Kita udah susah payah buat lupain dia. Tapi dia dengan gampangnya mengucapkan kata "Hai" yang menurut dia sepele tapi mampu membuat pertahanan kita runtuh hiks:(((
***
Luthfy memasuki apartemennya dengan sepelan mungkin, jam baru menunjukan pukul 13:15. Jadi dia yakin istrinya sedang memasak sekarang. Dia berniat akan membuat istrinya itu kejutan. Luthfy tersenyum kala tebakannya tepat, Tiara terlihat sedang memasak. Dia mendekat, melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Tiara. Dia merasakan tubuh Tiara menegang.
"Assalamualaikum sayang.."
Tiara menghela napasnya lega, lalu dia membalikan badannya menghadap Luthfy. "Waalaikumsalam. Mas ngagetin ish!"
Luthfy tertawa lalu dia mencium kening Tiara setelah Tiara mencium punggung tangannya. Tiara kembali pada kegiatannya.
"Masih lama gak? Ada yang mau mas omongin."
"Bentar ya, ini bentar lagi banget. Ngomong-ngomong, tumben mas udah pulang jam segini?"
Luthfy menjatuhkan dagunya di pundak sang istri. "Nanti aja aku omonginnya."
"Yaudah biar cepet, mas lepas dulu." Tiara berbicara tapi tidak berusaha menyingkirkan tangan Luthfy, membuat Luthfy tertawa.
Luthfy mengecup pipi Tiara sekilas lalu dia berjalan menuju meja makan. Memperhatikan Tiara yang sepertinya sedang menuangkan masakannya pada piring. Luthfy suka melihat pemandangan ini, dan dia selalu berharap pemandangan ini akan terus ia lihat sampai tua nanti.
Tiara mendudukan dirinya didekat Luthfy. "Kenapa mas, ada masalah?"
Luthfy mengangguk. "Masalahnya besar banget, sayang." Jawabnya lesu membuat Tiara menatap Luthfy khawatir.
"Kenapa mas? Apa terjadi sesuatu?"
Luthfy meringis. "Itu sayang, ayah minta aku malam ini juga pergi ke bogor. Meriksa keadaan rumah sakit yang disana."
Tiara menghela napasnya lega. "Ya allah mas, kirain ada apa."
"Sayang, ini juga apa-apa. Dan ini masalah besar untuk aku." Luthfy tidak terima jika istrinya menyepelekan waktu dia dan dirinya.
"Memangnya letak masalahnya dimana mas? Kamu khawatir aku disini sendirian? Aku kan bisa nginep dirumah ibu atau mamah. Emangnya kamu berapa hari disana?"
"Sayang, kamu gak akan ngerti sih gimana rasanya jauh dari kamu. Tidur tanpa meluk kamu tuh aku gak bisa sayang. Belum lagi kita kan rencana mau liburan ke puncak. Mana aku disana satu minggu lagi."
Tiara yang sekarang diam, dia sedikit terkejut mengetahui bahwa seminggu luthfy akan meninggalkannya. Entah kenapa dia sedikit tidak rela?
"Emangnya gak bisa besok mas? Kan besok aku ujian terakhir?" Tiara mencoba memecahkan masalah ini.
"Gak bisa sayang, soalnya kata ayah ini genting banget. Maafin aku ya, aku udah ingkar janji buat ngajak kamu liburan. Atau kamu mau nyusul besok dianter supir mamah?"
Tiara langsung menggeleng, meski dia memang sedikit tak rela. Namun dia tidak mau senekat itu untuk menyusul, nanti dia dikira istri protektiv lagi.
"Gak usah mas, Ara disini aja. Yaudah sekarang kita makan dulu terus nanti aku siapin baju buat kamu ya?"
Luthfy mengangguk lesu. Mendengar ucapan baju dia jadi ingat tadi pagi saat dia menyuruh Tiara megemas baju mereka.
"Kamu udah siap-siap buat ke puncak tadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraih Surga Bersamamu [SELESAI]
Teen FictionPROSES REVISI CERITA INI DI UN-PUBLISH LALU DI PUBLISH KEMBALI SETELAH DI REVISI PER-PARTNYA. *** (Romance-Spiritual) Tiara khairunnisa merasa hidupnya tidak pernah tenang, slalu banyak ujian yang menguji kesabarannya. Mul...