8). Wedding Day

13.4K 1K 11
                                    

Allah sudah menyiapkan setiap pasangan untuk hambanya❤

***

Tiara pov

Satu minggu kemudian.

Pernikahan bukan sesuatu yang gampang dan main-main. Harus dengan tanggung jawab yang besar, namun pernikahan juga adalah ibadah yang tentunya akan di balas dengan pahala yang besar.

Aku tidak pernah berfikir akan menikah diusia semuda ini sebelumnya, apalagi aku masih sekolah. Ya hari ini adalah hari pernikahanku dengan orang yang bahkan aku tidak tau orangnya.

Aku sekarang tengah duduk dikasur calon suamiku. Yang artinya sekarang aku tengah berada dikamarnya.

Aku memakai gaun pernikahan berwarna putih dengan hijab yang menutupi dada, rasanya aku sangat gugup sekarang. Aku juga penasaran siapa yang menikahiku.

"Kamu harus belajar jadi istri yang baik, harus nurut sama suamimu jangan pernah ngebantah apapun. Ingat untuk wanita yang sudah menikah itu kalau mau masuk surga harus mendapat ridha suami setelah ibu."

Itu suara ibuku, memang ibu menemani aku disini, oh dan juga sahabatku Nadia. Pernikahan ini diadakan dirumah ibu Peri.

Aku mengangguk lalu tiba-tiba air mataku jatuh dan Nadia langsung Menghapusnya.

"Pengantin nggak boleh nangis," Nadia terkekeh dan diikuti ibu Tiara.

Aku memeluk ibu dengan erat "Ibu maafin Tiara yang belum bisa berbakti sama ibu dan ayah, belum bisa bahagiain kalian. Doain Ara yah bu."

Ibuku mengangguk lalu dia melepaskan pelukannya dan tersenyum padaku dengan air mata yang menetes.

"Dengar nak, kamu sudah membuat ibu bangga dengan kamu. Kami juga sangat bahagia, ibu yang harusnya minta maaf sama kamu"

Aku langsung menggeleng "Gak bu, ibu gaboleh minta maaf."

Nadia tersenyum melihat interaksi Tiara dan ibunya.

"Ara, aku percaya kamu bakalan jadi istri yang baik untuk suamimu, untung kamu sudah pandai memasak, jadi gaperlu takut nanti." aku tersenyum kepada Nadia dan langsung memeluk sahabatnya itu.

"Amin. Makasih ya kamu slalu ada buat aku Nad. Aku doain kamu segera menyusul yah." Keduanya tertawa dan ibu Tiara ikut tersenyum.

Samar samar kami mendengar suara ayah Tiara yang sepertinya dibawah telah memulai ijab kabul.

Jantungku berdegup kencang sekarang apalagi ketika mendengar suara yang sepertinya pernah aku dengar.

"Saya terima nikahnya Tiara Khairunnisa binti Ali muhammad seperangkat alat shalat dibayar tunai"

"Sah?"

"SAH"

Air mataku lolos begitu saja lalu aku segera memeluk ibu dan Nadia secara bersamaan.

"Aku udah jadi istri bu," ibunya mengangguk dan Nadia yang menangis.

"Baik baik ya nak jadi istri."

Tok tok tok.

"Ibu sama nadia kebawah yah, sepertinya itu suamimu"

Aku mengangguk dengan wajah yang gugup. Ibu dan Nadia melangkahkan kakinya meninggalkanku yang sedang gugup. Sebelum pergi, Nadia mengedipkan sebelah matanya padaku.

Meraih Surga Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang