Dia adalah Kevin, dengan nama panjang Kevin Alfariz Pradana.
Wajahnya udah kek martabak karena jerawat. Kalau masalah ganteng nggak ganteng itu urusan dia sama nalurinya. Tapi seperti nya setelah diperhatikan naluri Kevin mengatakan bahwa Kevin ini ganteng. Kalau seandainya ini adalah FreeFire tingkat kegantengan Kevin ini udah Diamod IV. Rank paling tinggi. Kata nalurinya, bukan kata gue.Tapi kasihannya Kevin ini sering jadi bahan bullyan anak kelas.
Pernah waktu itu gue ngelihat SnapWhatsupp nya. Dengan caption 'R'. Dia lagi foto sambil megang dagu, kamera itu menyorot wajahnya dari bawah. Ya itu biasa, yang nggak biasanya ini cowok makai percantik, paling tinggi lagi supaya jerawatnya nggak keliatan.Esok paginya dikelas, anak-anak pada ngomongin Kevin, mereka ngeledek Kevin habis-habisan. Gue juga masuk salah satu dari mereka.
Bukan itu aja.
Kevin ini cowok yang sering banget ditolak sama cewek. Salah satu penolaknya adalah gue. Kejadiannya pada saat gue kelas 7, juga dikelas 9 ini, tapi semester yang dulu.Gue kira Kevin bakal marah. Tapi enggak dia tetap nerima segalanya. Bukan masalah ditolak aja, juga masalah sering jadi bahan bullyan.
Dia nggak ambil hati semua yang kami lakuin kedirinya. Kalau gue jadi Kevin setidaknya gue akan sinis sama anak kelas.
Tapi Kevin nggak, dia tetap main seperti biasa. Sempat gue kira Kevin ini nggak punya teman sampai mau dibully seperti itu.
Tapi setelah dipikir-pikir lagi, nggak. Gue lihat banyak kok adik kelas yang nyari Kevin. Banyak anak-anak kelas lain yang ngajak Kevin main.
Tapi tetap aja, Kevin masih mau main sama anak kelas.
Gue bingung, kenapa anak ini masih mau berteman setelah dijadikan bahan bully an terus-terusan?
Setelah sekian lama akhirnya gue dapat jawaban pertanyaan itu. Gue ke ingat sama suatu quotes mengenai Patrick diSpongebob 'Saya rela dianggap orang tak waras demi tawa teman-teman saya'.
Bully an itu bukan berarti kita nggak bisa berteman lagi, dan nggak bisa tertawa bareng lagi. Kadang ada bullyan yang sengaja kita lakukan untuk diri kita sendiri agar orang lain ketawa.
'Ngelihat orang ketawa bisa bikin kita cukup untuk bahagia.'
Dengan kalimat itu gue akan selalu ingat Kevin. Satu-satunya orang yang pernah gue temui disebuah tawa dalam bahagianya manusia lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
dead brain
Teen FictionSemua beranggapan kelas gue adalah perwujudan Albert Einstein. Pintar, berpendidikan, teladan, dan berbahagia. Tapi sayangnya anggapan mereka nggak benar walau satu pun. Menurut gue dengan ciri-ciri IQ jongkok, bar-bar dan bermasalah, sebenarnya kel...