51). Benarkah?

7.4K 666 58
                                    

Katanya, wanita itu lemah. Tapi laki-laki, kelemahannya adalah wanita. Jadi sebenarnya, siapa yang lemah?

***

Suara pekikan anak kecil dan tawa bayi berumur 1tahun lebih juga tangisannya menggema diruangan yang berisi keluarga besar itu. Diruangan itu terdapat Tiara dan kedua anaknya, Orang tua dirinya beserta kedua adiknya, dan juga kedua mertuanya.

Ibu dan ibu mertuanya sedang membuat kue. Sedangkan dirinya tengah menenangkan Puteranya, Azka. Sedari tadi Arka mengganggu puteranya. Bocah berumur 7tahun yang sudah memasuki Sd itu terus saja membuat azka menangis sedari tadi.

Diantara sikembar, memang yang paling cengeng adalah Azka. Sangat keturunan Luthfy bukan?

"Arka jangan diambil maenan abangnya." Tiara mencoba meraih mainan Azka yang berada ditangan Arka.

"Abang siapa sih kak? abang Arka tuh cuman bang Bayu sama bang Luthfy titik!"

Hati Tiara mencelos mendengar ucapan adiknya. Bagaimana mungkin Rifki masih mengingat luthfy? Biasanya anak kecil akan mudah melupakan seseorang jika orang itu sudah lama tidak melihatnya. Apa mungkin karena kedekatan mereka?

Bayu yang sedang mengasuh Azila langsung menatap Arka penuh perhitungan. "Adek, gak boleh gitu!"

Dengan muka kesal Arka menaruh mainan itu tepat di dekat Azka dan Tiara. "Nih Arka balikin, lagian bagusan juga punya Arka yang dikasih bang Luthfy." Setelah itu, Arka berlalu menuju teras rumah, yang disana ada kedua ayahnya.

Rasanya Tiara ingin sekali menangis sekarang, menumpahkan semua rasa sakit ini.

"Nih, abang udah punya mainannya." Tiara tersenyum melihat Azka yang berusaha mengambil mainannya.

"Nda--dada.."

Tiara memberikan mainan itu pada Azka dan mencium sekilas pipi Azka.

"Bay, ini titip Azka juga ya. Kakak mau kedapur, Azka gak rewel kok kalo ada mainan." Tiara menyengir lebar membuat Bayu mengangguk senang.

Bayu memang menyukai kedua ponakannya itu. Dia segera menggeser dirinya dan Azila kedekat Azka. Tiara mencium pipi Azila sekilas .

"Kalian main dulu sama om Bayu ya, bunda mau ke nenek kalian."

Tiara mencubit pipi chubi Azila sekilas sebelum berlalu kedapur menuju kedua ibunya.

"Udah selesai ya? Ara ketinggalan kayanya." Tiara duduk dikursi meja makan dekat ibunya yang sedang menata kue kedalam toples.

"Udah sayang. Ini tinggal sedikit lagi tuh lagi di open." Jawabnya tenang.

Tiara mengangguk, dilihatnya ibu mertuanya yang sedang mengambil loyang dari openan dan dia berjalan menuju mereka. "Azka sama Azila gak rewel? Kok kamu kesini?"

"Nggak kok mah, kan Ara pengen ikut bantu bikin kue hhe." Ibu mertuanya mengangguk dan dia duduk disamping Tiara lalu mereka mulai membereskan kue nya.

"Mamah pulang kapan?" Tanya Tiara penasaran, sebenarnya dia tidak tahu kemana selama ini kedua mertuanya bepergian.

"Em kemarin sayang dan kemarin mamah langsung telpon kamu." Tiara mengangguk.

Meraih Surga Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang