Part 12: The Necklace

277 40 0
                                    


Kantuk mulai menyerang, Namjoon mengambil kalung yang ia pakai, menggunakannya sebagai pembatas novelnya untuk sementara karena hanya benda itu yang berada di dekatnya sekarang. Memang, baca di kasur bikin mager cuy.

Hatinya sedikit kecewa harus mengakhiri sesi bacanya sekarang, tapi ini sudah jam tidurnya dan dia sudah mengantuk.

Kantuk itu benar-benar parah sampai membuat Namjoon lupa untuk mengganti kalung itu dengan benda lain, padahal kalung itu sangatlah berarti baginya.

Bukan karena permata mahal di liontin nya atau berat gram emas putihnya, tapi karena benda itu adalah peninggalan terakhir sang ibunda yang bisa dia miliki dengan izin sang ayah dengan perjuangan memohon yang benar-benar gila pada sang ayah.

Bahkan benda itu sesekali dia kenakan tanpa sepengetahuan sang ayah.

•••

Peraturan kedua pertemanan mereka dari Jeon Jungkook, "Milikmu adalah milikku"

Dan lagi-lagi itu mengingatkan Namjoon pada teman baiknya di masa lalu.

Jungkook dan orang itu punya banyak kesamaan.

"Joon, aku pinjam novel ini boleh?"

"Kembalikan besok," Namjoon menjawab tanpa melihat buku apa yang diambil Jungkook.

Kecerobohan yang Namjoon sesali di malamnya ketika dia sadar bahwa buku yang dipinjam Jungkook adalah buku yang ia selipkan kalung kesayangannya.

Sementara itu mata Jungkook tengah begitu berbinar, dia ada di rumahnya, di kamarnya. Tanpa sengaja sebuah kalung jatuh dari buku novel yang ia pinjam dari Namjoon.

"Kookie...?" Panggilan Tuan Jeon menyadarkannya.

"Ne Appa, aku datang," Jungkook menaruh kalung itu di tepi meja belajarnya dan benda itu jatuh ke lantai tanpa sepengetahuannya.

•••


Besoknya Jungkook tak menyadari apa yang ia temukan malam tadi, dia hanya memasukkan buku milik temannya itu ke dalam tasnya bersama buku-buku pelajaran yang akan dia butuhkan untuk hari ini.

•••

Masuk ke kelas dan duduk di bangkunya, Jungkook langsung bertemu sorot mata Namjoon.

"Buku,"

Jungkook memberikan buku yang kemarin dia pinjam dengan senyumnya yang masih merekah, moodnya begitu baik karena hari ini begitu cerah.

Namjoon tampak membuka halaman yang ia ingat ia taruh benda itu di sana. Jungkook belum melepas pandangannya dari Namjoon karena menyadari aura panik yang mengoar dari temannya itu, dia ikut gelisah, "Apa ada yang hilang Joon?" Tanyanya dengan menggigit bibir bawahnya.

Tak ada apa pun di buku itu, tak ada pembatas apa pun, "Kalung," Gumamnya.

"Hah? Apaan Joon?"

"Kalung," Namjoon tak bisa mengendalikan dirinya, dia menatap Jungkook dengan tatapan penuh tanya yang sendu.

"K-Kalung?" Jungkook rupanya benar-benar lupa akan benda yang ia temukan semalam.

Namjoon melemas, bahunya jatuh, dia melengos kembali mengerjakan pekerjaannya.

"Hei, Namjoon, kalungnya mahal banget ya? A-Aku gantiin deh ya? Berap-,"

Tapi Namjoon menggeleng cepat, "Tak usah,"

"Ih, sungguhan, aku gantiin. Well, kalo mahal banget kayaknya kamu harus sabar, aku perlu nabung dulu,"

Hening sejenak, Namjoon mengambil napasnya beberapa kali, dia harus dapat mengambil alih kembali kendali dirinya.

La Sensibilità ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang