22). Keputusan Tiara

9.2K 704 12
                                    

Untuk apa ada aku, jika tidak di hargai.
Untuk apa ada aku, jika kamu ingin sendiri.
Untuk apa ada aku, jika kamu tidak menganggapku.
Untuk apa ada aku, jika kamu sudah ada dia.
Untuk apa ada aku, jika kamu sudah punya pengganti.

***

Kacau.

Hanya satu kata itu yang menjadi kesimpulan Luthfy saat ini. Dia menjalankan mobilnya dengan kesetanan, disampingnya wanita cantik tengah tertidur dengan damai.

Luthfy langsung turun dari mobil saat dia sudah sampai di rumah Yuni. Dia mengitari mobil dan menggendong Yuni yang terlihat sangat lelah dengan jejak air mata dipipinya.

"Assalamualaikum bunda?" Luthfy memilih berteriak karena dia tidak bisa mengetuk pintu rumah ini.

"Waalaikumsalam, eh Yuni udah tudur Lut?" Luthfy mengangguk.

Mereka berdua berjalan memasuki rumah dan Luthfy terus berjalan menuju kamar Yuni yang sudah Luthfy hafal letaknya.

Luthfy merebahkan tubuh Yuni dikasur, dia mengelus pelan rambut Yuni lalu dia berdiri, berjalan menuju wanita paruh baya yang ia panggil bunda.

"Yuni kambuh lagi?"

Luthfy mengangguk "Iya nda, maaf luthfy harus pergi. Tiara tadi salah paham,"

Wanita itu mengangguk dengan wajah yang tak enak "Maafin bunda ya nak, bunda janji nanti bunda bawa Yuni lagi."

Luthfy mengangguk lalu dia mencium punggung tangan bunda dan lari dengan kencang. Dia memasuki mobilnya dan menjalankan dengan cepat menuju apartemennya.

Luthfy turun setelah dia sampai di parkiran, dia melangkahkan dengan tergesa. Membuka pintunya setelah menekan beberapa digit nomber.

Luthfy memasuki apartmennya dan langsung berjalan menuju kamarnya.

"Assalamualaikum, sayang?" Teriak luthfy.

Luthfy membuka pintu kamarnya. tapi nihil, tiara tidak ada. Tubuhnya lemas seketika, pintu lemari tempat baju Tiara terbuka dan terlihat kosong. Itu artinya Tiara pergi dari sini.

Luthfy bangkit, dia tau kemana harus pergi.

Dia mengetuk pintu rumah mertuanya setelah dia menempuh perjalanan barusan dengan secepat kilat.

"Assalamualaikum, bu." Luthfy terus menggedor pintu.

Luthfy duduk diteras yang ada di depan rumah itu. Setelah cukup lama, akhirnya pintu terbuka menampilkan ibu mertuanya yang menatapnya khawatir.

"Waalaikumsalam nak, astagfirullah ayo masuk."

Luthfy mengangguk lemah, "Ara ada kan bu?"

Ibunya mengangguk "Dia tadi pulang sambil nangis dan bawa koper. Dia bilang dia gamau ketemu kamu."

Luthfy tersenyum getir mendengarnya.

Dia menggenggam tangan ibu mertuanya "Maafin Luthfy bu, demi allah Luthfy gak berniat membuat Tiara bersedih. Ini hanya salah paham."

Meraih Surga Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang