part28

274 30 325
                                    

2 minggu berlalu dengan sangat lama bagi Dinda,menanti pertemuannya dengan Zayn.Namun atas dukungan sang suami,dia terus datang ke kampus.Dan berpindah menjadi salah satu mahasiswi di kelas Zayn,meski dia hanya sekedar duduk menatap pintu.

Jefri dan Arbani sudah menyampaikan hal itu pada Zayn, berikut dengan informasi tentang Rizky yang setia mengantar Dinda setiap pagi,dan adegan romantis sesaat sepasang suami istri itu.Sehingga perlahan hati Zayn mulai terbiasa dan tidak berontak untuk kembali memperjuangkan Dinda.

Kaki Zayn sudah membaik,meski meninggalkan bekas luka yang seolah membelah tubuh harimau yang terukir di kakinya.Kini ia sudah bisa berjalan dengan baik.Iapun memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya.Selama ini Zayn bersungguh-sungguh dalam menempuh ilmu,meski ia kerap kali membuat keonaran di kampus, terutama mengacaukan mata kuliah yang sedang berlangsung di kelas Dinda.

Cukup sudah masa berkabungnya ia harus kembali bangkit.Kisahnya dengan Dinda memang sudah berakhir namun hidupnya masih berjalan.Jika Dinda tidak lagi menjadi alasan untuknya menyambut hari,setidaknya cita-citanya untuk menjadi seorang seniman bisa ia jadikan alasan untuk menyambut hari.

Zayn melangkah tenang menyusuri salah satu koridor kampus,namun hatinya tak setenang ekspresinya.Rupanya ia tak setangguh niatannya,hatinya berdebar kuat karena rasa khawatir jika bertemu Dinda.Sesuai laporan teman-temannya Dinda masih menunggu kehadirannya.Apa yang akan ia katakan jika pertemuan itu terjadi?,Zayn kembali ragu pada dirinya sendiri yang pasti akan kesulitan berhadapan dengan Dinda.

Dia tidak mungkin berpura-pura membenci Dinda saat ia tahu mantan kekasihnya itu tidak sepenuhnya bersalah.Ah....rasanya masih berat menerima fakta Dinda bukan kekasih hatinya lagi.Seiring langkahnya yang terayun,fikiran Zayn berkecamuk membayangkan segala kemungkinan.

Sedangkan dari koridor yang jauh di depan Zayn,Dindapun nampak melangkah dengan harapannya yang semakin mengecil.Sesekali Dinda memijit pelipisnya yang terasa pening,sudah 3 hari ini Dinda merasa kurang enak badan.Hampir setiap pagi ia merasakan mual,namun anehnya rasa mual itu tidak berlangsung lama,hanya saja rasa pening kerap kali ia rasakan.

Kedua insan yang pernah terjalin dalam ikatan asmara itu,tak menyadari jika orang yang mereka fikirkan tengah berjalan ke arah masing-masing,hingga sebuah persimpangan mempertemukan keduanya.Pasang mata keduanyapun saling bertemu ,ada sejuta rasa berkecamuk dibenak keduanya.

Tak lama kemudian Zayn lebih dulu mengambil sikap,ia tak sanggup berhadapan dengan Dinda,ia berbalik meninggalkan Dinda yang mulai mengejar langkahnya,sembari memanggilnya.

"Zayn...tunggu!!!"suara Dinda,begitu mengusik hati Zayn yang mulai menggeliat tak tenang.

"Zayn,kita harus bicara!"seru Dinda,si keras kepala mantan kekasihnya itu tak akan mudah menyerah,fikir Zayn.
Dinda nampak kesulitan menyusul langkahnya yang lebar-lebar.

"Zayn,aku mohon beri aku kesempatan!"Dinda terus menyerukan panggilannya

"Tidak Zayn...jangan berhenti,lanjutkan langkahmu!"hati kecil Zayn mengingatkan Zayn

"Zayn...tunggu Zayn...!"Dinda sudah berlari kecil menyusul langkah Zayn yang lebar-lebar itu.

Happp____Dinda berhasil menangkap tangan Zayn,langkah Zaynpun terhenti dan menoleh ke arah Dinda"Kita harus bicara!"ucap Dinda,Zayn menatap mata sendu Dinda.Mata yang selalu menyedotnya dalam pusaran cinta yang menyesakkan.Ingin Zayn memeluk tubuh mungil itu,dan menyandarkan kepalanya di bahu wanita yang masih menguasai hatinya itu.Menghirup aroma wangi tubuh Dinda,dan mengecup bibir ranum Dinda.

Namun tekad Zayn untuk tak berhubungan dengan Dinda kembali menegur Zayn,di tariknya tangannya dari genggaman Dinda"Tidak ada yang perlu kita bicarakan!"tekan Zayn,lalu melanjutkan langkahnya

Risalah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang