"Iya nov, kebetulan aku tinggal sendiri di apartemen, itu juga kalo kamu sama Rista ga keberatan nov"
Novi memandang Rista jujur ia takut jika Lana ga bisa Nerima keadaan Rista sekarang.
"Tapi ka," Novi menghembuskan napas nya kasar.
"Maaf ris" iya menarik napas dan melirik ke arah Rista lalu kembali lagi menatap Lana.
"Ada sesuatu yang harus Lo tau ka, dan gue harap Lo bisa Nerima Rista dengan segala kekurangan dan kelebihan nya, berjanjilah sama gue kalo Lo ga akan pernah nyakitin dan hianatin Rista" tegas Novi, sedang Lana dan Rista hanya mengernyit tidak mengerti.
"Emang Rista kenapa nov?" Tanya Lana dengan penasaran.
"Rista hamil ka" ucap Novi dengan lesu, dia pesimis sekali Lana akan menerima keadaan sahabat nya itu.
Lana melongo lalu kemudian tertawa, hingga membuat Novi bingung berkali kali ia melirik Rista dan meminta penjelasan namun Rista hanya mengangkat bahu nya.
"Hahaha aku kira apaan nov, aku udah tau ko, aku ga keberatan juga" ujar lana dengan mantap sambil menggenggam tangan Rista dan meletakkan nya di pahanya.
"Yang bener Lo ka? Lebih baik Lo pikirin aja dulu, gue ga mau sekarang Lo bilang bisa Nerima Rista dengan apa adanya tapi di kemudian hari Lo malah nyakitin dia"
"Iya nov, aku serius, aku juga udah mikirin itu matang-matang, aku siap dengan segala resiko nya termasuk bayi ini, aku janji ga akan nyakitin dan hianatin Rista" jawab Lana dengan mantap, sementara Rista langsung berhamburan memeluk Novi ia tak menyangka kalo sahabat nya ini ternyata sangat menyayangi dirinya bahkan sampai minta Lana berjanji untuk tak pernah menyakiti nya.
"Terimakasih nov, your my best friend" bisik Rista di telinga Novi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy
RomanceBagi kalian yang Homophobia dan di bawah umur hati-hati karena cerita ini mengandung unsur Yuri dan pornografi.. dosa tanggung sendiri ya (author ga tanggung jawab Poko nya😄😄)