11). Kenyamanan

11.1K 881 2
                                    

Jangan salahkan siapapun, jangan mengeluh, terima saja semua takdir yang telah ditentukan. Maka kamu akan bahagia🎉

***

Tiara mungkin masih tidak percaya akan menikah diusia yang sangat muda, namun dia slalu bersyukur dan ikhlas. Dia slalu percaya bahwa semua ini akan berakhir dengan bahagia.

Meskipun dia belum mencintai suaminya, namun dia tidak sedikitpun membenci ataupun merasa kesal. Dia sangat jauh lebih ikhlas, maka dari itu dia akan slalu berusaha jadi istri yang baik semampu dia.

Apalagi setelah pengakuan Luthfy tadi siang bahwa dia sangat mencintai Tiara, itu membuat rasa tidak percaya diri tiara sedikit menyurut.

Namun, jika dia berusaha jadi istri yang baik, bukankah dia juga harus menjalani kewajiban dia sebagai istri?

Ah engga, Ara gamau kaya gitu gitu. Tapi kan nanti Ara dosa sama suami. Ya allah bantu Ara.

Jam sudah menunjukan pukul 12 malam, Tiara dan Luthfy sudah berada dikasur yang sama. Luthfy sudah terlelap sedari tadi.

Sedangkan Tiara sekarang tengah gelisah ditempatnya, gadis itu sedang berperang antara ketidak inginan dan kewajiban.

"Ya allah bagaimana ini, Ara gamau nambah dosa lagi. Tapi Ara takut," Gumam Tiara lirih.

Sedari tadi Tiara berusaha memejamkan matanya, namun sia-sia. Dia tidak bisa tidur dengan pikiran-pikiran itu.

Sedangkan disampingnya luthfy merasa terganggu dengan suara Tiara dan juga posisi Tiara yang sepertinya gelisah menyamping bergantian. Dia membuka kedua matanya.

"Sayang kenapa belum tidur?" Luthfy mengelus kepala Tiara yang dibalut hijab. Luthfy tidak mempermasalahkan itu, dia mengerti Tiara masih malu padanya.

"Emm engga mas, Ara cuman nggak bisa tidur aja." Cicitnya pelan.

"Gabisa tidur? Mau shalat aja biar tenang?" Tanya Luthfy yang disetujui oleh Tiara langsung.

"Ayo mas, imamin ya shalat sunnahnya." Luthfy tersenyum.

Luthfy membenarkan posisinya menjadi duduk, diikuti oleh Tiara.

"Yasudah yu kita ambil wudhu dulu,"

Tiara mengangguk, lalu keduanya bergantian mengambil wudhu. Setelah itu mereka melaksanakan shalat sunnah dengan khusyu.

Setelah selesai, mereka berlanjut dengan do'a-do'a.

"Ya allah yang maha membolak balikan hati, hamba ingin istri hamba juga mencintai hamba seperti hamba mencintai dia. Tapi ya allah cintanya jangan sampai lebih cinta kepadaku daripada cinta kepadamu. Ya allah lapangkanlah hatinya, lindungilah kami berdua ya allah. Amin" Luthfy berdoa dengan khusyu. Lalu dia melanjutkan dengan dzikir.

"Ya allah yang maha pemurah lagi maha penyayang, ampunilah dosa-dosa hamba. Hamba tidak bermaksud untuk menjadi istri durhaka ya allah. Ya allah bantu hamba"

Tanpa sadar, air mata Tiara mengalir. Semakin lama malah semakin deras. Luthfy yang mendengar isakan pun langsung membalikan badannya dan terkejut mendapati istrinya yang sedang menangis.

"Dek, kamu kenapa?" Tanya Luthfy bingung sekaligus khawatir.

"Mas hiks maaf," Tiara berujar lirih.

Luthfy yang khawatirpun memilih memeluk Tiara dengan lembut. Dia membiarkan Tiara menangis dahulu, dan setelah tenang barulah dia menanyakan hal apa yang membuat istrinya ini menangis.

Setelah tangisan Tiara mereda, luthfy kembali bertanya dengan hati-hati.

"Minum dulu ya? Pasti haus kan?"

Tiara mengangguk kecil lalu luthfy melepaskan pelukannya dengan lembut. Setelah mengambil air yang disediakan di nakas kamar mereka, Luthfy memberikannya kepada Tiara dan langsung diteguk oleh Tiara.

"Jadi, kamu kenapa?" Tanya Luthfy dengan khawatir.

"Mas, Maafin aku ya. Aku gatau harus ngomong gimana mas. Tapi aku gamau juga dosa karena ga ngelaksanain kewajiban aku sebagai seorang istri."

Luthfy hanya diam mencerna ucapan istriny. setelah dia mengerti, dia malah tersenyum pada Tiara yang membuat Tiara bingung dan takut.

Luthfy menggenggam tangan Tiara lalu menatapnya lembut "Sayang, denger mas. Demi allah mas gak nikahin kamu hanya karena nafsu semata. Mas nikahin kamu itu karena allah. Seperti yang mas sudah bilang, jika kamu menikah karena suruhan mamah, aku menikah karena allah sayang. Aku gamasalah untuk masalah itu, aku gamau membebani kamu. Aku akan tunggu kamu siap sayang, sampai kapanpun itu."

Tiara kembali menangis, betapa baiknya hati suaminya itu.

"Maaf mas hiks hiks,"

Luthfy kembali memeluk Tiara "Gapapa sayang, udah ya gausah dipikirn kalo masalah ini. Mending sekarang tidur ya, aku gamau kamu sakit gara-gara ini. Besok kamu sekolah?"

Tiara menggeleng, dia tidak lupa kalau ada satu hari lagi izinnya.

"Yasudah nanti siang kita jalan-jalan, itung-itung PDKT" Luthfy terkekeh sendiri mendengar ucapannya yang seperti abg.

Tiara hanya diam dengan wajah merona. Lalu dia merenggangkan pelukannya. "Memangnya mau kemana?"

"Kamu maunya kemana?"

"Gatau sih terserah mas, aku pengen ke dufan tapi jauh banget dari sini."

"Kenapa engga? Ayo nanti kita berangkat. Makannya sekarang kita tidur biar besok kita gak ngantuk."

Tiara mengangguk antusias lalu membereskan mukenanya dan Luthfy yang melipat sejadahnya.

Tiara lalu mencuci muka terlebih dahulu sebelum dia membaringkan dirinya dikasur. Luthfy datang menyusul dan tersenyum ke arah Tiara.

"Tidur ya, mas sayang kamu." Luthfy mencium kening Tiara lama. Setelah itu dia memejamkan matanya.

Tiara masih terjaga, dia memperhatikan wajah suaminya yang begitu tampan. Dengan bulu mata yang lentik dan juga lesung pipi yang menambah kesan tampan di wajah Luthfy. Hidung mancung dan juga warna kulit yang putih.

"Aku pasti bisa mencintai kamu secepatnya mas,"

Lalu dia ikut memejamkan matanya menuju bunga tidur yang sudah lama menunggunya.

Luthfy sebenarnya belum tidur, dia juga mendengar apa yang Tiara katakan barusan. Dia tersenyum.

"Anna uhibbu ilaika fillah ya zaujati,"

Tbc.

Meraih Surga Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang