Jika melepas mu adalah sebuah permintaan aku tidak bisa mengabulkan karena rasa rindu ini yang menjadi beban
Ayra Vexia Malvino
"Rafa tungguin........"teriak Ayra.
Saat Ayra mengejar Rafa dan dia mulai capek sehingga kehilangan keseimbangan tiba tiba
Brukkkk.........
Ayra terjatuh tersungkur di pinggir jalan. Lutut Ayra berdarah dan dia terus saja memanggili nama Rafa sambil menangis sesenggukan sehingga menjadi pusat perhatian semua orang.
Rafa yang mengetahui Ayra terjatuh seketika berhenti tapi tidak membalikkan badannya, dia tetap diam mematung walaupun Ayra meneriaki namanya sampai suara Ayra mulai serak pun dia tetap tidak bergeming dari tempatnya.
"Raf aku mohon kamu berhenti disitu," mohon Ayra sambil menangis.
"Gue minta maaf sama lo, semua yang di omongin Carissa ngga ada yang bener, lo harus percaya sama gue!" lirih Ayra sembari sesenggukan.
Rafa masih tidak bergeming dari tempatnya "Lo kenapa harus berhenti Raf!" batin Rafa memberontak.
Hati Rafa mengatakan tidak tega dengan Ayra dan ingin mengusap air matanya. Tetapi logika dan egonya berkata tetap pergi dan jangan memperdulikan Ayra.
Bayangan masa lalu Rafa membuat Rafa merasakan nyeri di kepalanya dan itu juga membuat Rafa pergi meninggalkan Ayra sendiri tanpa menatapnya.
"Rafa........."teriak Ayra saat Rafa tetap melanjutkan langkahnya.
Ayra yang lututnya berdarah pun tidak bisa mengejar Rafa lebih jauh lagi karena dia sangat lemas. Dia tetap menangis di tempatnya sambil duduk di trotoar meratapi nasibnya.
"Kenapa Raf kenapa!!!
Kenapa lo benci sama gue, kenapa lo nggak percaya sama gue?" lirih Ayra.Tiba tiba sebuah tangan terulur di depan wajah Ayra. Ayra seketika mendongak berharap itu adalah Rafa yang kembali kepadanya.
Tapi harapan itu seketika musnah saat yang di dapatinya adalah Rio teman satu geng Rafa.
"Kenapa??
Berharap Rafa yaa yang ke sini?" tebak Rio."Lo ngapain kesini?" tanya Ayra menghapus sisa air matanya dan terdengar isakan kecilnya.
"Ck ini jalan umum kali, gue nggak sengaja liat lo ndelosor disini kaya orang gila tau nggak!"
"Apaan sih lo!" sinis Ayra menepis tangan Rio begitu saja.
"Yee di bantuin juga
Ayoo......" cibir Rio lalu mengayunkan kembali tangannya."Gue bisa sendiri!" ketus Ayra lalu menepis tangan Rio dan berusaha berdiri sendiri tetapi saat Ayra akan berdiri tiba tiba kaki Ayra sedikit terkilir dan dia kehilangan keseimbangan dan akhirnya.........
Yap......
Ayra terjatuh di pelukan Rio dalam beberapa saat dan tepat itu Rafa yang merasa bersalah ingin menghampiri Ayra tiba tiba melihat kejadian itu Rafa mengurungkan niatnya untuk menghampiri Ayra."Sialll !!!!
Kenapa sih Lo Raf, udah tau dia itu cewek munafik kenapa lo bisa suka sama dia!" geram Rafa."Lo salah Raf lo salah suka sama dia!"
"Semua cewek itu sama aja sadar sadar!" geram Rafa sambil memukul-mukul kepalanya.
"Dan kenapa harus Rio sahabat gue sendiri yang dateng tadi, terus kenapa juga gue tadi balik kesini jadi liat kan," frustasi Rafa menyalahkan dirinya sendiri dan melampiaskan dengan menendangi setiap kerikil di depannya.
Di sisi lain Ayra yang sadar akan posisinya itu langsung saja menegakkan tubuhnya dari pelukan Rio. Keadaan menjadi canggung untuk beberapa saat. Rio yang merasa salah tingkah pun mengalihkan pembicaraan dengan menawari tumpangan pulang tapi di tolak mentah-mentah oleh Ayra dan lebih memilih berjalan kaki sambil terseok seok.
"Keras kepala banget tuh cewek pantes aja Rafa jengkel ama dia tapi kalau di pikir pikir cantik juga sih sayang sukanya sama Rafa bukan gue!" batin Rio lalu mengikuti Ayra di belakang menggunakan mobilnya karena takut terjadi sesuatu dengan Ayra yang kondisinya masih sakit.
Ayra berjalan dengan tertatih tatih tak tentu arah karena memang ini bukan arah jalan pulang ke rumah Ayra. Dan bertepatan itu hujan deras mengguyur wilayah kota Jakarta. Ayra menangis di bawah guyuran hujan yang deras, dia jadi teringat akan kebersamaannya dengan Rafa waktu itu saat dia dan Rafa kehujanan di taman kota. Dia sangat merindukan momen itu.
Rio yang sudah jengah akhirnya turun dari mobil menemui Ayra."Ay..." panggil Rio.
"Lo ngapain ngikutin gue sampai sini?" tanya Ayra sinis.
"Gue khawatir sama lo!"
"Gue nggak perlu di khawatirin!"
"Gue anter lo pulang sekarang
Ayoo....." ajak Rio mencoba membujuknya."Gue nggak mau!" kekeh Ayra.
"Lo harus pulang sekarang ntar lo sakit!" paksa Rio sambil menarik paksa tangan Ayra.
"Gue nggak mau, lepasin gue!!" jawab Ayra menepis tangan Rio.
"Apa perlu gue panggil Rafa kesini, kalau perlu gue seret dia kesini suruh jemput lo gitu?" jengkel Rio.
"Dia ngga bakal dateng, dia marah sama gue Ri...." lirih Ayra.
"Dia ngga marah sama lo Ay, dia suka sama lo, gue bisa liat dari tatapan matanya ke lo,"
"Huft ngga mungkin, lo pasti ngomong kaya gitu buat bujuk gue kan?"
"Engga Ay, suer deh gue temenan sama Rafa dari kecil gue tau sifatnya,"
"Tapi kenapa dia tadi ngomong gitu, kenapa dia marah Ri....."
"Dia cuma nurutin egonya aja, dia trauma sama masa lalunya."
"Emang masa lalunya kaya gimana?" kepo Ayra.
"Kalau itu gue nggak bisa kasih tau, lo tanya sendiri aja sama si Rafa."
Ayra jadi berfikir sebenarnya apa masa lalu Rafa sampai dia bisa seperti ini, lama Ayra berfikir membuat Rio lelah sendiri.
"Heh malah bengong lagi!"
Ayra yang kaget pun langsung tergagap "Eh iya apa?"
"Pulang sekarang gue anter ngga ada penolakan!" tegas Rio lalu menarik paksa tangan Ayra.
Ayra yang tidak siap pun terkejut dan ingin memberontak tapi apalah daya dia sangat lemas sekali akhirnya dia pun pasrah untuk di antar pulang toh itu juga demi kebaikannya.
Disini lah Ayra dan Rio berada di dalam mobil dengan suasana canggung sejak obrolan mereka di pinggir jalan tadi mereka sama sekali tidak membuka pembicaraan lagi.
Ayra yang sibuk dengan pemikirannya sendiri dan Rio yang bingung harus membahas topik tentang apa memilih diam dia juga membiarkan Ayra untuk menenangkan pikirannya terlebih dahulu.
Sekitar 20 menit lama akhirnya mereka sampai di rumah Ayra, tanpa berkata apapun Ayra langsung turun dari mobil dan langsung masuk ke rumahnya tanpa menatap Rio bahkan melirik saja tidak.
"Ck dasar, udah di tolongin juga ngga tau terima kasih banget ngelirik aja engga tau gitu gue ogah nolongin!" umpat Rio.
"Kenapa juga Rafa bisa suka sama dia yaa, kisah cinta sahabat gue beneran miris banget dari dulu perasaan ngga kelar kelar deh,"
"Enakan gue jomblo tapi ntar sekali ketemu cewek terus kecantol langsung seriusin aja nggak usah banyak drama," batin Rio merasa geli dan jengah meratapi nasibnya.
Setelah pulang di antar Rio Ayra langsung berlari menuju ke kamarnya membersihkan diri dan menjernihkan pikirannya.
"Gue harus cari tau masa lalu Rafa!!" pikir Ayra.
![](https://img.wattpad.com/cover/193527854-288-k620789.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Cold Hearted [END]✓
Teen FictionFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA!!! Ig : reputri_25 JANGAN LUPA UNTUK VOMENT!!! Awas Baper⚠️ Cerita ini bukan menceritakan kisah cewek Cupu vs cowok cool atau sebaliknya yaa guys. Tapi dijamin bikin baper siapin hati dan mental ya soalnya lumayan menguras...