35.Lika-liku takdir

125 4 0
                                    

Kevin berjalan ke arah Ayra semakin mendekat......dekat........ Dannnn...........

Jlebbb!!!

"Akhhhhh......." histeris Ayra reflek langsung memegangi perutnya yang telah berlumuran darah.

BRAK.........

Bersamaan dengan itu suara dobrakan pintu terdengar menampilkan sosok sahabatnya, Ayra tersenyum tipis melihat sahabatnya datang walaupun semua sudah terlambat.

"AYRA......." teriak Gista histeris.

Tanpa aba-aba Gista menerobos masuk menuju ke arah Ayra, Kevin yang melihat itu tidak tinggal diam tetapi saat Kevin ingin bergerak tiba-tiba Rio mencekal tangannya dan menahannya.

Roni yang sudah geram akan tingkah laku Kevin membogem Kevin habis-habisan mulai dari perut, wajah, dan hampir seluruh tubuhnya hingga Kevin jatuh tersungkur lemah tak berdaya. Mengingat preman suruhan Kevin yang tadi menjaga sudah ditangkap dulu oleh polisi yaa walaupun sebelum masuk mereka sempat adu tinju dengan Roni dan Rio.

"Ay bangun Ay, maafin gue, gue telat jemput lo!" histeris Gista sambil menopang kepala Ayra di pahanya.

"Ja.....ga......in......or....tu.....gue!" titah Ayra dengan terbata-bata lalu setelah itu Ayra memejamkan matanya pelan sambil tersenyum, dia sudah tidak sadarkan diri.

"AYRA BANGUN, LO JANGAN KAYA GINI AY...... PLEASE MAAFIN GUE YANG NGGAK BISA JAGA LO........" panik Gista sambil mengguncangkan tubuh Ayra.

"Mending kita bawa ke rumah sakit sekarang!!" suruh Roni yang diangguki oleh Gista.

Sesampainya di rumah sakit Roni dan Gista membawa Ayra langsung keruang UGD dan mendapat penanganan medis dari sana. Sedangkan Rio, dia mengurus Kevin ke kantor polisi.

Gista terus saja mondar-mandir gelisah sambil terisak.

"Hiks.....hiks...... Semua ini salah gue, seandainya tadi gue nemenin dia, seandainya tadi gue nggak telat jemput dia pasti ini semua nggak bakal terjadi!!" sesal Gista.

"Gis berhenti nyalahin diri lo sendiri, semua ini bukan salah lo jangan berandai-andai semuanya itu udah takdir," nasehat Roni.

Gista yang tak kuat menahan isakan tangis akhirnya menghambur ke pelukan Roni mencari ketenangan, kedamaian, dan kenyamanan.

Tidak lama setelah itu orang tua Ayra datang dengan tergopoh-gopoh tentu saja mereka sangat khawatir dan syok.

"Gista!!" panggil mama Ayra.

"Apa yang sebenarnya terjadi nak? Gimana keadaannya Ayra?" tanya mama Ayra khawatir.

"Maaf Tan, semua ini salah Gista," jawab Gista yang terus menyalahkan dirinya.

"Maksud kamu apa nak?" tanya mama Ayra bingung.

"Ayra di culik sama Kevin, dan Kevin mau bunuh Ayra Tan," jawab Gista dengan terisak.

"APA....." ucap mama Ayra syok.

"Kenapa? Apa alasannya?" tanya papa Ayra yang sedari tadi diam.

"Karena Ayra nggak balas cintanya Kevin om, dan juga Kevin ngincar hartanya Ayra!" jelas Gista.

"Sudah saya duga dari awal, tapi saya nggak nyangka dia senekat ini!" ucap papa Ayra dengan rahangnya yang mengeras dan matanya yang memerah menandakan api kebencian.

"Maafin Gista Om Tante, karena Gista telat nyelamatin Ayra," sesal Gista.

"Semua ini bukan salah kamu nak, udah nggak usah nangis!" tutur mama Ayra lembut.

My Prince Cold Hearted [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang