37.Epilog

196 5 0
                                    

Satu tahun kemudian.......

Gista meraih peringkat UN terbaik di sekolahnya, memang dari dulu dia terkenal akan kepintarannya dan sekarang dia sudah lulus dan insyaallah akan melanjutkan kuliah di universitas yang masih di daerah Jakarta.

Sedangkan Roni, dia sudah kembali dengan Gista dan mereka selalu bersama-sama sampai mereka bisa lulus sekarang ini.

"Selamat sayang, nilai UN kamu bagus!" puji Roni sembari tersenyum manis.

"Makasih, kamu tuh harus banyak belajar biar bagus nilainya!"

"Hehehe kamu tau sendiri kan kalau aku tuh-"

"Apa? Males? Nggak suka pelajarannya? Atau nggak suka gurunya?" sela Gista memutar bola matanya malas.

"Hehehe nahh tuhh tau!" jawab Roni sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ishh nyebelin!!"

"Hmm romantis banget lo berdua," celetuk Rio yang tiba-tiba muncul.

"Ngapain sih lo kesini? Ganggu tau nggak!" sinis Roni yang dibalas kekehan oleh Rio.

"Santai aja dong, takut kepergok yaa?" goda Rio.

"Kalau kesini cuma buat buly gue mending lo pergi!" ketus Roni.

"Iya iya gue kesini cuma mau ngundang kalian berdua buat ketemuan di kafe biasa ntar malam,"

"Hah? Ngapain? Ada acara apa?" tanya Gista penasaran.

"Yaa itung-itung reuni lah," ceplos Rio yang langsung mendapat jitakan emas dari Roni.

"Muke gile, baru aja lulus masa iya udah reuni aja!" ceplos Roni.

"Hehehe salah yaa? Ya udah kalau gitu buat salam perpisahan aja kan kita udah lulus!" jawab Rio.

"Orang kita sekampus juga darimana pisahnya coba," cibir Gista.

"Eh? Salah mulu perasaan dari tadi!" balas Rio menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari nyengir.

"Lo kenapa sih?" tanya Roni heran.

"Hmm nggak papa, pokoknya nanti lo berdua datang aja ada yang pengen gue omongin sama kalian," ucap Rio serius.

"Penting nggak? Kalau nggak penting males gue mending kencan sama Gista aja!" cibir Roni.

"Pokoknya ini dijamin penting banget menyangkut hidup gue!" jawab Rio mendramatisir.

"Alay lo ah!" sahut Gista lalu menepuk bahu Rio keras.

"Awss........ Sakit tau nggak" ringis Rio.

"Sorry!" ucap Gista sambil menyatukan jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V tanda peace.

"Huft jadi cewek nggak ada manis-manisnya banget," gerutu Rio yang didengar oleh Gista.

"Apa lo bilang?" sungut Gista memandang Rio tajam.

"Enggak..... Itu nyamuk gede banget!" elak Rio sambil menepuk tangan seolah-olah memang ada nyamuk.

"Iya gede, kan lo nyamuknya!" sengit Gista dan Roni langsung tertawa terbahak-bahak.

"Gue mah apa atuh!" dengus Rio cemberut.

"Rasain lo, nggak bakal menang deh lo lawan cewek!" kata Roni mengejek.

"Liat aja ntar gue bikin kejutan buat kalian dan gue jamin kalian bakal ternganga...... Hahahaha...." batin Rio sembari tertawa geli.

"Udah ah gue mau balik jangan lupa ntar malem, oke?" pamit Rio dan diangguki oleh Roni dan Gista sembari mengacungkan jempolnya.

My Prince Cold Hearted [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang