Part 7

336 45 2
                                    

Cerita ini mengandung unsur-unsur kekerasan namun tidak bermaksud untuk memprovokasi. Pembaca diharapkan bijak dalam membaca. Jangan pernah meniru ataupun mencoba menerapkan kejadian-kejadian dan hal-hal buruk dalam cerita ini.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!


Namjoon tengah berjalan di koridor sekolah tanpa Jungkook yang biasa mengekorinya karena Si Jeon tadi terpergok tertidur di kelas, dia dihukum berlari 50 keliling lapangan sepak bola sekolah. Ketiga orang itu tiba-tiba menghadangnya.

"Ada urusan apa?" Namjoon merutuki mulutnya, kekesalan yang membuncah dan bergaul dengan Si Jeon membuatnya menjadi lebih banyak bicara dari pada sebelumnya.

Ketiganya bertukar pandang, "Kita bertiga bosen, kangen main sama lu," Kim Taehyung mewakili ketiganya.

Seokjin mencengkram kerah seragam Namjoon, membantingnya ke jajaran locker di samping kirinya.

Brakk!

Grepp!

Telapak tangan Seokjin berpindah pada leher Namjoon, membuat Namjoon kesusahan bernapas.

Kedua tangannya meremat telapak Seokjin, berusaha melepaskan dirinya dari si sunbae.

Grepp!

Tapi kedua tangannya malah dicengkram dan ditahan kuat oleh Yoongi dan Taehyung.

"Namjoon!" Namjoon berusaha menyadarkan dirinya.

"Tenang!" Ya, Namjoon sadar dia terlalu berontak tadi.

"Semakin kau panik, semakin cepat kau kehabisan napas," Namjoon mengatur dirinya untuk tenang, meski dirinya masih kesusahan bernapas.

Cukup lama tangan itu melingkar di leher Namjoon dengan tekanan kuat, "Wahh, dia sudah jinak nih?" Seokjin berucap mendapati Namjoon yang kembali tenang meski saluran pernapasannya masih terputus sejenak.

"Hahh sial, luka di leher susah ditutupi. Aku tahu betul alasan Abeoji tak pernah melukai anggota badan yang sekiranya akan terlihat dengan mudah,"

Telapak tangan Seokjin perlahan melonggar seiring naiknya salah satu sudut bibirnya itu, tangan Namjoon juga dilepaskan, Yoongi dan Taehyung juga menyeringai puas.

Namjoon terbatuk sesekali dan meraih kembali oksigen yang ia butuhkan untuk hidup, dengan begitu tenang.

"Kuy ah ke kelas, dah jinak nih dia, lain kali lagi kita mainnya," Seokjin pergi lebih dulu.

"Oh iya, kerjain tugas kita-kita ya, nih, udah gue simpen di flashdisk," Kim Taehyung, menyusul Seokjin setelah menyerahkan sebatang flashdisk berwarna hitam pada Namjoon.

"Deadline lo besok sore, kita-kita ada di tempat biasa," Yoongi menyusul kedua temannya

"Hahh bagus, tugasmu bertambah banyak Namjoon-ah,"

•••

Namjoon tengah anteng dengan bukunya, seperti biasa.

Dan ini masih pagi, bel masuk bahkan belum berbunyi tapi Seokjin bersama kawan-kawannya sudah akan mencari ribut. Ah, tidak, mereka hanya ingin bersenang-senang.

Brakk!!!

Seokjin menggebrak meja Namjoon.

"Cih, padahal kemarin bilang deadline-nya sore," Sebuah helaan tipis lolos dari belah bibir Namjoon sembari mengambil sebatang flashdisk dari kontak pensilnya, meletakkannya di dekat telapak tangan Seokjin yang masih menempel pada mejanya.

La Sensibilità ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang