6

340 26 236
                                    

Malampun tiba,untuk pertama kalinya Dinda berada dirumahnya sejak tahun-tahun kebersamaannya dengan Zayn dimulai.Tadi,begitu teringat Zayn,dia mencoba menghubungi Zayn yang ternyata sedang tidak enak badan.Dinda sempat mendengar ocehan Sheva,yang memakinya karena tidak becus menjadi kekasih Zayn,membiarkan Zayn menjadi pecandu alkohol.Dinda mana peduli dengan ocehan Sheva yang tak jauh beda dengan Salman yang selalu menuduh Zayn membawa pengaruh buruk untuknya.

Dinda nampak bosan mengutak atik handphonenya yang tidak memiliki jejaring sosial media untuk bersosialisai dengan banyak orang selain mbah gogle.Ada beberapa aplikasi permainan yang sudah bosan dimainkannya.Remote telivisi di kamarnyapun sudah menjadi korban kebosanan Dinda,yang kini tergeletak di bagian bawah ranjangnya,tepat disamping mata kaki kiri Dinda.Dinda melirik Rizky,yang duduk di kursi meja riasnya dengan laptop menumpang dimeja.Entah apa yang tengah dikerjakan Rizky hingga terlihat serius dengan kerutan di dahinya?.

Keduanya masih tak begitu akrab,makanya mereka melakukan aktifitas masing-masing,Rizky bersyukur Dinda bersedia meminjamkan laptopnya untuk Rizky membuka emailnya yang berisi beberapa data pekerjaannya.Hingga pintu kamar diketuk seseorang.Rizky dan Dinda saling tatap,hingga kemudian Dinda mengalihkan tatapan ke handphonenya.Rizkypun bangkit untuk membuka pintu.

"Mami!"sapa Rizky,terdengar kaku ditelinga Kharisma,namun dia tersenyum bahagia,sembari berandai-andai Dindalah yang memanggilnya seperti itu.

"Makan malam sudah siap,kalian makan di ruang makan atau di kamar?"tanya Kharisma dengan lembut

"Kami akan segera turun Mi,makan malam bersama keluarga pasti membuat makanan terasa lebih nikmat!"ucap Rizky yang tak pernah tahu kebiasaan Dinda,Kharisma tercenung mendengar tutur kata lembut Rizky yang penuh sopan.Semoga saja Dinda bersedia duduk 1 ruangan bersama keluarganya malam ini,harap Kharisma.

"Baiklah,kami tunggu kalian ya!"saut Kharisma

"Iya Mi!"jawab Rizky

Setelah kepergian Kharisma,Rizky menghampiri Dinda.Berdiri menjulang di samping ranjang"Makan malam sudah siap,ayo kita turun!"ajak Rizky,membuat Dinda mendongak menatap nyalang wajah polos Rizky

"Ada apa?,aku hanya mengajakmu makan malam.Apa ada yang salah?"tanyanya tanpa dosa,membuat Dinda mendengus jengah,lalu mengalihkan kembali pandangannya ke benda pipih yang ada di tangannya

"Kalau kau lapar,turun saja sana.Aku tidak lapar!"ucap Dinda acuh

"Bagaimana kau tidak lapar?,sejak pagi aku tidak melihatmu makan!"saut Rizky

"Memangnya aku harus laporan padamu jika aku makan!"tukas Dinda

"Memang tidak harus,tapi aku benar-benar tidak melihatmu makan!"saut Rizky tak menyerah

"Kau ini berisik sekali,keluar dari kamarku dan bergabunglah dengan orang-orang s*alan itu untuk mengatasi cacing-cacing di perutmu!"cerca Dinda meledak-ledak,Rizky terkejut mendengar nada tinggi Dinda yang lebih tinggi dari tadi sore saat Dinda menghardiknya.

"Baiklah...aku akan turun lebih dulu.Segeralah menyusul!"akhirnya Rizky mengalah

"Jangan mimpi!"gumam Dinda yang terkesan menukas

Rizky mengalah,dia keluar dari kamar Dinda dan menuju ruang makan.Rizky tersenyum pada seluruh keluarga barunya yang menyambutnya dengan senyuman.

"Duduk disana Ky!"Kharisma menunjuk kursi kosong di hadapannya,yang terletak di samping Salman,dan ada 2kursi kosong disana yang diyakini Rizky 1nya untuk Dinda.kursi di sebelah Kharisma, diduduki Iqbal,dan sebelahnya lagi yang berhadapan dengan kursi Salman diduduki Nadya.

Rizky melangkah ringan mendekati kursi sebelah Salman,lalu duduk disana.Kharisma membantu mengambilkan nasi untuk Rizky.

"Dinda mana,Ky?"tanya Salman,astaga...Kharisma merasa bersalah melupakan Dinda saking asyiknya memperlakukan Rizky dengan ramah,tangannya yang menciduk nasi terhenti,matanya melirik Rizky yang akan menjawab pertanyaan Salman.

Risalah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang