20.Hari yang buruk

118 8 0
                                    

Pagi ini sangat cerah tetapi tidak secerah wajah Ayra yang tampak murung sedari tadi. Kedua orangtuanya yang sarapan pun terheran dengan sikap anak satu satunya itu.

"Ay kamu kenapa sayang?"tanya papanya sambil menikmati secangkir kopinya.

"Ay gak papa pa"jawab Ayra malas.

"Mama heran sama kamu Ay,tiap hari ekspresinya beda beda terus, kemarin keliatannya bahagia banget kaya abis kejatuhan durian runtuh atau dapet rezeki nomplok ehh sekarang malah murung aja kaya gagal dapet undian" cerca sang mama.

"Apaan sih ma,,Ay itu nggak papa emang lagi males aja"jawab Ayra apa adanya.

"Hmm ya udahlah sana berangkat nanti telat lagi"kata mama.

"Papa anter yaa"tawar papa.

"Nggak usah pa Ay berangkat sendiri aja, assalamualaikum..."pamit Ayra lalu mencium tangan ke dua orang tuanya.

"Waalaikumsalam"jawab papa mama Ayra bersamaan.

"Kenapa tuh anak ma?"tanya papa heran.

"Biasa pa anak muda yaa kaya gitu"jawab sang mama.

"Emang anak muda biasanya kenapa ma"tanya papa Ayra polos.

"Masa papa nggak paham sih"dumel mama sebal.

"Yaa emang papa nggak tau"

"Ya udah lah nggak usah di perpanjang,, sana papa berangkat nanti telat"

"Mama ngusir papa ?"

"Lha emang ini rumah siapa ?"tanya balik mama.

"Rumah papa lah..."jawabanya bangga.

"Yaa kalau gitu mama nggak ngusir dong,,lagian mama cuma nyuruh papa cepet berangkat gitu"balas mama memutar malas bola matanya.

"Sama aja"ketus papa dan langsung berniat pergi ke depan rumah.

"Eitsss tunggu dulu...."lalu menengadahkan tangannya ke udara.

"Apa ? Minta uang jajan ? "Tanya papa tidak mengerti.

"Ishhh emang mama kaya Ayra gitu...
Salim pa...."greget mama sambil memanyunkan bibirnya.

"Oalah bilang dong dari tadi..."balas papa cuek lalu berjalan pergi ke depan diantar mamanya seraya mengucapkan salam dan melesat menggunakan mobil pribadi nya.

Memang begitulah orang tua Ayra mereka sangat rukun terkadang ada sedikit kerikil kerikil kendala tapi mereka bisa menyelesaikan dengan bersama. Tak heran jika keluarga Ayra sangat harmonis dan terbuka. Orang tuanya yang humble dan humoris membuat banyak orang menyukainya dan sangat ramah kepada keluarga Ayra. Jadi tak heran jika Ayra sangat dimanja oleh kedua orangtuanya selain karena dia anak tunggal,, Ayra juga mendapat kasih sayang yang lebih dari kedua orangtuanya. Yaa kira kira seperti itulah definisi keluarga Ayra 😂.

Hari ini hari yang paling buruk buat Ayra karena apa karena dia mendapat cacian dan makian sepanjang jalan menuju kelasnya tadi ditambah lagi dia bertemu Rafa berniat ingin menyapa tapi malah di abaikan oleh Rafa dan memilih berlalu begitu saja. Tak hanya itu saja Rafa dengan penampilannya yang sangat cool dan keren itu sangat berbanding terbalik dengan penampilan sebelumnya membuat para kamu hawa terpesona dan berbondong-bondong mendekati Rafa membuat Ayra merasa panas seperti kebakaran jenggot.

"Eh ada Ayra yang munafik " ucap salah satu teman Ayra saat Ayra mengambil tempat duduk di dekat Gista.

"Namanya juga temen ada yang klasik ada yang asik tapi ada juga yang munafik."balas carissa tak kalah pedas.

"Dasar pengen menang sendiri"caci teman temann Ayra.

Ayra hanya bisa menunduk berharap ada malaikat penyelamat yang menyelamatkannya dari masalah yang dihadapi sekarang ini. Bodohnya Ayra dia berharap jika pangerannya yang menyelamatkannya siapa lagi jika bukan Rafa cowok berhati batu dan dingin sedingin salju. Sangat mustahil bukan jika Rafa yang akan membela Ayra jangankan membela melirik ke arah Ayra saja tidak. Sungguh malang nasib Ayra kini. Dia tidak punya teman disini karena Gista juga belum datang entah ada kendala apa dengan Gista hampir masuk bel dia belum juga datang. Tinggallah Ayra sendiri disini sepeti orang linglung tidak punya tujuan. Memang sejak tadi tidak ada yang mengajak Ayra mengobrol bahkan Ayra yang memulai obrolan pun teman temannya malah mengabaikan dan memberi cacian hinaan yang tidak pantas padahal mereka tidak tau saja apa yang sebenarnya terjadi,mereka hanya berasumsi sendiri bahkan orang yang menyuruh Ayra untuk diam menyembunyikan identitasnya pun juga ikut membencinya karena salah paham. Ayra jadi berfikir apa salahnya ? Dia hanya menuruti apa yang Rafa mau kenapa sekarang Rafa malah ikut membencinya padahal bukan Ayra juga yang menyebarkan hanya gara gara foto di mading itu yang tertera nama Ayra disana. Lagipun Ayra tak pernah tau akun pribadi Rafa,dan kalaupun Ayra tau dan ingin menyebarkan identitas Rafa sebenarnya harusnya dia tidak mencantumkan namanya disitu kan?.
Kenapa semuanya sungguh rumit,,apa mereka selalu menghakimi orang yang belum tentu salah? Apa mereka tidak mikir akan dampaknya? Ayra sungguh kecewa dengan teman temannya,,dimana mereka saat Ayra terpukul disini kenapa mereka tidak membela Ayra, apakah itu bukan disebut munafik ? Sedangkan dirinya yang tidak merasa berbuat apa apa kenapa selalu di cap munafik, segitu kejamnya kah dunia?. Ayra serasa ingin berteriak ke dunia meminta keadilan dan menjelaskan satu persatu tapi semua hanya percuma tidak ada yang mempercayainya.
Ingin rasanya Ayra menjerit berteriak dan menangis meluapkan semua keluh kesahnya selama ini dan membalas semua cacian mereka,tapi apalah daya tidak ada yang mendukungnya satu satunya sahabat saat ini adalah Gista tapi dia entah kemana mengapa saat di butuhkan dia harus menghilang,apa dia satu plek dengan mereka? Sebaiknya husnuzan aja dulu siapa tau ada kendala memang. Di saat Ayra sedang asiknya melamun Gista datang dengan tergopoh-gopoh diikuti dengan suara bel pertanda masuk berbunyi.

My Prince Cold Hearted [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang