chapter 42

21.6K 1K 10
                                    

Empat hari berlalu

Setelah kejadian empat hari lalu Dizzi mulai disibukkan dengan berbagai berkas yang dikirim Sera memalui ponsel karena jika dalam bentuk map maka akan sulit baginya mengerjakkan berkas berkas yang akan digunakan untuk meeting esok hari

"Zi kamu ngapain sih main hp mulu sampe suami sendiri dianggurin"ucap Zafran mendumel kini ia juga sering manja namun tak semanja Dizzi yang terkadang manja luar biasa paling paling Zafran hanya manja jika diabaikan saja jika Dizzi mah selalu

"Lah emang kenapa?"tanya Dizzi balik menyudahi pekerjaannya terlebih dahulu

"Kan aku pengin diperhatiin masa suami ganteng gini dianggurin kalo hp kan bentuknya persegi panjang nggak ganteng ataupun cantik. Kocak banget"curhat Zafran menatap Dizzi kesal

"Emang mau aku kerjain nih biar nggak aku anggurin"ucap Dizzi tersenyum miring membuat Zafran terdiam

'Pasti minta aneh aneh nih'batin Zafran was was

Dengan terpaksa Zafran mengangguk ragu

"Aku mau liat kamu jualan sate"ucap Dizzi berbunga

'Ngehkan aneh. Masa iya gue jualan sate gak elit banget ini' batin Zafran menggerutu

"Yang lain aja yah"pinta Zafran memelas

"Nggak mau aku maunya liat kamu jualan sate malam ini juga titik nggak pake angka tanda tanya tanda seru"ucap Dizzi menuntut

'Huh dasar kalo bukan istri udah gue buang lu kekandang siBruna. Eh tapi kan gue cinta arghh...'teriak Zafran dalam hati

"Gimana mau nggak kalo nggak aku minta sama bang Revan aja kan baik"ucap Dizzi mengompori Zafran

"Oke kita pergi malam ini cari tukan sate kamu siap siap pake jaket jangan lupa"putus Zafran karena ia kesal dibanding bandingkan dengan Revan emang dia ikut membuat sidedek

Dizzi tersenyum sumringah lalu dengan cepat memasuki lemari yang tadinya hanya memakai hotpants hitam dan kaos kebesaran milik Zafran kini berganti dengan sweater warna jingga lalu celana jeans hitam dan sepatu abu abu tak lupa tas kecil warna hitam dan terakhir topi adidas hitam

Sedangkan Zafran memakai hoodie blue dark celana jeans selutut sepatu senada dengan hoodie lalu topi adidas hitam

Mereka keluar kamar dengan tangan saling melingkari pinggang satu sama lain hingga memasuki mobil sport putih dan melajukannya keluar gerbang mansion mencari tukang sate

"Itu Zaf rame!"pekik Dizzi sambil menunjuk penjual sate dipinggir jalan yang terlihat ramai pembeli yang kebanyakan anak remaja bahkan tempat duduk yang disediakan oleh penjual saja tidak muat sampai sampai ada juga yang rela makan diatas karpet pinggir trotoar jalan dengan ssbuah meja kecil dan dengan penerangan lilin karena sudah ada lampu jalan yang menambah penerangan mereka makan 

"Nggak usah teriak yang"peringat Zafran membuat Dizzi tercengir

"Abisnya aku nggak sabar pengin liat kamu manggang sate"ucap Dizzi membayangkan Zafran tengah membakar sate

Mobil berhenti didekat penjual sate membuat mata mereka mengarah kearah mobil sport putih mewah yang berhenti diwarung sate pinggir jalan

Zafran keluar lebih dulu membuat mereka melompong bahkan ada yang tengah memegang tusuk sate sampai jatuh tak jadi ia makan karena begitu kuatnya pesona Zafran

Zafran tak menghiraukan segala tatapan dan berjalan memutari mobil kearah pintu penumpang untuk membukakkan pintu Dizzi

Dizzi keluar dengan hati hati seraya memegangi perutnya yang agak kentara menonjol. Melihat ada seorang gadis turun juga dari mobil itu membuat mereka mendesah kecewa gagal sudah untuk menggoda pria itu tapi kini giliran para lelaki yang terang terangan tengah menatap Dizzi

The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang