45). Hamil Beneran

8.1K 582 19
                                    

Aku tak mengerti, mengapa perasaan harus dijadikan humor? Bukankah itu tidak lucu. Aku tau kamu mengerti bagaimana caranya menghargai wanita, tapi mengapa akhlakmu tidak dipakai?. Ingin rasanya aku membenci dirimu, tapi tidak. Aku tak bisa membenci seseorang yang pernah mengisi hari-hariku.

***

"Ini neng Tespek nya."

Tiara menerima kantong yang berisi tespek tersebut dari satpam dirumah mereka. Tadi, sehabis melakukan kewajibannya dirumah, Tiara meminta tolong pada sang satpam untuk membelikannya alat itu.

"Makasih banyak ya pak,"

Pak Engguh namanya, dia mengangguk dan tersenyum. "Iya atuh neng. Oh iya, ini kembaliannya."

Tiara menggeleng, menolak pemberian uang kembalian dari Pak Engguh.

"Gak usah, itu buat bapak aja. Yaudah, Ara kedalam dulu ya."

"Wah terimakasih banyak neng. Semoga rezeki kalian semakin besar ya."

"Aamiin pak, makasih."

Tiara memberikan senyum terbaiknya untuk pak Engguh. Kemudian dia membalikan badannya dan berjalan menuju lantai dua, kamar mereka.

Dia membuka pintunya pelan. "Hufftt. Untung mas luthfy masih tidur." Tiara bergumam lirih.

Dia berjalan memasuki kamar mandi dengan jantung yang berdegup kencang. Dia takut jika hasilnya mengecewakan.

"Bismillah.."

Tekadnya bulat. Dia mulai melakukan percobaan tersebut. Dan hasilnya membuat Tiara berkaca-kaca. Garis dua!

"Alhamdulillah.."

Tiara menangkup mukanya dengan kedua tangannya, matanya sudah berembun sekarang. Dia berjalan tergesa keluar dari kamar mandi dan mendekati Luthfy. Tiara duduk diranjang memperhatikan wajah Luthfy. Ingin memberi tahu tapi dia takut mengganggu suaminya itu.

"Masya allah," gumamnya pelan. Dia menelusuri wajah Luthfy yang sedang terlelap.

Tiara mengelus pelan perutnya yang masih datar. Dia tersenyum bahagia, pandangannya masih mengarah pada Luthfy yang sangat tampan di depannya. Dalam hati dia sangat bersyukur, juga sangat bahagia. Meski Tiara tidak menyangka akan mempunyai anak diusia dini, namun Tiara bahagia. Dia bisa membuat orang-orang yang ia sayangi bahagia.

Tiara kembali membawa tangannya untuk mengelus rambut Luthfy. Dia mengecek suhu tubuh Luthfy, ternyata tidak panas.

"Kamu calon ayah mas.." Gumamnya lirih. Air matanya kembali mengalir, air mata kebahagiaan.

Luthfy rupanya terganggu oleh suara dan sentuhan dari Tiara, dia membuka matanya sedikit-sedikit. Sakit di kepalanya sudah berkurang sekarang. Dia tersenyum kecil melihat Tiara, namun dia panik melihat Tiara yang sedang menangis.

"Sayang, kamu kenapa?"

Tiara tersenyum. Dia memeluk Luthfy dengan air mata yang masih mengalir. "Mas, Ara beneran hamil."

Luthfy memejamkan matanya dengan senyuman dibibirnya. Dia pikir tadi saat mereka berpelukan dengan Tiara yang menangis sesegukan adalah mimpi indahnya. Rupanya kejadian tadi adalah nyata. Buktinya sekarang Tiara berkata seperti itu.

Meraih Surga Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang