15.Pemilihan duta sekolah

116 10 0
                                    

"Ma Ay bosen di sini, kapan pulangnya sih?" rengek Ayra dari tadi ingin minta pulang.

"Ay kamu masih belum pulih sayang, jadi belum bisa pulang," ujar sang mama menenangkan.

"Tapi Ay bosen ma, Ay mau pulang pokoknya titik ngga pakek koma apalagi tanda tanya!" cemberut Ayra.

"Hishh kamu itu keras kepala banget yaa sama kaya papa kamu."

"Kan emang anaknya ma," ceplos asal Ayra.

"Punya anak satu ngga ada mirip miripnya sama mama."

"Ada ma miripnya kan kita sama sama perempuan" jelas Ayra.

"Tau ah mama capek debat sama kamu, percuma ngga bakal menang juga," cerca sang mama.

"Tuhh tau!" bangga Ayra.

"Ay.. kamu tau ngga kemarin yang nolongin kamu itu Rafa tau."

"Hah...? Masa sih ma," terkejut Ayra.

"Iya masa mama boong sih beneran tau!" jelas sang mama.

"Terus gimana ma, kenapa dia ngga jenguk Ayra?" tanya Ayra penasaran.

"Kemarin di usir sama papa kamu, karena mikirnya papa, si Rafa itu penyebab kecelakaannya kamu"

"Salah mah...."ucap Ayra tiba tiba

"Mama juga merasa gitu sih tapi papa kamu keburu emosi sih khawatir sama kamu"

"Ishh kejadian sebenarnya itu aku kemarin di anter pulang sama Kevin sahabat kecil aku itu lho mah terus mobilnya oleng nabrak pohon deh jadinya" jelas Ayra.

"Ohh gitu, untung pohonnya kuat yaa mau aja di tabrak," ngelantur mama.

"Apaan sih ma," sebal Ayra.

"Terus keadaan Kevin gimana yaa?"

"Ay ngga tau mah, kan Ay ada di sini."

"Ohh iya lupa," reflek menepuk jidatnya.

Tak heran jika Ayra sering menepuk jidatnya jika kelupaan atau melakukan kesalahan ternyata merupakan turunan dari mamahnya.

"Ya udah mama keluar sebentar yaa," pamit mama dan langsung berjalan keluar.

"Jadi bener kemarin gue di tolongin Rafa, jadi Rafa gendong gue.....
Ahhh senengnya......." kata Ayra jingkrak jingkrak kegirangan.

"Pokoknya besok gue harus ketemu dia terus minta maaf sama dia!" lalu membaringkan tubuhnya di kasur rumah sakit.

Ternyata sedari tadi ada yang mengamati perbicangan mama dan Ayra sampai mama keluar dari kamar Ayra.

"Lucu....."ucap Rafa tiba tiba.

"Ternyata bener dugaan gue, gue gendong lo aja udah bikin lo jingkrak-jingkrak apalagi kalau gue nyatain perasaan gue ke lo bisa gempar nihh dunia," batin Rafa tersenyum geli.

"Syukurlah lo nggak papa Ay, teruslah tersenyum buat gue" lirih Rafa lalu berjalan pergi.

*****

Hari ini Ayra tidak sabar untuk pergi ke sekolah karena dia ingin ketemu Rafa.

"Ay nanti kalau ketemu Rafa sampaikan permintaan maaf dan salam dari papa yaa," ucap papa sambil menyetir mengantarkan Ayra ke sekolah.

"Iyaa siap pa, makanya papa jangan emosian dong."

"Iyaa maafin papa yaa nak, papa kemarin khawatir sama kamu," ucap papa merasa bersalah.

"Iyaa maafin Ay juga yaa pa, udah bikin khawatir."

"Iyaa sayang namanya juga musibah, semoga nggak terjadi apa apa lagi," ucap papa dengan tatapan sendu.

My Prince Cold Hearted [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang