18.Terbongkar depan umum

115 9 0
                                    

Pagi yang cerah Ayra berjalan menuju kelasnya tapi saat di perjalanan tiba tiba ayra di serbu teman temannya.

"Ay bener yaa Rafa itu aslinya ganteng? Dia ngga cupu yaa"tanya salah satu dari temannya.

Semua heboh membicarakan tentang Rafa, Ayra yang ditanya pun gelagapan kebingungan ingin menjawab apa dan harus bagaimana. "Dari mana mereka semua tau"pikir Ayra. Saat asik dengan pikirannya dari arah berlawanan terlihat Rafa yang berjalan ke arah Ayra dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Raf....Lo......"bingung Ayra saat Rafa sudah di depannya.
Tiba tiba Rafa mencekal tangan Ayra dengan kasar dan membawanya ke depan mading. Di mading itu tertera foto yang menampilkan Rafa dengan coolnya dan pakaian casualnya,memang disitu Rafa terlihat tampan dan 180 derajat terbalik dengan penampilannya di sekolah.

"Lo liat itu,,semua ini kelakuan Lo kan?"bentak Rafa dengan tatapan tajam.

Ayra terkejut bukan main saat dibentak Rafa dan tatapannya menyeramkan." Raf dengerin gue dulu,,sumpah bukan gue yang nyebarin"kata Ayra gelagapan.

"Halah ngga usah ngelak deh Lo,,itu tertera banget kalau Lo bajak akun gue terus sebarin foto foto gue,,gue nggak sebodoh itu ay"

"Raf serius bukan gue" jawab ayra pelan sambil menahan Isak tangisnya.

"Nangis terus,,bisanya cuma nangis aja,,liat aja gue bakal bales Lo"

"Raf dengerin penjelasan gue"mohon Ayra.

Rafa menepis tangan Ayra yang menahannya dan pergi meninggalkan Ayra.

"Ck pantes Ayra tergila gila sama Rafa ternyata dia udah tau duluan kalau aslinya ganteng"kata salah satu siswa yang melihat perdebatan mereka.

"Iya yaa pantes aja nggak mau ngasih tau ke kita kita karna dia cinta mati kali sama si Rafa makanya dia egois ngga mau ada saingan buat dapetin dia"balas sarkastik temannya.

Dan seperti itulah kiranya cacian demi hinaan yang di lontarkan semua siswa SMA Garuda kepada Ayra. Ayra berlari menuju kelasnya tanpa mempedulikan tatapan sekitarnya.

Gista melihat Ayra di ambang pintu kelas menghampirinya,, menenangkan Ayra dengan mengelus punggungnya.

"Sabar ay gue akan bantu Lo cari tau siapa dalangnya,,gue tetap disini buat Lo"kata Gista mengelus punggung Ayra.

Ayra terharu akan sifat sahabatnya itu padahal Ayra sering kali bersifat egois dan kekanak kanakan terhadap Gista.
"Makasih Gis,, gue sayang sama Lo"balas Ayra terharu sambil mengusap air matanya.

"Gunanya temen itu kaya gitu,,udah deh hidup itu bukan tentang masalah sedih atau senang tetapi tentang bagaimana kau menghadapinya"nasehat Gista.

"Gue percaya kok gue pasti bisa bersikap dewasa dalam mengahadapi masalah dan gue akan belajar itu"semangat Ayra.

"Nahh gitu dong,,itu namanya sahabat gue" akhirnya mereka pun berpelukan dan masuk ke kelas mengabaikan tatapan aneh dan benci  dari teman teman sekelasnya.

Istirahat pun tiba seperti biasa hal yang paling di senangi oleh para siswa bagai surga dunia. Ayra berjalan beriringan dengan Gista menuju kantin. Mereka tidak sengaja bertemu dengan geng Rafa. Penampilan Rafa kali ini berbeda dari biasanya. Dia nampak lebih cool dan keren menampilkan sifat aslinya toh penyamarannya selama ini juga udah terbongkar. Rafa acuh tak acuh saat melewati meja Ayra dan Gista dengan Roni pun sama walaupun hubungan mereka kandas saat kejadian di kafe waktu itu selama itu pula mereka lost kontak dan acuh tak acuh.

"Gue pesenin yaa ay,,Lo mau pesen apa?"tanya Gista memulai obrolan karena melihat Ayra yang hanya melamun dia jadi tidak tega.

"Gue terserah Lo aja Gis"jawab ayra malas.

"Okee bentar yaa"balas Gista lalu menuju ke arah bakso pak ucup.

Selang 10 menit Gista membawa 2 mangkuk bakso pak ucup yang terkenal enaknya dan pas buat kantong pelajar.

"Nihh ay gue bawain Lo bakso pak ucup,,sekali kali ganti napa masa siomay terus yaa kan,,Lo pasti bosen kan sama siomay terus gue aja bosen plus sama yang ngelayanin siapa tuh mbak ijah yaa bosen gue liat mukanya terus,,kalau mukanya pak Ucup kan agak beda agak ada ngelawaknya gitu jadi kan awet muda kita yaaa ngga ay?"cerocos Gista sana sini tapi tetap aja tidak di tanggapi oleh Ayra.

"Lhah dari tadi gue ngomong sendiri yaak"pikir Gista saat melihat Ayra yang hanya bertopang dagu sambil melamun.

"Ay......."tak ada sahutan dari sang pemilik nama.

"AYRA... VEXIA ....MALVINO..." teriak Gista geram karena tak kunjung mendapat respon.

Ayra langsung gelagapan di teriaki seperti itu"hah.....apa....iya gue kenapa"jawab ayra gelagapan.

"Nih bakso Lo.."judes Gista memutar bola matanya.

"Ohhh oke thanks"singkat Ayra.

"Lo kenapa sih ay?"tanya Gista memakan baksonya.

Ayra yang hanya mengaduk aduk baksonya karena tidak minat dan tidak berselera makan pun menjawab pertanyaan Gista dengan malas "gue nggak papa Gis"

"Masih kepikiran yaa,,udah deh ay ngga usah dipikirin ada gue yang selalu ada buat Lo tenang aja"kata Gista menenangkan sambil menyantap baksonya.

"Bukan itu Gis masalahnya,,gue itu heran deh siapa yaa yang udah kasih bocorin penyamarannya Rafa"

"Jadi Lo udah tau sebelumnya?"tanya Gista penasaran.

"Udah"jawab ayra apa adanya.

"Gimana bisa,,dan Lo nggak kasih tau ke gue lagi jahat banget lo ay"

"Sorry gis gue nggak maksud gitu,,gue udah di wanti wanti sama Rafa buat jangan nyebarin ke semua penduduk sekolah yaa gue hargain lah privasi orang gitu pikir gue dan gue taunya juga nggak sengaja kok"jelas Ayra.

"Andai Lo tau ay gue putus sama Roni gara gara itu tapi gue nggak mungkin cerita ke Lo kalau keadaan dan kondisi Lo kaya gini"batin Gista menatap lekat Ayra.

"Woyyyy Gis !!! Malah Lo yang gantian ngelamun,,Lo dengerin gue nggak sih Gis"kesal Ayra sambil menusuk baksonya menggunakan garpu dengan geramnya.

"Ehh... Iya gue denger kok" balas Gista terkejut.

"Ay tadi bilang apa coba???"pancing Ayra.

"Yaa Lo bilang kalau Lo udah di wanti wanti sama cupu eh maksud gue Rafa buat jangan nyebarin identitasnya." Kata Gista memutar bola matanya malas.

"Untung denger kalau nggak dengerin gue tadi udah gue colok Lo pakek garpu ini terus gue tusuk tusuk kaya bakso ini"ganas Ayra mengarahkan garpunya ke wajah Gista.

"Waishhhh sans ay jangan galak galak napa gue masih pengen hidup" kata Gista mendramatisir.

"Siapa juga yang pengen bikin lo mati"cerca Ayra malas.

"Ya ya ya serah lo deh,,mending sekarang Lo makan keburu bel nanti"

"Ngga nafsu gue"lirih Ayra malas makan.

"Gaya Lo pakek males segala padahal di rumah ngabisin lima entong nasi pernah kan Lo"

"Apaan sih Lo,,gue lagi diet nih jangan mancing emosi gue deh"

"Alah pakek diet segala badan kerempeng ngga berisi gitu aja pakek diet kalau mau tinggin badan gue dukung kalau mau kurusin gue nggak dukung"

"Lo hina gue!!!!"marah Ayra lalu berdiri menatap Gista tajam.

"Pis ay pis gue nggak maksud" sambil menggabungkan jari telunjuk dan tengahnya.

"Males gue di sini lama lama"ketus Ayra lalu mengibaskan rambutnya pergi meninggalkan kantin.

"Ehh... Ay mau kemana Lo.....
Baksonya gue makan yaaa
Lumayan soalnya"teriak Gista tetapi bagian kalimat akhir di ucapkan dengan lirih yaa kali mau teriak teriak kaya gitu tensin lah.

"Makan aja tapi bayar sendiri soalnya gue belum bayar "balas Ayra tak kalah kerasnya sambil berlalu mengabaikan tatapan sekitarnya.

"Sialan tuh ogeb,, ternyata belum bayar pantes aja kasih ke gue,,gue juga lupa minta uang balik lagi"gerutu Gista menahan kesal.

My Prince Cold Hearted [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang