5

347 25 281
                                    

Pukul 12 malam tepat Dinda tiba di rumahnya,mengabaikan titah Salman yang memintanya pulang tidak lebih dari pukul 5 sore.Andai Kharisma tidak membujuk Salman sore tadi,maka sudah dipastikan Salman akan mengerahkam anak buahnya untuk mencari Dinda,dan dia sendiri yang akan menyeret putrinya pulang.

Dinda menggebrak kasar pintu kamar Salman dan Kharisma begitu tiba di rumahnya,tak peduli jika sepasang manusia di dalam sana tengah berbagi kehangatan lewat pelukan,sembari mengistirahatkan tubuh lelah mereka setelah seharian mengurus persiapan pernikahan sederhana Dinda dan Rizky pagi nanti.

Brak____brak___brak___gebrakan Dinda sungguh mengusik telinga Salman dan Kharisma,keduanya bangkit menuju pintu kamar.

Ceklek___Salman membuka pintu,lalu mendapati putrinya berdiri disana dengan ekspresi penuh kebenciannya seperti biasa.Salman dapat menghirup aroma nikotin dan alkohol dari tubuh Dinda,yang sudah diyakini Salman putrinya baru kembali dari diskotik.

"Aku punya syarat untuk pernikahanku besok!"ucap Dinda,dengan aroma alkohol menguar dari mulutnya,namun gerak tubuh Dinda tak menunjukkan tanda-tanda dia sedang mabuk

"Apa?"tanya Salman

"Aku mau setelah pernikahan itu terjadi,Papi alihkan semua hak Mami atas namaku!"ucap Dinda

"Din,tenang saja semua milikmu.Tante dan Nadya tidak akan meminta sepeserpun!"Kharisma tergerak untuk menyaut

"Aku tidak berbicara denganmu!"tukas Dinda,membuat Kharisma belingsitan

"Dasar tidak tahu sopan santun,masuk ke kamarmu dan istirahat,tidak perlu meminta yang aneh-aneh!"maki Salman

"Mas,pelankan suaramu!"pinta Kharisma

"Pernikahan ini tidak akan terjadi jika Papi tidak menuruti syarat dariku.Papi itu pengkhianat....!"kalimat("jadi aku tidak akan mau tertipu lagi)"hanya menggantung di tenggorokan Dinda,karena Salman sudah memangkasnya

"Diam Din!"potong Salman"cukup sudah kau membangkang,sekarang saatnya kau menuruti Papi tanpa syarat apapun!"ucap Salman

"Kalau begitu besok aku tidak akan menikahi pria s*alan itu!"ucap Dinda tanpa dosa

"Kau...!"Salman begitu emosi melihat tingkah Dinda,tangannya mengepal sempurna menahan ledakan emosinya

"Aku apa Pi?"tantang Dinda

Salman enggan menyaut, namun tangannya sudah terangkat untuk menampar Dinda.

"Mas...cukup!"Kharisma menahan tangan Salman,dan mencoba menasehati"turuti saja apa mau Dinda mas,itu haknya!"ucap Kharisma

"Kali ini aku setuju dengannya!"Dinda berucap tanpa sopan dengan gerakan dagu menunjuk Kharisma

"Dengar,Papi tidak akan pernah tertipu dengan kelicikanmu!"geram Salman

"Siapa yang licik Pi?,katakan...aku yang licik karena menuntut hakku,atau Papi yang licik karena memanfaatkan hakku untuk memerangkapku dengan pernikahan s*alan ini, katakan Pi...katakan...!!!"meledaklah amarah Dinda,direnggutnya piayama sang ayah bagian dada seolah mengutarakan betapa dia membenci ayahnya

"Mas...Dinda benar,aku mohon mengalahlah!"Kharisma menggelayuti lengan kanan Salman,sembari memohon kerendahan hati Salman.

"Baik,hak Mamimu akan Papi berikan atas namamu,tapi....!"Dinda memicing menunggu lanjutan ucapan Salman"Nanti setelah kau memiliki anak,dan Papi akan mengatas namakan anakmu!"ucap Salman,membuat Dinda semakin berapi-api

"Anak apa Pi?,apa menurut Papi aku akan mengizinkan pria itu menyentuhku...TIDAK Pi...TIDAAAKK!!!"Dinda menghempaskan cengkeramannya di piama Salman diakhir ucapannya

Risalah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang