Ini kembarannya Kevin. Karena sering jadi sasaran becandaan anak kelas bikin gue berpendapat bahwa mereka kembaran senasib. Bedanya, Salsa ini jadi bahan candaan perasaan. Jadi sering dianggap baper, karena ekspresinya selalu kelihatan malu-malu setiap disenyumin Haris. Sibiang kerok itu sering banget gangguin Salsa dengan sejuta gombalan receh nya.
Apalagi karena dia terlalu dekat sama Nasya bikin dia juga sering senyum-senyum sendiri.
Kalau lagi bahas suatu topik yang disukainya, Salsa yang awalnya pendiam bakal langsung nyosor sambil nanya-nanya dan terus ngajak orang itu ngomong.
Tapi sebenarnya gue sama Salsa ini nggak dekat, cuman teman kelas doang, dan gue nggak banyak tahu tentang dia.
Apalagi Salsa ini introvert banget. Temannya cuman dua, Nasya, juga Nia. Kalau nggak sama temannya ya dia diam sambil senyum-senyum. Sedikit info dia sama nggak waras nya kayak Nasya. Mungkin karena ketularan.
Bahkan karena mereka ini deket bikin gue beranggapan mereka saling suka. Iya lesbian gitu. Soalnya kemana-mana selalu berdua. Sama Nia dekat sih, tapi lebih dekat sama Nasya, nempel terus tuh mereka.
Ya walaupun gue akui pemikiran gue kolot banget sih, apalagi gue belum pernah punya teman kayak mereka. Miris emang.
Salsa itu ibarat cewek-cewek yang suka mendem perasaannya, karena menurut tanggapan Salsa, palingan baper dia cuman sebentar, entar udah nggak lagi. Tapi menurut gue sih enggak, karena seorang perempuan yang udah kebawa perasaannya dalam segi apapun nggak akan semudah itu buat ngelupain ingatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dead brain
Teen FictionSemua beranggapan kelas gue adalah perwujudan Albert Einstein. Pintar, berpendidikan, teladan, dan berbahagia. Tapi sayangnya anggapan mereka nggak benar walau satu pun. Menurut gue dengan ciri-ciri IQ jongkok, bar-bar dan bermasalah, sebenarnya kel...