Part 3: Worsen_2

389 53 1
                                    

Cerita ini mengandung unsur-unsur kekerasan namun tidak bermaksud untuk memprovokasi. Pembaca diharapkan bijak dalam membaca. Jangan pernah meniru ataupun mencoba menerapkan kejadian-kejadian dan hal-hal buruk dalam cerita ini.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

"Hey Kim!"

Namjoon tentunya berhenti karena ia rasa tak ada orang lain di sana kecuali dirinya.

"Bodoh," Batinnya terkekeh meremehkan sebelum menendang keras tubuh yang  lebih jangkung darinya itu.

Orang yang ditendang tersungkur dan ketiga pemuda itu tertawa girang sembari menghampiri tubuh yang hampir terenggut kesadarannya itu.

Seringaian terpatri di wajah mereka masing-masing.

•••

Namjoon menggelengkan kepalanya keras, berharap pening yang tiba-tiba menyerangnya hilang sekejap.

Butuh sedetik kemudian untuknya menyadari lengan dan kakinya terikat.

"Sudah bangun?"

"Dia butuh penyegar Taehyung," Pemuda yang kulitnya paling putih menyeringai sembari menyerahkan seember air yang entah dia dapat dari mana.

Byurr!

Namjoon dapat merasakan rahangnya dicengkeram kuat, "Kenalin, nama gua Seokjin, dan lo harus tau itu, mendengarkan orang itu penting Kim," Namjoon ingat, Seokjin inilah yang tadi siang menggebrak mejanya.

"Lepaskan aku!" Namjoon mempertahankan wajah datarnya meski ringisan tak jarang lolos dari kedua bilah bibir itu.

Seokjin memberi kode pada yang termuda dari mereka berempat, Taehyung yang mengerti pun segera melakukan perintah tanpa suara itu. Dia melepaskan ikatan pada kedua tangan dan kaki Namjoon.

Namjoon bangkit, meregangkan tubuhnya.

Bugh!

Tinjuan itu tepat mengenai wajah Namjoon, dia hampir tersungkur jika tak ditahan Taehyung, Namjoon memberontak tapi tetap kalah karena tenaganya belum terkumpul sepenuhnya.

"Kau salah berucap Kim,"

Bugh!

"Harusnya, 'saya minta maaf', bodoh!"

Bugh!

"Aku ingin memukulnya juga Hyeong,"

Bugh!

Kini giliran manusia berkulit paling putih itu yang meninju Namjoon.

"Satu pukulan setiap kau salah berucap Kim,"

Bugh!

Namjoon hanya diam, dia butuh mengumpulkan energinya.

"Pukul berapa hahh- se-karang?"

Bugh!

"19.30, kenapa?!"

"Sial, aku terlambat pergi ke tempat les,"

Bugh!

Namjoon tersungkur setelah mendapat tinjuan kesekian itu, tubuhnya dibiarkan tersungkur begitu saja tanpa tumpuan Taehyung lagi. Tinjuan tadi kini berganti tendangan-tendangan dan injakan yang tak kalah kasarnya.

Dia diam karena dia harus menyisakan tenaganya. Dia tentu tahu betul hal apa yang menunggunya setelah ini.

•••

Namjoon memasuki rumahnya, langkahnya sedikit terseok-seok dengan lengan yang memegangi tubuhnya yang terasa remuk.

Dia langsung menaiki tangga dan memasuki kamarnya, langsung membersihkan dirinya di dalam kamar mandi.

Mengguyur tubuhnya dengan air yang dingin dan merebahkan tubuhnya sejenak setelah memakai pakaiannya santainya.

Tuk tuk tuk!

"Tuan Muda, Tuan Besar menunggu di ruangan kerjanya,"

Namjoon menghembuskan napasnya dengan mata yang tertutup.

Dia tahu hal yang akan dibicarakan orang tua itu.

•••
Bersambung?_?
•••

La Sensibilità ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang