Extra part 1a

303 24 131
                                    

Sebelum meninggalkan Lapas,Nadya dan yang lainnya menuju sel tahanan Indra.Kuasa Salman tentu yang membuat mereka diizinkan memasuki bagian terlarang bagi umum itu.

Dinda dan Nadya nampak berdiri nyalang menatap sosok licik dengan wajah penuh memar yang kini mendekap jeruji sel tahanan.Sepertinya pria licik itu tengah menyusun rencana untuk membebaskan diri.

Nadya berjongkok mensejajarkan wajahnya dengan wajah Indra,namun posisinya cukup aman dari jangkauan Indra.Seketika Indra menoleh menyadari kehadiran Nadya.

"Menyusun rencana untuk kabur,Hem..!"selorohnya,seketika Indra mengeraskan rahangnya,tangannya mencengkeram kuat jeruji besi.Dinda masih memperhatikan aksi adik sambungnya,dan mengumpulkan makiannya untuk dimuntahkan pada Indra.

"Jangan mimpi bisa kabur dari sini!"tukas Nadya,tampak seperti wanita kejam dengan tatapan tajamnya menatap nyalang mata Indra yang nampak penuh emosi

"Kau bahkan sangat beruntung masih bernafas,setelah kelakuan b*jatmu pada kakakku!"imbuh Nadya tampak tak puas akan apa yang dialami Indra

"Kau jangan munafik Nad,kau membencinya!"tukas Indra

Nadya mendongak menatap wajah murka sang kakak"Kakakku sayang,beritahu pria br*ngsek ini seberapa besar rasa sayangku padamu!"seolah tak pernah ada kebencian pada Dinda,karena sejujurnya sejak dulu dia sangat meyayangi Dinda.

Sama seperti Kharisma,Nadyapun dulu sangat mengharap simpati Dinda.Sebelum dia beranjak remaja dan tahu apa itu memberontak,dia sering kali memancing interaksi dengan Dinda,seperti mengajak Dinda bermain bersama.Dulu saat tahu ibunya akan menikahi Salman,yang akan membuatnya memiliki ayah baru beserta seorang kakak perempuan, Nadya kecil sangat bahagia.Bahkan penolakan pertama Dinda di hari pertama Nadya dan ibunya menginjakkan kaki di rumah Salman,Nadya tak mengambil hati sikap sarkas Dinda.Namun seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia,Nadya mulai jengah dengan sikap Dinda,dan yang membuatnya semakin tak bisa mengendalikan pemberontakannya adalah pria licik dihadapannya itu,yang dulu begitu gencar meracuni fikiran Nadya.

Dinda menatap tajam wajah bengis Indra,dan menjawab ucapan Nadya yang ditujukan untuk Indra"Sebesar ambisimu untuk memilikiku!"jawab Dinda,mengingatkan Indra pada ambisi Indra yang begitu besar, hingga berakhir di jeruju besi ini.

"B*engsek kalian!"Indra mulai geram,ia menggoyang kasar jeruji besi yang mengurungnya,untuk menghabisi 2 wanita yang kini sangat dibencinya,meski ia tak akan sanggup membobol sel tahanan itu.

"Jangan mengumpat Ndra,kau sudah kalah!"tukas Dinda menatap tajam mata Indra.Bugh___tanpa diduga Dinda mengayunkan pukulan tangan mungilnya ke wajah Indra.Pukulan tangan mungil itu cukup membuat Indra menutup matanya karena terasa nyeri akibat pukulan Dinda,dan mungkin saja karena memar di sekitar area itu.

"Itu untuk Zayn!"celetuk Dinda,membalaskan dendam Zayn.Tak puas sampai disitu,tanpa takut Dinda merenggut pakaian tahanan Indra,menariknya hingga tubuh Indra menekan jeruji sel tahanan"Kau tahu,aku bahkan ingin membunuhmu saat ini!.Aku bersumpah kau tak akan pernah lagi menghirup udara segar di luar penjara ini.Kau akan mati membusuk di penjara ini!"amarah Dinda benar-benar terkumpul,atas keb*jatan Indra yang hampir menjadikannya korban keb*jatan pria-pria psyco,dan telah membuat Zayn tak sadarkan diri hingga kini.

Melihat amarah istrinya yang menggebu,Rizky mendekati Dinda menariknya untuk menjauhi Indra.Dia tak mau kebencian menguasai hati istrinya.

"Kau dengar sumpah kakakku.Aku yakin Tuhan akan mendengar sumpah itu!.Dan kau layak membusuk di penjara,cuih....!"Nadya kembali menghinakan Indra lengkap dengan salivanya yang menyembur ke wajah Indra,yang semakin murka.

"B*engsek kalian...b*engsek!,dasar wanita s*alan,p*lacur,mati saja kalian......!"Indra begitu murka atas ulah kakak beradik yang menjauhinya tanpa peduli amukannya,yang terlampiaskan pada jeruji besi yang sama sekali enggan bersahabat dengannya,tetap tegar mengurung tubuh dan jiwa terkutuknya.Teman-teman 1 selnya tampak memicing tak suka akan keributan yang dibuat Indra.

Risalah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang