7). Bismillah

10.7K 912 5
                                    

Dia itu ibarat senja, indah dan banyak pengagumnya.

***

Pagi ini Tiara berjalan gontai menuju kelas dengan perasaan yang berkecamuk. Dia melihat Nadia dari arah kanannya sedang berjalan menuju dirinya dengan senyum lebarnya saat ini.

Nadia sangat cantik pagi ini, ah Nadia memang selalu cantik, dan Tiara bersyukur Nadia mempunyai hati yang baik. Namun sayang, Nadia belum berhijab, Tiara tidak pernah berbicara tentang hijab dengan Nadia. Takutnya sahabatnya itu tersinggung atau mungkin nanti akan menjauhinya.

Biar saja, Nadia yang memutuskan segalanya Asal tidak ada unsur paksaan.

"Hai Arakuuuu," Nadia menyapa Tiara dengan senyumnya yang manis.

"Assalamualaikum Nadia" Tiara bukannya menjawab malah mengucapkan salam, bermaksud mengingatkan.

Nadia cengar cengir tidak jelas lalu merangkul Tiara, "Hehe maaf, waalaikumsalam ukhti."

"Berangkat sama siapa Nad?"

"Sendiri, memang kenapa? Mau aku anterin ketempat kerjamu nanti?" Nadia memandang Tiara.

Tiara menggeleng lalu menyeret Nadia kekelasnya, meski sempat aneh namun Nadia tetap berjalan dengan cepat mengimbangi Tiara.

"Ada yang mau aku omongin," Tiara membuka percakapan saat mereka sudah berada dikelas.

"Kenapa Ra?"

Lalu Tiara menceritakan segalanya tentang permintaan ibu Peri, dan juga perihal pembicaraannya dengan orangtuanya, lalu memberikan jawaban dari semuanya yang inshaa allah diridhai oleh allah.

Setelah menjelaskan semuanya, terlihat sekali Nadia syok berlebihan. Nadia meringis disela-sela keterkejutannya, dia merasa tidak kuat jika harus menjadi Ara. Dia saja yang mendengar sudah akan menyerah, bagaimana kalau jadi Tiara?

"Jadi gitu, kamu mau kan temani aku nanti ke rumahnya ibu Peri,"

"Ra kamu serius? Ko berasa di film-film ya Ra? Aku kaget loh ini."

Tiara menghela napasnya "Iya Nad, aku juga ngga nyangka bakalan kaya gini. Tapi aku coba serahin semuanya sama allah aja."

Nadia memeluk Tiara "Apapun keputusan kamu, aku tetap mendukung kamu Ra."

Tiara tersenyum. Inilah gunanya sahabat. Saling memahami dan mendukung satu sama lain asalkan itu kepada kebaikan.

"Alhamdulilah sekarang perasaan aku udah lumayan lega,"

***

Tiara dan Nadia berjalan menuju parkiran sekolah, saat ini sudah memasuki jam pulang sekolah. Saat diperjalanan, tiba-tiba langkah mereka terhenti saat Yudis memanggil Tiara.

"Tiara"

"Kenapa?" Tiara menundukan pandangannya.

"Sekarang kan jadwal kumpulan rohis, maaf, kamu mau kumpulan tidak?"

Nadia yang disebelah Tiara diam saja, karena dia tahu Yudis ini menyimpan rasa kepada sahabatnya.

"Afwan Yud, saya tidak bisa rapat hari ini." Yudis tertunduk mendengarnya.

"Oh yausudah kalo gitu, ana permisi"

Keduanya menganggukan kepala.

Meraih Surga Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang