21.Rasa khawatir

107 7 0
                                    

Di sini lah Ayra berada untuk menenangkan hati dan pikirannya. Entahlah Gista kemana persetan dengan pelajaran dia malas untuk mengikutinya moodnya sedang hancur berlebur lebur sekarang.

"Kenapa sih semua orang nggak ada yang percaya sama gue?
Dan dimana orang orang yang selalu gue tolongin ?
Kenapa semua seakan lenyap dari bumi seperti tertelan tanpa meninggalkan jejak ?
Apa gue terlalu baik sehingga mudah buat di bodohin ?
Gue emang bodoh !!!"pikir Ayra sembari tersenyum licik.

"Lo emang bodoh Ay,Lo buta, Lo nggak bisa liat mana orang yang bener bener tulus sama Lo"ucap Ayra sambil menekan di setiap katanya lalu menjambak jambak rambutnya sendiri menghilangkan pening di kepalanya.

Di sisi lain Rafa sedang memikirkan kejadian tadi dan dia juga tidak menemukan keberadaan Ayra, Roni, maupun Gista. Mereka menghilang entah kemana dan sekarang hanya ada Rafa dan Rio yang berdiam diri di kelas.

"Raf gue mau ngomong sama Lo" kata Rio tiba tiba menampilkan ekspresi seriusnya.

"Ngomong yaa tinggal ngomong aja kali nggak usah pakek izin segala emang ada larangannya ?" balas Rafa jutek.

Sebenarnya Rio malas berbicara dengan Rafa karena memang sifatnya kadang sungguh keterlaluan tapi demi kelangsungan hidup hati Ayra dan Rafa dia harus bisa sedikit berjuang untuk menyadarkan dan menyatukan mereka.

"Gini apa Lo tega liat Ayra kaya gitu ?" tanya Rio hati hati takut menyinggung perasaan Rafa yang sensitif.

"Maksud Lo ?" tanya Rafa acuh.

"Huft ......."desah Rio malas.

"Lo pasti taulah apa yang saat ini Ayra alami kan Lo juga pernah ngalamin kaya gitu dimana semua orang nggak ada yang percaya sama Lo dan Lo merasa di khianati,nah begitu pula dengan apa yang dialami Ayra" jelas Rio.

"Gue nggak mau bahas"judes Rafa.

"Raf gue tuh cuma......"

"Gue bilang nggak mau yaa nggak mau!!!!" bentak Rafa.

"Oke tapi dengerin gue dulu" jawab Rio mencoba bersabar menghadapi manusia berhati batu, sungguh Rio mengumpat dan menyumpah serapahi manusia di depannya ini berani beraninya dia membentak sahabatnya sendiri.

"Lo sadar nggak Raf, apa yang Lo lakuin itu sama aja kaya orang orang yang dulu pernah menghina Lo,, Lo pernah di khianati tapi Lo juga pernah jadi penghianat,,Lo yang nyuruh Ayra diem atas identitas Lo tapi kenapa Ayra yang kena ? Lo mikir nggak sih ?" tekan Rio mencoba meluapkan semua uneg-unegnya.

"Lo........" sambil menunjuk Rafa dengan jari telunjuknya.

"Nggak lebih dari seorang pecundang tau ngga" sambung Rio lalu pergi meninggalkan Rafa sendirian.

Rafa menatap punggung Rio yang sudah menjauh. Kata katanya tadi seakan menghantam dan menyentil hati Rafa. Dia jadi merenungi apa yang dilakukannya tadi.

"Kenapa tadi gue diem aja,kenapa gue harus nurutin ego sih" geramnya menahan kesal.

"Gue harus ketemu Ayra dan minta maaf sama dia" ucap Rafa tiba tiba setelah terdiam berpikir cukup lama.

Tidak lama setelah itu bel masuk berbunyi. Semua siswa masuk ke kelasnya masing-masing termasuk Roni dan Gista yang baru sampai di kelasnya. Mereka datang bersamaan bukannya akur malah menunjukkan ekspresi pertanda perang dingin. Para siswa lain tidak menyangka bahwa selama ini pasangan paling romantis yang sering membuat iri dan selalu memamerkan kemesraannya ini bisa berantem sehebat tadi dan berakhir putus. Para pengangum rahasia dan juga fansnya sangat menyayangkan hal itu, padahal mereka tidak tau saja bahwa sebelum perdebatan tadi terjadi mereka sudah putus duluan.

My Prince Cold Hearted [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang