◽37◽

313 24 0
                                    

Stuck in Fake Love © Group 3

LavenderWriters Project II

PART ◽37

Created by: TiaraAtika4

****

Seperti permintaan Regal yang akan menunggu Iriana di parkiran, kini Iriana tengah berjalan di koridor sekolah menuju parkiran, menemui Regal yang sepertinya sudah menunggu dirinya.

Dari jarak yang tidak terlalu jauh, Iriana bisa melihat kelas Regal yang tengah duduk di atas motornya sambil memainkan ponselnya.

Iriana berniat untuk memanggil Regal, namun niatnya langsung di urungkan saat dengan tiba-tibanya Cindi datang mendekat pada Regal

Iriana binggung harus berbuat apa, menemui Regal atau menunggu Cindi pergi terlebih dahulu.

Awalnya Iriana biasa saja saat Cindi menghampiri Regal, namun saat dengan santainya Cindi bergelanjut manja pada lengan Regal, tiba-tiba Iriana merasakan sesak di dadanya. Merasa tidak suka dengan kedekatan Cindi dan Regal yang terlihat semakin dekat.

Dan lihat, Regal seperti tidak risi saat Cindi bergelanjut manja pada lengannya.

Iriana membuang muka dengan helaan nafas yang terdengar getir, ia tak bisa melihat Cindi dan Regal semakin lama lagi, apalagi dadanya semakin terasa sesak, ia seperti kesulitan untuk bernafas.

Dengan kepala menunduk, Iriana berjalan begitu saja melewati Cindi dan Regal yang tengah mengobrol.

Niatnya yang akan pulang bersama Regal menjadi tidak jadi, Iriana lebih baik naik taksi dari pada harus lebih lama menyaksikan Regal dan Cindi yang terlihat hanyut dalam dunianya.

"Baru juga tempo lalu balikan, tapi kenapa kaya main-main? Apa Kak Regal gak serius sama ucapannya?" gumam Iriana entah pada siapa, ke dua kakinya terus melangkah tanpa arah, isi kepalanya terlalu banyak pertanyaan hingga tak memperdulikan kemana kakinya melangkah.

"Yaelah! Kasian banget sih jadi gua, di bikin terbang tapi di jatuhin pula," ucap Iriana dengan wajah yang berubah sedih.

Iriana ingin menangis, ia takut jika Regal hanya main-main padanya, Ia takut jika Regal tidak serius padanya.

Ketika Iriana tengah di hantui dengan kemungkinan-kemungkinan yang entah akan terjadi atau tidak, tiba-tiba ponselnya berdering.

Iriana menatap layar ponsel yang sedari tadi ia genggam erat, di sana ama Regal tertera.

Iriana menghela nafas, berusaha menenagkan dirinya agar terlihat baik-baik saja. Kemudian mengeser kotak hijau dan menempelkan ponseknya pad telinganya.

"Hallo, Kak?" sapa Irian.

"Lo dimana?" tanya Regal, ke dua matanya tak lepas memperhatikan satu persatu siswi yang melewatinya.

"Pinggir jalan, lumayan jauh dari sekolahan," kata Iriana yang baru tersadar jika ia lumayan jauh berjalan.

"Nana! Lo bikin gua nunggu, kenapa lo pulang duluan? Gua kan udah bilang kalo gua nunggu lo di parkiran," nada suara Regal terdengar sedikit kesal.

[3]Love Always Wins✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang