Part 26

324 25 195
                                    

Karena Dinda tak tahu harus kemana, iapun berakhir di kantor ayahnya.Sang security dan sang reseptionist kantor sudah mengingat wajah putri atasannya itu.Merekapun menyambut dan mempersilahkan Dinda dengan sopan.

Kali ini Dinda tidak menuju ruangan ayahnya melainkan menuju ruangan suaminya.Sang petugas administrasi di ruang pemasaran sudah mendapat informasi dari reseptionist perusahaan,iapun menunjukkan pada Dinda letak kubikel Rizky.

Dinda memperhatikan 3 pria tampan dengan pesona masing-masing di kubikel itu.Varun yang terlihat manis seperi artis india,Louis yang terlihat cool dengan wajah bulenya,tentunya sang suami yang terlihat paling bersinar dimatanya dengan wajah teduhnya khas pria timur tengah.Ketiga pria itu nampak fokus dengan pekerjaan masing-masing,Dinda sempat melihat Louis yang menggeser kursinya menuju sebuah laci mengambil berkas dan kembali ke mejanya,Varun yang sesekali membalik kertas di atas stopmap yang menumpang di atas mejanya,Rizky yang nampak menopang dagu dengan pandangan lurus ke laptop.

"Ekhem...ekhem...!"Dinda berdehem dramatis,membuat ketiga pria itu melempar pandangan ke arah Dinda yang menumpangkan kedua tangannya di atas sekat kubikel di samping posisi meja Rizky.

"Dinda!"seru Rizky,kaget melihat kemunculan sang istri,bahkan ia bangkit dari duduknya.Varun dan Louis ikut bangkit dari duduknya tahu yang datang adalah istri Rizky putri pemilik perusahaan.

"Selamat pagi menjelang siang Mbak!"sapa Louis,membungkukkan sedikit badannya lalu melempar senyumnya diikuti Varun.

"Hmm....!"jawab Dinda dengan wajah angkuhnya,Rizky merasa tak enak pada kedua temannya atas sikap Dinda

"Kau bisa tersenyum kan!"lirih Rizky

"Kenapa,kau merindukan senyumku ya?"goda Dinda,Rizky menunjukkan ekspresi kagetnya,dan kedua temanya sudah terkekeh melihat ekspresi Rizky.

"Kau mencari Papi ?"tanya Rizky,mengalihkan suasana

"Kalau aku mencari papi,aku tidak ada disini!"saut Dinda

"Kau mencariku?"tanya Rizky lagi,yang sesungguhnya ia masih heran dengan kedatangan istrinya

"Ish...kau lemot sekali kalau di kantor!,kau tidak ingin menciumku?"Dinda sengaja menggoda Rizky di depan kedua temannya

"Dinda!"Rizky menegur istrinya

Dindapun tertawa nyaring,hingga teman-teman Rizky dari kubikel lain menengoknya,dan menatapnya penuh rasa tanya.Bahkan Harry sampai keluar dari ruangannya, karena mendengar tawa Dinda.

Dinda membalik tubuhnya saat melihat semua teman Rizky bergegas kembali ke pekerjaan mereka, setelah membungkukan badan,dan menatap panik ke arah belakangnya.Dinda memicingkan matanya dengan kurang ajar pada Harry,yang menatapnya penuh tanya.

"Pak Harry,ini istriku.Maaf membuat keributan!"Rizky segera menginformasikan sebelum terjadi keributan,tentu mereka semua belum hafal dengan wajah putri pimpinan perusahaan itu.

"Oh...!"Harry hanya bisa ber'oh' ria,mendapati putri atasannya ada di hadapannya,seperkian detik kemudian akal cerdasnya berputar"Rizky kalau kau ada perlu dengan mbak Dinda kau bisa meninggalkan pekerjaanmu!"ucapnya menunjukkan kewibawaannya pada Dinda

"Wow...kau sangat pengertian!"celoteh Dinda dengan nyaring,tanpa merasa segan

"Dinda!"Rizky kembali menegur Dinda

"Kenapa?"tanya Dinda naif

"Jaga sikapmu!"Rizky benar-benar tak enak dengan atasannya itu

"Aku tidak melakukan apa-apa.Dia sudah baik mengizinkanmu pergi,jadi bersiaplah!"saut Dinda tanpa dosa

Risalah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang