Mata Nadya

101 22 0
                                    

Ada satu orang yang selalu bikin gue untuk menyuarakan isi hati gue. Dia nggak memaksa, bahkan kata untuk membujuk aja nggak pernah terucap. Emang gue selalu pengen bicara sama siCalm-Kalem- ini, gue jadi nggak bisa tahan kalau nggak ngomong sama dia.

Nadya.
Satu nama namun sejuta tatapan. Bukan, itu bukan arti namanya. Itu makna tentang siapa Nadya. Orang yang lebih sering dipanggil sebagai Nanad.

Kalau diibaratkan, Nadya ini adalah mata batin. Karena bisa tahu tanpa membicarakan. Bukan seperti tahu segalanya, tapi tahu karena diberi tahu. Ah, rumit.

Tapi, Nadya emang serumit itu. Dia bukan aja punya fisik imut, tapi juga punya mata yang bikin orang terhipnotis. Lo nggak bisa tahu Nadya. Tapi Nadya bisa tahu lo.

Lo pengen tahu Nadya, tapi Nadya nggak pengen tahu lo. Karena Nadya bukan mereka yang mencari tahu, tapi dicari tahu.

Mungkin ini pertama kalinya gue nyeritain seseorang tanpa keburukan sedikit pun. Karena Nadya emang se sempurna itu bagi gue, bukan gue aja, tapi rata-rata juga sekelas.

Dia bukan hanya seorang tsundere, tapi juga bisa humble dalam bersamaaan.

Suatu hari gue lagi cerita-cerita sama Nadya. Kami bahas tentang gimana anak Einstein, siapa biang keroknya, siapa rajanya. Sampai akhirnya berujung sebuah pertanyaan dari gue.

"Kalau nanti udah tamat, emang nya Nad mau gimana dimata Einstein?"

Nadya tersenyum seadanya.

"Ya nggak gimana-gimana, palingan besok nggak ada yang ke ingat siNanad pendiam ini."

Entah berlabuh kemana obrolan gue dan Nanad saat itu. Yang intinya gue cuman bisa jawab dalam hati.

Nggak Nad, mereka bakal ingat kamu, mereka bakal ingat siapa pemilik tatapan paling tajam dikelas. Siapa orang yang nggak bisa dimengerti, tapi bisa mengerti orang lain.

Nadya itu emang sesuatu.
Dia memang nggak seterkenal Ipit si Artemis yang punya banyak pawang, dia nggak sehits Dinda sebagai Maenad diTiktok, dia juga nggak seceria Cindy yang terlihat nggak punya beban.

Tapi dia setenang laut. Dia sehebat Poseidon. Dewa favorite bagi gue, yang selalu gue panggil namanya saat bahu gue penuh beban.

Dan Nadya adalah Poseidon. Orang yang gue panggil namanya saat gue butuh seseorang. Dalam tenangnya bisa ngasih sejuta tatapan sebagai bala bantuan.

dead brainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang