Meski hanya satu yang answer my question di part sebelumnya (hiks sad..)
Aku putuskan flashback nya dulu aja sekarang, emosi Namjoonnya dipending dulu.
Ya ampun kasian deh itu temennya Namjoon yang babak belur, sabar dulu ya... Sabar, upaya penyelamatan nya dipending dulu, kamu harus kuat ya dipending seminggu lagi!
°°°
Cerita ini mengandung unsur-unsur kekerasan namun tidak bermaksud untuk memprovokasi. Pembaca diharapkan bijak dalam membaca. Jangan pernah meniru ataupun mencoba menerapkan kejadian-kejadian dan hal-hal buruk dalam cerita ini.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
~Flashback~
"Kim Namjoon, maju ke depan,"
Yang dipanggil namanya menuruti perintah tanpa ba-bi-bu.
"Kudengar kau katanya mau keluar?"
"Iya Ketua,"
"Kau tidak akan menyesali ini?"
"Iya,"
"Tatap mataku,"
Namjoon mengangkat pandangannya, menatap penuh yakin pada orang yang jabatannya lebih tinggi darinya itu.
"Baiklah, kau boleh pergi-,"
"Terima ka-,"
"Tapi kau tidak boleh berkelahi di luar sana apa pun alasannya,"
"Baik Ketua,"
"Pergilah!"
Sepeninggal Namjoon, pemuda bermarga Baek itu memanggil salah satu kepercayaan nya. Memberi sebuah tugas padanya.
"Kau tahu apa yang harus kau lakukan bukan Park?"
"Aku akan dengan senang hati melakukannya Hyeong, toh aku juga punya urusan dengannya," Ucapnya sembari menyeringai.
"Baguslah."
•••
Namjoon terus berlari sekuat tenaganya, masa bodoh dengan kelas les yang ia lewatkan, masa bodo dengan jam belajar yang sangat ia gemari, masa bodo dengan hukuman Tuan Kim padanya malam ini, masa bodo dengan semuanya! Temannya lebih penting! Sahabatnya!
Tap!
Namjoon berhenti tepat di hadapan gerombolan yang tawanya terhenti karena kehadiran dirinya.
"Kim Namjoon... Hah... Lama sekali kau ini," Jimin bangkit dari duduk santainya, menghampiri Namjoon yang membungkuk menumpu telapak tangan pada lututnya, sibuk meraup oksigen.
"Di man-," Namjoon menggelengkan kepalanya, "A-pa y-yang k-kau ingin-kan?" Namjoon menegakkan tubuhnya.
Jimin berlagak sombong, "Kita 1 lawan 1. Kalau aku menang kau boleh pergi dan urus teman sialanmu itu di rumah sakit,"
"Kalau aku menang?"
"Kalau kau menang?" Jimin membuka telapak tangannya, meminta sesuatu dari anak buahnya yang dengan sigap segera menyerahkan apa yang dia inginkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
La Sensibilità ✔
FanfictionAlexithymia, ketidakmampuan untuk mengenali dan menyampaikan emosi. Ada banyak faktor yang memungkinkannya, faktor keturunan, kecelakaan, atau bahkan trauma. ~~~~~~~ Rating: 16+ Genre : Fan Fiction, Drama, Bromance, Brothership Desclaimer: terdapat...