23). Masalah Baru

8.8K 658 17
                                    

Biarkan mereka dengan pandangannya dan kita dengan keikhalasannya💦

***

Teruntuk kalian para kaum pria, jangan pernah menjanjikan sesuatu pada wanita. Kalian tidak pernah tahukan apa efek dari sebuah janji yang menurut kalian tidak ada apa-apanya? Hei, wanita itu mempunyai hati yang sangat sensitif dan juga ingatan yang sangat tajam.

Hal yang menurut kalian sepele, itu berdampak besar bagi kami.
Hal yang menurut kalian tidak ada apa-apanya, itu sebuah harapan untuk kami.

Kalian tidak tahukan, seberapa pengaruh sebuah janji atau omong kosong dari pria? Kalian tidak pernah tahu rasanya menggantungkan semua harapan kita pada kalian, namun kalian hanya menanggapinya dengan sepele.

Mulai sekarang, jangan pernah mengumbar omongan manis, jangan mengumbar sesuatu yang tidak akan kalian tepati. Jangan membuat wanita manapun menggantungkan mimpinya padamu.

Sama seperti Tiara.

Semenjak hari itu, hari dimana Tiara mengusir Luthfy dan menyuruh Luthfy kembali jika sudah mendapat keputusan, Luthfy tidak pernah datang lagi kerumah orang tuanya.

Apa Luthfy sudah menyerah? Apa Luthfy mengingkari janjinya untuk menjemputnya? Apa Luthfy tengah bahagia dengan perempuan itu? Apa Luthfy melupakannya? Apa Luthfy akan meninggalkannya?.

Berbagai pikiran negatif sudah berputar dikepala Tiara saat ini. Dia ingin marah tapi dia juga khawatir. Dia takut jika Luthfy sedang sakit makannya tidak mengunjungi rumahnya.

Bohong jika Tiara tidak rindu. Gadis itu sangat merindukan sosok suaminya, Luthfy.

Tiara saat ini tengah berada didalam angkot menuju kesekolah karena hari ini adalah hari senin, udara hujan pagi ini seperti mendukung kesedihan Tiara.

Tatapan siswa-siswi yang berada didalam angkutan umum ini mengarah padanya dengan pandangan tidak suka. Kebetulan mereka bersekolah yang sama dengan Tiara.

Tiara hanya menunduk takut, jujur dia tidak pernah ditatap seperti itu sebelumnya. Dia menghela napas lega setelah berada di angkut selama 25 menitan akhirnya dia sampai didepan gerbang sekolahnya.

Tiara turun dan merapatkan jaket yang ia kenakan, dia berjalan menuju kooridor sekolah dengan menunduk. Setelah sampai kooridor barulah ia bernafas lega karena sudah tidak terkena air hujan.

Namun, Tiara bingung sekaligus takut melihat siswa-siswi yang sedang berada di kooridor menatapnya sengit.

Tiara menundukan kepalanya dalam. Dia bingung mengapa orang-orang menatapnya seperti itu, karena Tiara sebelumnya tahu kalau mereka itu ramah meski mereka tahu dia masuk kesekolah ini jalur beasiswa.

"Jadi ini murid kebanggaan guru itu, cantik sih tapi munafik!"

"Halah hijab aja di pake tapi kelakuan kaya lonte hahaha"

"Emang orang miskin gitu ya? Suka jadi jalang?"

"Udahlah lepas aja itu hijabnya, gak cocok buat cewek munafik kaya lo"

"Oh jadi ini hama sekolah tuh"

"Apa jangan-jangan dia masuk kesekolah ini juga karena dia ngegoda kepala yayasan sama kepala sekolah?"

"Dasar penggoda"

"Jalang"

Tiara langsung berlari dengan air mata yang sudah mengalir, dia tidak tahan mendengar semua sindiran siswa-siswi yang terang-terangan pada dia.

Tiara masuk kedalam kelas dengan keadaan menangis dan juga pikiran yang bingung.

Saat masuk kedalam kelas, semua mata menatap ke arah dia. Pandangan semuanya mengarah pada Tiara dengan khawatir?

"Yaampun Ra kamu gapapa kan?"

"Ra, jangan didengerin ucapan orang lain. Kami percaya kok sama kamu."

"Ra kamu harus ceritain semuanya sama kami,"

"Laki-laki itu siapa Ra?"

Tiara tidak mendengarkan semua pertanyaan teman-teman sekelasnya, dia hanya diam dengan pandangan bingung.

"Maaf sebelumnya, laki-laki siapa yang kalian maksud? Dan kenapa mereka semua natap aku kaya gitu sama nyindir aku?"

Seorang cewek yang terkenal cerewet dikelas Tiara langsung maju. Namanya Vita.

"Yaampun Ra, jadi kamu udah nangis-nangis gini tapi kamu belum tahu apa penyebab mereka kaya gitu?" Teriak Vita heboh yang disetujui oleh semua murid dikelasnya.

Tiara hanya mengangguk lemah "Iya, Ara nggak ngerti."

Vita hanya berdecak dan teman-temannya melongo. Lalu Vita merogoh saku nya dan membuka ponselnya. Vita mengulurkan ponselnya pada Tiara.

Tiara merebut ponsel itu dengan pelan-pelan lalu dia terkejut mendapati foto dirinya dengan Luthfy yang sedang berpelukan. Dan juga Luthfy yang mencium seluruh wajahnya bergantian.

"Astagfirullah,"

Tiara kembali menangis, bukan karena fotonya tapi dia jadi mengingat kembali Luthfy.

"Ra, kamu gapapa kan?" Teriakan Nadia. Dia datang dengan tergesa-gesa.

Tiara mengangguk pelan. "Aku gapapa, lagi pula aku nggak salah kok."

Semua teman-temannya kembali melongo tapi kemudian tersenyum tipis.

"Yaya, gue percaya kok sama lo ra, tapi bisa gak lo jelasin siapa laki-laki itu? Gamungkin kan dia kaka lo, secara kita tau lo anak sulung." Itu suara Aldo, ketua kelas dikelas Tiara.

Tiara menunduk "Emmm, gimana ya, dia itu su-suami Ara."

"APA?!" Teriak mereka kompak.

Tiara semakin menunduk dan Nadia yang meringis "Udah jelas kan? Intinya laki-laki itu suaminya Tiara. Tiara emang nikah muda!" Jelas Nadia dengan tegas.

Diluar dugaan, teman-teman sekelasnya malah menghela napas lega.

"Sukur deh Ra, gue percaya kok lo cewek baik."

"Iya gue juga. Tiara kan ukhtinya XII Ipa."

"Temen-temen, Ara mau ke toilet dulu ya. Maaf jalannya."

Teman-temannya tertawa melihat Tiara yang sepertinya malu. Mereka menggeser tubuhnya lalu dengan segera Tiara keluar dari kelas. Untung saja kooridor sudah sepi, mungkin hanya kelas Tiara yang tidak ada guru. Karena kebetulan, guru yang mengajar pagi ini sedang cuti melahirkan.

"Tiara.."

Kaki Tiara berhenti berjalan saat mendengar suaranya dipanggil, dia membalikan bandannya dan disana ada yudis yang menatapnya dengan pandangan khawatir.

Tiara menundukan pandangannya. "Kenapa ya?"

"Ra, kamu baik-baik aja kan?"

Tiara mengangguk pelan, Yudis menghela napasnya lega.

"Kamu yang sabar ya, aku percaya kamu orang baik. Jangan takut kamu gasalah, allah slalu bersama kita."

Tiara mengangguk kembali "Makasih banyak Yud. Aku duluan ya,"

Yudis mengangguk, Tiara segera berjalan kembali menuju toilet meninggalkan Yudis yang masih menatapnya.

"Aku percaya kamu perempuan shalihah Tiara."

Tbc.

Meraih Surga Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang