11.Pencerahan

125 8 0
                                    

Di sini lah Rafa berada dimana lagi jika bukan di rooftop tempat favorit bagi Rafa selain tempatnya nyaman di sini juga tempatnya enak dan sepi cocok banget buat menumpahkan semua masalah dengan hanya melihat pemandangan dari rooftop ini bisa menjernihkan pikiran dan melupakan masalah sejenak.

"Kenapa akhir-akhir ini gue sering galau yaa, kenapa gue sering khawatir sama dia?" batin Rafa.

"Apa bisa gue buka hati buat dia
Gue nggak bisa bohongin hati gue sendiri, gue akan berusaha buat buka hati!" pikir Rafa.

Bel pertanda pulang berbunyi Rafa berjalan tergesa-gesa keluar kelas dengan cepat.

Roni dan Rio yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Kenapa tuh anak?" tanya Roni.

"Mana gue tau!" acuh Rio menggedikan bahunya.

Rafa mengendarai motornya dengan kecepatan rata rata, dia ingin menjenguk Ayra dan meminta maaf karena masalah kemarin.

Sekitar 15 menit Rafa sampai di rumah Ayra. Rafa masih diam mematung di depan pagar rumah minimalis Ayra. Dia bingung harus bagaimana dia takut tidak mendapatkan maaf dari Ayra.

Rafa masih berfikir kata kata apa yang tepat untuk meminta maaf kepada Ayra.

"Duh kenapa jadi grogi gini sih, ntar bilang apa yaa?" batin Rafa.

"Gue lupa ngga bawa buah tangan lagi!" gerutu Rafa kesal.

"Bodo amat lah yang penting gue ketemu sama Ayra dulu,"

Dan saat akan mengetok pintu pagar rumah Ayra tiba tiba Rafa di kejutkan dengan suara orang yang berjualan cendol lewat depan rumah Ayra.

"Cendol manis dingin seger!!!" teriak Abang tukang cendolnya.

"Cendolnya mas?" tawar Abang tukang cendol saat sampai di depan rumah Ayra.

"NGGAK!!!!" ketus Rafa karena menggangu aksinya mengetok pintu pagar rumah Ayra.

"Panas panas gini enak mas minum cendol seger lagi," tawar Abang tukang cendol lagi.

"Engga bang saya nggak pengen."

"Buat pacarnya bisa, buat calon mertuanya bisa, buat selingkuhannya pun juga bisa mas."

"Maksa banget sih nih orang!" gerutu Rafa dalam hati.

"Engga bang makasih,
Saya saranin mending join sama bang Kasman tukang cendol di sinetron tukang ojek pengkolan aja deh di jamin laku ntar," ceplos asal Rafa.

"Mas nya produser sinetron yaa?
Kenalin nama saya Kasmin kalau bang Kasman itu memang saudara saya cuma nasibnya lebih bejo aja," jawabnya sambil menyodorkan tangannya untuk berkenalan.

"Haduh kenapa jadi panjang gini sih urusannya," pikir Rafa.

"Bukan bang, mau nama Abang Kasmin, Kasman, Kasmon sampai Kasur sekalipun saya nggak perduli udah yaa saya lagi ngga pengen cendol."

"Ya udah kalau nggak pengen ngomong dari tadi napa buang buang waktu aja." Abang tukang cendol itu kemudian berlalu begitu saja.

"Yee nyalahin lagi orang situ yang ngajak omong terus juga."

Saat Rafa ingin mengetok pintu pagar rumah Ayra kembali tapi tiba tiba dia melihat Ayra keluar dari rumahnya bersama seorang pria. Dan kira kira pria itu seumuran dengannya. Ayra terlihat mengobrol santai dengannya.

"Kenapa lo harus hadir di hidup gue Ay kalau pada akhirnya lo cuma permainin gue?" lirih Rafa.

Rafa mengurungkan niatnya untuk menghampiri Ayra dan dia memilih menatapnya diam diam dari balik pagar. Saat dia ingin pergi tiba tiba Rafa di kejutkan dengan sebuah suara...

My Prince Cold Hearted [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang