Part 24

417 28 130
                                    

3 hari berlalu begitu cepat bagi Dinda,menikmati hidup sebagai istri Rizky yang selalu sabar menghadapinya.Setelah semalam ia dibuat bahagia karena kencan malam minggu sederhana yang diberikan Rizky ,yaitu duduk santai berdua di teras menikmati cahaya rembulan.Sembari mendengarkan rayuan Rizky,yang selalu berhasil mencetak tawa dan rona malu di wajah Dinda.

Kini menjelang pagi,seperti hari-hari sebelumnya,dia sudah merasakan bisikan lembut di telinganya."Bangun Din,sebentar lagi adzan subuh!"bisik Rizky sembari mengendus telinga Dinda,tubuhnya sudah merapat ke punggung Dinda mendekap tubuh mungil Dinda.

Mata Dinda terasa berat untuk terbuka,namun bulu romannya tak tahan untuk berdiri karena ulah Rizky,yang mulai mendaratkan kecupan-kecupan di bawah telinganya hingga ke tengkuknya"Jangan menggangguku Ky,aku masih mengantuk!"keluh Dinda

Tentu Rizky masih butuh perjuangan ekstra untuk mengajak Dinda beribadah.Rizky tak bersuara namun tangannya menyelinap di balik kaos longgar Dinda,merabai gundukan kenyal milik Dinda"Ahh...Rizky!"Dinda menggeliat kesal,namun juga terpancing gairah,iapun sudah memutar tubuhnya menghadap Rizky dan memeluk tubuh Rizky,sembari menyusupkan kepalanya di leher Rizky.

Rizky tersenyum,karena sekarang dia tahu cara manjur membangunkan istrinya.Rizky kembali beraksi tangannya yang sudah berpindah ke punggung Dinda,bergerilya disana,perlahan turun ke bawah dan meremas satu bongkahan b*kong Dinda.Dinda tak akan bisa melanjutkan tidurnya,dia sudah bergerak gelisah merapatkan tubuhnya pada tubuh Rizky.

Rizky merunduk,jemarinya mengangkat dagu Dinda lalu menyatukan bibir mereka,seolah tak peduli Dinda belum menggosok giginya,sedangkan dirinya sudah cuci muka sekaligus gosok gigi sejak pukul 2.45 dini hari.

Dinda semakin larut akan gelombang gairah yang diciptakan Rizky,Dindapun tak segan membalas sentuhan Rizky.Bibir saling memagut, tangan saling membelai, hingga penyatuanpun terjadi.

Dinda terengah di atas tubuh Rizky,tubuh keduanya lembab oleh keringat.

Tok____tok____tok____"Dinda...Rizky kalian sudah bangun!"panggil Rekha

Dinda mengangkat tubuhnya menatap wajah Rizky,lalu dengan kesal memukul dada Rizky"Kau sih menggodaku!"gerutu Dinda

"Tapi kau suka kan?"saut Rizky dengan senyum lebarnya,keduanya tak peduli jika Rekha sudah menungģu mereka.Pandangan penuh cinta saling menjerat,Rizky menyelipkan juntaian rambut Dinda yang menghalangi pandangannya untuk menikmati wajah cantik sang istri.Dindapun nampak tenggelam pada perhatian Rizky.

"Rizky...Dinda...cepat bangun,kalian ke masjid tidak?"panggil Rekha lagi,kini Rekha sudah tidak berani asal masuk kamar Rizky dan Dinda

"Iya Nek,nenek duluan saja sama Ayya,kami akan menyusul!"teriak Rizky susah payah karena Dinda masih betah berada di atasnya.

Rekhapun meninggalkan kamar Rizky dan segera mengajak Ayya pergi ke masjid,ya...sekarang Ayya juga ikut pergi ke masjid menemani Rekha,Rizky,dan Dinda yang akhirnya juga melunak untuk mengikuti kebiasaan Rizky dan Rekha yang selalu berusaha memperkuat iman mereka.

"Cepat turun,kita harus mandi!"ucap Rizky menepuk pelan p*ntat Dinda,Dindapun dengan malas turun dari tubuh Rizky dan juga segera turun dari ranjang,lalu melangkah menuju kamar mandi,mengabaikan ket*lanjangannya.

Rizky menyusul langkah Dinda,bahkan dia masih jahil menggapai tubuh polos istrinya,dan melanjutkan langkahnya sembari merengkuh tubuh mungil yang menjadi candunya itu,sesekali ia mendaratkan kecupan di atas puncak kepala Dinda.

Keduanya mandi junub dengan cepat namun dipastikan sesuai syariat.Setelahnya mereka sama-sama bersiap untuk pergi ke masjid."sudah siap?"tanya Rizky melirik Dinda yang sudah mengenakan mukena bagian atasnya,mukena yang menjadi mahar Rizky saat meminang Dinda.Rizky selalu merasakan sebuah kebahagian yang tak dapat ia gambarkan,setiap melihat Dinda dalam keadaan seperti ini.

Risalah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang