Happy reading 💞
Rafa, Ayra,Gista dan Roni terus menyusuri hutan di sana. Hari yang semakin gelap membuat mereka sedikit kewalahan di tambah lagi mereka yang juga sudah lelah dan akhirnya memutuskan untuk istirahat sembari menunggu pagi datang.
"Guys sebaiknya kita istirahat di gubuk situ aja deh, udah malem banget nih bentar lagi juga pagi,kita kembali pas udah pagi aja kalau sekarang gelap banget,gue juga sedikit lupa arah jalan camping" usul Roni.
"Ya udah ayoo" balas Rafa lalu mengarah ke arah gubuk sembari tetap menggendong Ayra. Diikuti Roni dan Gista yang berjalan di belakangnya.
Rafa mendudukkan Ayra di gubuk itu, Ayra yang semula tertidur kini terbangun merasakan pergerakan Rafa yang berhenti.
"Ay Lo tidur aja gih, muka Lo pucet banget," seru Rafa sambil mengarahkan Ayra agar tidur kembali.
"Gue ngga papa Raf," balas Ayra lemah.
"Ck di bilangin juga, sini Lo tidur di bahu gue aja buat sandaran lo," perintah Rafa yang tidak bisa di bantah, mau tak mau Ayra harus menuruti karena memang dia sangat lemas dan malas berdebat.
Akhirnya Ayra memutuskan untuk bersender di bahu Rafa. Roni yang melihat Gista hanya diam saja berinisiatif untuk menanyakan keadaannya takut terjadi apa apa.
"Gis, lo capek ? Kalau capek tidur aja gih" ucap Roni tiba tiba.
"Ah enggak, gue nggak papa kok" gugup Gista karena Roni bertanya tiba tiba.
Roni yang tidak puas dengan jawaban Gista alhasil Roni mendekat ke arah Gista dan bersender di bahunya.
"Kalau lo ngga mau tidur biar gue aja yang tidur" kata Roni lalu menyenderkan kepalanya di bahu Gista membuat sang empu menahan gejolak aneh di hatinya.
"Tapi kan nggak harus nyender di bahu gue kali" cibir Gista menutupi rasa gugupnya.
"Pinjem pelit amat sih," jutek Roni sambil memejamkan matanya.
"Pinjem pinjem lo punya bahu sendiri kan?"
"Iya gue punya tapi nggak senyaman bahu lo" jawab Roni membuat pipi Gista langsung merah merona.
Roni yang merasa tidak mendapat respon berniat ingin menjahili Gista lagi, dilihatnya Gista yang sedang menyembunyikan rona merah di pipinya membuat Roni gencar untuk menggodanya lagi.
"Yakin ngga mau tidur?" tanya Roni sekali lagi.
"Enggak!" tukas Gista cepat.
"Oke" jutek Roni lalu mulai memejamkan matanya dan kepalanya tetap di senderkan di bahu Gista.
Gista menahan nafas saat Roni mulai memejamkan matanya dan bersender di bahunya, gugup dan salah tingkah sudah pasti jangan ditanyakan lagi. Keringat dingin membanjiri pelipis Gista seraya menggerutu dalam hati "dasar ngga peka banget sih jadi cowok, main nyender aja ngga denger apa jantung gue udah kaya disco gini, ishhh nyebelin banget!!!!".
"Gue denger yaa!" seru Roni tiba tiba.
"Hah ? De....nger ....apa....?" tanya Gista semakin gugup pasalnya tadi dia hanya ngomong dalam hati apakah Roni bisa baca pikiran orang ? OMG jangan bilang dia bisa...... Nggak mungkin banget calesss.........
"Denger detak jantung lo"
"Namanya juga jantung yaa berdetak lah kalau nggak berdetak tuh jantung pisang nohh" balas Gista malas sambil merilekskan jantungnya.
"Tapi detakannya ngga biasa"
"Nggak biasa gimana sih ?"
"Kaya ada detak cenut cenut gitu" goda Roni sambil melirik ke arah Gista. Diam diam Roni mengulum senyum melihat ekspresi Gista yang semakin membuatnya gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Cold Hearted [END]✓
Novela JuvenilFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA!!! Ig : reputri_25 JANGAN LUPA UNTUK VOMENT!!! Awas Baper⚠️ Cerita ini bukan menceritakan kisah cewek Cupu vs cowok cool atau sebaliknya yaa guys. Tapi dijamin bikin baper siapin hati dan mental ya soalnya lumayan menguras...