Kalau membicarakan Rafly sebenarnya gue cuman punya satu kata yaitu, 'Cuih'.
Tapi demi Einstein gue harus ngetik ratusan kata yang sangat unfaedah buat gue.
Jadi, Rafly ini adalah seseorang yang suka sekali sama jamnya. Kalau lo ngajak dia ngomong dia ini pasti bicara dengan berulang kali ngelihat jam nya. Seakan lo membuang waktu dia berjam-jam.
Umur dia mungkin 15 atau 16, tapi kalau ngelihat wajahnya seperti 51 atau 61. Tua banget gitu lho. Bahkan Ayah gue kelihatan lebih muda dari Rafly.
Muji-muji Rafly bukan keinginan gue, tapi saat ini jadi kewajiban gue. Gimana ya... Rafly ini wajahnya emang keliatan tua, tapi semangatnya itu jelas masih anak muda.
Bahkan gue yang masih umur 14 tahun ini nggak punya semangat sebesar dia. Dilihat dari cara jalannya dia keliatan seperti orang baru sunat. Tapi bedanya orang sunat jalannya ngangkang sama pelan-pelan, kalau dia ngangkang tapi cepat.
Dari cara jalannya aja kita udah tahu dia ini orang nya gercep. Sampai-sampai jiwa generasi bangsanya udah membaur sama tanah air. Sehingga alam ngizinin dia jalan cepat walau mungkin celananya sempit.
Rafly ini diduga telah bercita-cita sebagai jendral. Gue pernah tuh ya, ngelihat buku kecil diatas mejanya. Gue lihat-lihat ternyata disana ada strategi perang. Ada dari udara, laut, sama darat. Gue jadi curiga kalau Rafly ini adalah salah satu pasukan perang dunia ke 2 yang menyusup dikelas Albert Einstein. Makanya dia kelihatan kayak bapak-bapak karena ternyata udah lama hidup.
Seharusnya Rafly ini sekarang udah jadi Fosil dan dipajang dimuseum- museum Indonesia, tapi karena semangat hidupnya itu, dia berhasil hidup lagi. Dan mengaku telah lahir dari rahim ibunya. Padahal berasal dari kantung perut kangguru.
Dan karena dia telah berdusta sama semua orang dan tidak mengakui jati dirinya sendiri, akhirnya dia di azab sama Allah sehingga punya wajah kek patung yang udah keriput.
Ya tapi setua apapun wajah Rafly ini, entah dari mana dia berasal setidaknya dia ngasih kita pelajaran.
Bahwa apapun keinginan dan tujuan kita suatu saat nanti kita harus punya semangat yang besar, sehingga nggak akan ada yang bisa ngalahin tujuan kita nanti. Baik perang dunia maupun perang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dead brain
Teen FictionSemua beranggapan kelas gue adalah perwujudan Albert Einstein. Pintar, berpendidikan, teladan, dan berbahagia. Tapi sayangnya anggapan mereka nggak benar walau satu pun. Menurut gue dengan ciri-ciri IQ jongkok, bar-bar dan bermasalah, sebenarnya kel...