Sekitar 20 menit lamanya Ayra menghafalkan puisi dan saat dia fokus kembali ke dunia nyata dia mendongak dan tidak sengaja menatap Rafa yang juga sedang menatapnya. Rafa terpaku akan tatapan Ayra yang menyiratkan sebuah ketulusan.
"Ehemmm," dehem Ayra menetralkan kegugupannya karena dipandang sebegitu intensnya oleh Rafa.
"Emm Raf mending kita mulai aja latihannya sekarang, keburu sore ntar," kilah Ayra.
"Oke!" jawab Rafa datar.
"Gue baca lo gitarin yaa,"
"Hmm,"
Tapi saat akan memulai latihan, cuaca tidak mendukung dan suara gemuruh petir terdengar, langit yang berubah hitam menandakan akan turunnya hujan.
"Mending sekarang kita cari tempat teduh dulu!" kata Rafa memecah keheningan.
"Okee,"
Mereka pun berlari menuju tempat berteduh yang aman, untung saja di taman kota disediakan tempat beristirahat atau berteduh yang biasanya digunakan para pengunjung untuk beristirahat atau berteduh saat hujan atau panas.
Hujan mengguyur wilayah kota Jakarta dan saat ini Rafa dan Ayra berteduh di salah satu tempat istirahat taman kota.Rafa melihat Ayra sedang menggosok gosokkan tangannya dan menempelkan di wajahnya pertanda dia sedang kedinginan, Rafa pun berinisiatif memberikan jaketnya.
"Nih!" tiba tiba Rafa melepaskan dan menyodorkan jaketnya ke Ayra.
"Ngga usah makasih!" jawab Ayra seadanya.
"Pakek!" sentak Rafa.
"Ngga usah Raf, lo pakek aja,"
Tanpa ba-bi-bu lagi Rafa memakaikan jaket itu ke Ayra, Ayra pun terkejut akan perlakuan Rafa yang tiba tiba.
"Ntar lo sakit!" kata Rafa setelah memakaikan jaketnya ke tubuh Ayra.
"Tapi ntar lo yang sakit gimana?" tanya Ayra menutupi kegugupannya.
"Cuma hujan air aja ngga bakal bikin sakit kali, kecuali kalau hujan batu!" kata Rafa sambil menatap langit.
"Kalau gitu nih gue lepas jaketnya kan hujannya ngga bikin sakit!" ucap Ayra polos sembari menyerahkan jaketnya.
"Tapi lo kedinginan, lo kan cewek!"
"Emang kenapa kalau gue cewek?" tanya Ayra polos.
"Lemah!" singkat Rafa.
"Apa tanggapan lo tentang semua cewek itu lemah yaa?" tanya Ayra dengan raut wajah sendu.
"Maksudnya ngga gitu! ucap Rafa salah paham.
"Ya udah lupain aja!" putus Ayra karena saat ini dia tidak ingin berdebat, moodnya hancur seketika.
Sesaat kembali hening hanya terdengar suara gemericik air yang mengalir. Ayra memandang langit yang berubah menjadi semakin gelap jam tangannya menunjukkan pukul 17.00 dan dia belum mengabari orang rumah sama sekali ditambah ponselnya yang lowbat membuat Ayra kebingungan. Akhirnya Ayra memberanikan diri untuk berbicara dengan Rafa.
"Raf boleh pinjem ponselnya ngga gue mau ngabarin ortu gue," kata Ayra memecah keheningan.
"Pulang naik apa?" tanya Rafa mengabaikan pertanyaan Ayra.
"Gue mau telfon papa aja suruh jemput, makanya gue pinjem ponsel lo," gugup Ayra karna Rafa yang memandangnya terlalu dalam.
"Gue anter!" putus Rafa.
"Tapi...."
"Ngga ada penolakan!!" sela Rafa dan langsung menggandeng tangan Ayra menuju parkiran motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Cold Hearted [END]✓
Novela JuvenilFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA!!! Ig : reputri_25 JANGAN LUPA UNTUK VOMENT!!! Awas Baper⚠️ Cerita ini bukan menceritakan kisah cewek Cupu vs cowok cool atau sebaliknya yaa guys. Tapi dijamin bikin baper siapin hati dan mental ya soalnya lumayan menguras...