6.Kejadian di kafe

133 6 0
                                    

Pagi ini Ayra akan pergi ke kafe dekat sekolah sesuai perjanjiannya kemaren untuk rekaman hari ini.

"Ma aku berangkat dulu yaa," pamit Ayra di ruang tamu.

"Iya sayang hati hati yaa, oh yaa salam buat calon mantu," ledek mama.

"Mama apaan sih!"

"Walaupun anaknya agak cupu tapi dia keliatan ganteng dan sopan tau Ay," puji mama.

"Iya Ay tau kok, udah yaa Ay berangkat dulu, assalamualaikum," pamit Ayra cepat sebelum nanti bertambah panjang urusannya dengan sang mama.

"Waalikumsalam," jawab mama geleng-geleng kepala.

****

~Skip Kafe~

Ayra berjalan memasuki kafe dengan tergesa-gesa pasalnya dia sudah telat 20 menit.

"Ishh gara gara mama nih aku telat, bisa bisanya mama ledekin aku terus kayanya ketularan virus jail papa deh pasti kompromi udah direncanain dari awal," gerutu Ayra kesal.

"Sans aja gue juga telat kok," kata seseorang dibelakangnya.

Seketika itu langkah Ayra langsung berhenti dan menatap sosok dibelakangnya, betapa kagetnya Ayra saat sosok itu berjalan mendekatinya sambil membenahi kacamatanya yang miring.

"RAFA......" teriak Ayra kaget.

"Iya gue kenapa?" tanya nya datar dan berlalu begitu saja dari hadapan Ayra.

"Eh tungguin!!" teriak Ayra berlari mengejar dan mensejajarkan langkahnya dengan langkah Rafa.

"Loh kok kalian dateng barengan?" kepo Roni.

"Nemu di parkiran!" jawab Rafa menunjukkan ekspresi datarnya.

"Eh lo kata Ayra apaan, main nemu aja!" kesal Gista.

"Orang gila,
Soalnya tadi dia ngedumel mulu kaya orang gila!" ceplos Rafa.

"Ihh apaan sih Raf, lo ngatain gue?" cemberut Ayra.

"Emang iya kan?"

"Engga!!" sahut Ayra cepat.

"Serah!" jawab Rafa dan berlalu begitu saja dari hadapan Ayra memilih duduk disamping Roni.

"Oke guys kita langsung rekaman aja yaa!" kata Roni sambil menyiapkan kameranya.

"Oke, bentar gue atur posisinya dulu," kata Gista.

"Nah Ay lo sebelah sini terus lo Raf sebelah sana, terus nanti Rafa gitarin dulu kalau udah intro Ayra lo mulai baca puisinya." perintah Gista sambil menunjukkan satu persatu tugas dan posisinya.

"Okee siap!!" jawab ayra.

"Oke kita mulai sekarang gue hitung sampai 3
1......2........3" intruksi Roni.

Mengalun lah petikan gitar dari Rafa, dan Ayra memulai membaca puisinya.

"Jika mencintaimu adalah mata pelajaran, maka aku akan hadir dan duduk paling depan."

"Jika bertemu denganmu adalah takdir Tuhan, dan berteman denganmu adalah pilihan, maka jatuh cinta padamu bukanlah sesuatu yang aku rencanakan." 

"Kudobrak pintu hatimu untuk sekadar melihat sisa rindu yang sempat kutitipkan padamu. Ingin kuambil pecahan rindu itu, untuk kurangkai kembali menjadi utuh." 

"Begitu pagi saat jantungku berdegup kencang menerjemahkan isi pikiranku yang ternyata kamu." 

"Senyumanmu adalah detik jarum jam bagiku. Terasa singkat, secepat angin berlalu. Menjadikan dering bel sekolah bagai lantunan melodi rindu."

My Prince Cold Hearted [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang