Part 25

410 25 322
                                    

Di atas ranjang ruang inap rumah sakit dengan aroma obat yang sangat menusuk penciumannya dan nuansa putih yang sangat membosankan,Zayn masih belum bisa turun dari ranjangnya.Kakinya mengalami cidera cukup parah ternyata,meski saat kecelakaan terjadi hingga berhasil membawa Kirana ke rumah sakit tepat waktu tak ia rasakan sakitnya.Ada luka gores yang cukup panjang dan dalam di tungkai kakinya yang bertato harimau itu.Dan selama 3hari inilah Zayn baru bisa merasakan nyerinya, hingga sulit untuk digerakkan.

Setiap hari Zayn hanya bisa meratapi kisah cintanya dengan Dinda.Ketidakhadiran Dinda untuk menjenguknya,beberapa foto kedekatan Rizky dan Dinda yang ditunjukkan Zheva 3hari yang lalu,dan juga kalimat-kalimat provokatif Zheva untuk membenci Zayn benar-benar membuatnya kecewa pada Dinda.Bahkan bibit-bibit kebencian mulai tumbuh dihatinya bersama dengan luka yang semakin memborok.

"Kenapa kau tega melakukan ini padaku Din?,apa salahku?,apa yang tidak aku lakukan dan kuberikan untukmu, Din?,bahkan jika kau meminta nyawaku pasti akan kuberikan!"lirih Zayn meratapi kekejaman Dinda

Zayn lupa salahnya sendiri yang menenggelamkan diri terlalu dalam pada cinta Dinda,yang jelas-jelas ada sang takdir yang lebih berhak atas hati Dinda.Andai Zayn menyadari lebih awal,bagaimana sang takdir akan menjerat Dinda masuk ke dalam kepribadian Rizky,hingga membuatnya berpaling dari semua kebaikan Zayn,tentu Zayn tidak akan sehancur ini.

Begitulah 3hari Zayn berlalu dengan kelam,meski setiap pagi Zayn masih memiliki warna dan bisa nenyunggingkan senyumnya karena selembar kertas berisi rangkaian kata dari Kirana yang dititipkan melalui petugas pengantar makanan di rumah sakit itu.

"Hai jagoan,apa kau sudah bisa mengunjungiku?,aku belum bisa datang ke ruanganmu tanpa kursi roda!"begitulah kalimat yang selalu berhasil membuat Zayn tersenyum setiap pagi

Zaynpun akan memberikan balasan"Maafkan aku tuan putri,akupun belum bisa berjalan ke ruanganmu!.Secepatnya aku akan segera mengunjungimu,tapi aku berharap kau sudah baik sebelum aku sempat mengunjungimu!"setiap mengirim balasan itu Zayn selalu merasa dirinya seperti sedang berkomunikasi dengan Dinda memberikan segala kelembutannya.

Teringat Kirana Zaynpun menyeka air matanya,dan mencoba menggerakkan kakinya.Tak bermaksud menjadikan Kirana pelariannya tapi Zayn butuh seseorang untuk melupakan Dinda.Ia bisa mati perlahan jika terus menenggelamkan diri pada kisahnya dan Dinda.

"Argh!!!"Zayn merintih karena kakinya terasa nyeri,Zoyapun menoleh ke arah putranya yang sudah duduk dengan 1 kaki menggantung dan 1nya lagi masih di atas ranjang

"Kau mau kemana Zayn?"tanya Zoya

"Aku mau belajar berjalan Mom!"ucap Zayn

"Jangan terburu-buru!,kau masih butuh istirahat!"ucap Zoya

"Aku bosan tidur terus,Mom!"keluh Zayn

"Biar Mommy ambilkan kursi roda!"saut Zoya hendak beranjak pergi

"Tidak perlu,Mom!"tolak Zayn"Menjijikkan sekali aku duduk di kursi roda!"gerutunya benci dengan kelemahannya"Aku akan mencobanya lagi!"lanjutnya keras kepala

Perlahan Zayn menggeser kaki kirinya agar bisa ia turunkan dari ranjang,dengan sesekali merintih karena rasa nyeri yang teramat.Hingga ia berhasil menggantungkannya sejajar dengan kaki kanannya,Zayn mengatur nafasnya sesaat menetralkan rasa nyeri yang masih menyerangnya.Namun suara pintu dibuka dan seruan yang tak asing mengejutkannya.

"Zayn!"suara nan lembut milik Kirana terdengar di ruangan itu,Zayn segera menatap pemilik suara yang saat ini berdiri cantik dengan setelan blouse berwarna kuning dan rok hitam sepanjang lututnya.Kirana nampak memegangi lengan Rahul sebagai tumpuannya.Perban masih melingkar di kepalanya,dan wajah cantik itu masih pucat tanpa riasan,namun memang terlihat lebih baik dari saat pertama Zayn melihatnya.

Risalah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang