36.Dunia berbeda

167 4 0
                                    

Warning!!!!!

Aku ingetin yaa ini udah menuju sad ending jadi siapin hati kalau nangis gigit jari aja jangan nyalahin author!!!! 😂


Happy reading 💞

"Raf bangun dong, udah ada Ayra tuh dia ada di ruangan samping lo," ucap Rio mencoba mengobrol dengan Rafa.

Tapi hanya keheningan yang terjadi membuat Rio putus asa. Sudah beberapa hari ini Rafa maupun Ayra masih juga belum sadar dari komanya. Bahkan kedua orangtuanya juga sudah lelah dan terus saja berdoa untuk kesembuhan anak mereka tapi takdir seakan memperlambat waktu untuk mereka sadar dan juga dokter sudah memvonis kemungkinan kecil sekali untuk mereka bisa sadar.

Disisi lain Ayra sedang ditunggu oleh kedua orangtuanya yang selalu setia menemaninya. Saat kedua orangtuanya Ayra menunggu tiba-tiba dia dikejutkan dengan perut Ayra yang mengeluarkan darah lagi. Karena dirundung panik akhirnya ayah Ayra memanggil dokter, kemudian ayah Ayra membawa mama Ayra keluar agar dokter bisa menanganinya.

"Pa.....hiks..... Ayra pa......" teriak mama Ayra tak kuasa melihat anaknya mengeluarkan banyak darah dari perutnya.

"Sabar ma sabar.........." ucap papa Ayra menenangkan walaupun jauh di lubuk hatinya dia juga merasa gelisah.

Bersamaan dengan itu Rafa juga sedang ditangani dokter karena tadi kondisinya yang semakin melemah. Sama seperti orag tua Ayra, kedua orangtuanya Rafa juga sedih melihat kondisi anaknya yang terkapar tak berdaya.

Sesaat setelah itu dokter yang menangani Rafa keluar dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan. Semua bingung dan menunggu penjelasan dari dokter.

"Gimana dok keadaan anak saya? Dia baik-baik saja kan dok?" tanya mama Rafa beruntun.

"Begini Bu, sebelumnya saya minta maaf saya sudah berusaha semaksimal mungkin tapi maaf takdir berkata lain!" ucap dokter yang terdengar putus asa.

"Maksud dokter apa?" tanya mama Rafa tak percaya.

"Rafa sudah tidak bisa diselamatkan Bu!"

"APA........" syok mama Rafa dan langsung pingsan dipelukan papanya.

Semua terkejut mendengar ini, bahkan kakaknya Sila pun menangis histeris tidak menyangka adik kesayangannya akan meninggalkan keluarga secepat ini.

"Nggak mungkin...... enggak!!!" teriak Sila lalu menghampiri adikknya yang sudah terbujur kaku di brankar.

Disisi lain dokter yang menangani Ayra pun juga keluar meninggalkan ekspresi yang sulit digambarkan.

"Apa yang terjadi dengan anak saya dok? Apa dia baik-baik saja? Bagaimana keadaannya dok?" tanya mama Ayra yang sudah tidak sabaran.

"Maaf Bu, anak ibu kondisinya sangat lemah dan saya sudah berusaha semaksimal mungkin tapi Tuhan lebih dulu mengambilnya!" terang sang dokter.

"APA!!!!!" terkejut mama Ayra dan langsung menghambur memeluk anak semata wayangnya.

"AYRA BANGUN.......HIKS......MAAFIN MAMA NAK......MAMA BANYAK SALAH SAMA KAMU.......MAMA UDAH GAGAL JADI IBU YANG NGGAK BISA JAGAIN KAMU......HIKS........" histeris mama Ayra menatap anaknya yang sekujur tubuhnya sudah dingin.

"Mah ikhlaskan anak kita ma, mungkin sudah takdirnya seperti ini!" ucap papa Ayra menenangkan mamanya.

"HIKS.....INI SEMUA SALAH MAMA PA SALAH MAMA, MAMA NGGAK BISA JAGAIN AYRA PA.....HIKS....." teriak mama Ayra.

"Berhenti menyalahkan diri sendiri ma, kita harus tau semua ini kuasa Allah dan mungkin ini yang terbaik buat kita semua!" jeda papa Ayra.

"Sekarang kita urus saja pemakamannya agar Ayra bisa secepatnya tenang disana!" lanjut papa Ayra.

"Iya pa," jawab mama Ayra yang sudah agak lebih tenang.

Roni dan Rio dibuat syok akan berita meninggalnya Rafa dan juga Roni lebih syok lagi mendengar kabar dari Gista bahwa Ayra juga meninggal bersamaan dengan Rafa.

Semua bungkam hanya terdengar isakan tangis dari kedua keluarga yang berbeda ruang itu.

Gista langsung menangis histeris dan berteriak-teriak layaknya orang gila yang kesasar di rumah sakit.

"AYRA KENAPA LO NINGGALIN GUE, PADAHAL DULU LO PERNAH BILANG KALAU LO NGGAK BAKAL NINGGALIN GUE LAGI SETELAH LO UDAH PERNAH NINGGALIN GUE KE LONDON, LO JAHAT AY LO TEGA SAMA GUE!!" teriak Gista histeris.

"LO INGKAR JANJI SAMA GUE AY, GUE KESEL SAMA LO, GUE KECEWA TAPI GUE NGGAK BISA APA-APA!!"

Roni yang mendengar teriakan Gista langsung berlari menghampiri dan memeluknya menenangkan keadaannya yang jauh dari kata baik-baik saja.

"Tenang Gis, ikhlasin semuanya!!" ucap Roni menenangkan Gista.

"Hiks.....hiks..... Ayra jahat sama gue Ron dia ninggalin gue lagi!! Dia nggak ngajak gue buat pergi bareng!!"

"Hush..... nggak boleh ngomong gitu, Ayra sayang sama lo dan dia bakal tetap bersama lo di samping lo terus!!"

"Gue nggak bisa liat Ayra Ron, dia udah nggak ada!!"

"Lo nggak bisa liat tapi lo bisa ngerasain kalau sekarang Ayra ada di samping lo dan dia udah bersama Rafa pangeran dingin yang dia suka!!"

"Emang iya?" tanya Gista polos.

"Iya Tata....." jawab Roni tersenyum tulus.

Tata nama panggilan sayang dari Roni untuk Gista yang sudah lama tidak didengar oleh Gista karena banyak masalah yang menghambat hubungan mereka jadi sedikit renggang.

*****

Pemakaman Ayra dan Rafa sengaja berdampingan agar mereka selalu dekat usul dari papa Rafa yang disetujui keluarga Ayra.

"Tenang disana yaa nak! ucap mama Ayra tersenyum sendu lalu berjalan pulang dengan diiringi keluarga Ayra lainnya. Sedangkan dari keluarga Rafa juga sudah pulang terlebih dahulu untuk menyiapkan tahlilan nanti malam.

Sekarang tinggal tersisa Gista, Roni, dan juga Rio yang masih enggan untuk beranjak dari sana.

Gista menangis sesenggukan meratapi nisan yang bertuliskan AYRA VEXIA MALVINO. Dia sungguh tidak menyangka bahwa Ayra bisa pergi secepat ini.

Roni dan Rio juga tidak menyangka sahabatnya dari kecil bisa meninggalkannya secepat ini. Padahal mereka bertiga dulunya pernah berjanji bahwa akan setia sahabat dan selalu bersama. Bahkan dulu mereka sempat berencana ingin menikah di hari yang sama dan merintis usaha bersama-sama dan juga mereka berniat ingin menjodohkan anak-anak mereka nanti jika sudah dewasa.

"Ada-ada aja ide konyol itu!" pikir author 😂. Plak..... Auto digampar nihh sama readers suasana lagi berduka juga.....

Rio pamit pulang terlebih dahulu karena ingin membantu orangtuanya Rafa menyiapkan segala hal untuk nanti malam.

Roni senantiasa terus menghibur Gista dan mengajaknya untuk pulang awalnya Gista menolak dan ingin tetap menemani Ayra tapi lewat bujukan maut dari Roni akhirnya Gista bisa luluh juga dan mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing karena mereka juga sama-sama lelah pikiran, fisik dan juga hati tentunya.

Tuh kan Gista pasti nggak bisa nolak bujukan maut dari Roni emang dasar si Gista 😂







Udah mentok nggak kuat nulis!!!
Please voment!!!
Komen sebanyak banyaknya!!!

Salam manis dari Author 🤗

My Prince Cold Hearted [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang