3

313 27 197
                                    

1 minggu sudah dilalui Rizky sejak permohonan Salman untuk menikahi putrinya. Rizky masih belum memiliki keberanian untuk mengambil keputusan. Meski selama 1 minggu itu Rizky selalu melihat tatapan penuh harap Salman, bahkan beberapa kali Salman tak segan menanyakan keputusan Rizky.

Rizky sudah mengantongi saran dari neneknya yang sudah pasti sangat mendukung permintaan Salman. Rekha tahu benar siapa Salman dan Devi, mendiang istri pertama Salman atau ibu kandung Dinda. Sudah tak ada keraguan lagi bagi Rekha menerima Dinda sebagai cucu menantunya, mengingat budi baik Salman dan Devi yang selalu bersikap santun padanya. Devi juga teman kuliah Mubarak, putra Rekha atau ayah Rizky, jadi Rekha pun mengenal baik sosok mendiang istri pertama Salman itu. Rekha juga mengakui Kharisma, istri kedua Salman tak kalah istimewa dari Devi, membuatnya semakin yakin jika Dinda lah yang terbaik untuk cucunya.

"Rizky!" teguran Salman selalu membuat Rizky terbebani.

"Iya, Pak," jawab Rizky. Saat ini keduanya berada di salah satu koridor kantor, entah dari mana dan mau ke mana mereka hingga bertemu disana.

"Apa aku belum bisa mendapat jawabanmu?" tanya Salman tanpa basa basi.

Rizky menghela nafas beratnya. "Sebenarnya saya tidak yakin, tapi saya juga tidak bisa menolaknya. Saya menghargai kepercayaan yang Bapak berikan pada saya," jawab Rizky dengan sopan.

"Percayalah, Ky kau pasti bisa mencintai putriku dan membuat putriku mencintaimu. Putriku bukan gadis yang buruk rupa!" ucap Salman.

"Saya tidak memikirkan hal itu!" tekan Rizky yang merasa tidak enak atas ucapan Salman.

"Aku tahu kau bukan orang yang memiliki fikiran picik." Salman menyentuh bahu Rizky. "Aku tidak sedang mengajukan sebuah kompromi, Ky. Aku hanya mempercayakan kebaikan putriku padamu. Jika kau mau menerima putriku, maka kau juga harus menganggap pernikahan ini bukan sebuah kompromi," ucap Salman.

Rizky merenungi sesaat ucapan Salman. "Saya tidak berjanji pernikahan ini akan berhasil, tapi saya berjanji akan berusaha mempertahankan pernikahan ini!" ucap Rizky yang berarti dia menerima permintaan Salman.

"Terima kasih, Ky ... terima kasih!" Spontan Salman memeluk Rizky, menepuk punggung lebar Rizky penuh rasa haru. "Aku percaya kau akan menjaga putriku!" ucap Salman, setelah melepas pelukannya.

Keduanya berpisah dengan perasaan masing-masing. Salman dengan kebahagiaannya, dan Rizky dengan keraguannya akan pernikahannya dengan Dinda.

Langkah Rizky terhenti karena tubuh semampai Kirana menghadangnya. "Aku mendengar semuanya, Ky. Bisa jelaskan padaku?" tuntut Kirana.

"Apa?" tanya Rizky.

"Pembicaraanmu dengan Pak Salman!" saut Kirana. Rizky menatap Kirana dengan tatapan terkejutnya.

"Kau mendengarnya?" Rizky seperti orang bingung bertanya, Kirana pun mengangguk sebagai jawabannya.

Rizky mengajak Kirana ke tempat yang lebih sepi, lalu menceritakan semua permintaan Salman yang telah ia setujui pada Kirana yang dianggapnya teman baik. Kirana merasa hancur mendengarnya. Ya—sudah lama Kirana memendam rasanya untuk Rizky yang menurutnya sosok seorang suami idaman. Namun saat ini Kirana harus menyembunyikan kehancuran hatinya.

"Ka ... kau yakin dengan keputusanmu, Ky?" Suara Kirana sudah terdengar berat, namun Rizky tak mengerti kehancuran yang tengah dirasakan Kirana.

"Aku tidak tahu, Ran, aku bingung! Nenek selalu memintaku untuk segera menikah, dan saat aku menceritakan permintaan Pak Salman nenek sangat bahagia. Nenek mengenal baik Pak Salman, dia yakin putrinya pun sebaik Pak Salman. Dan Pak Salman, astaga ... beliau sangat mengharapkan  pernikahan ini, aku merasa telalu congkak jika menolaknya!" celoteh Rizky penuh rasa frustasi.

Risalah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang