Enam

39.4K 2K 4
                                    

Di sebrang sana, Lia merasakan seperti ada sepasang mata yang terus memperhatikannya. Ia mendongak, memastikan anak-anaknya masih berada di tempat ia meninggalkan ketiganya. Setelah membeli minum, Lia bergegas kembali untuk menghampiri ketiga anaknya.

"Triplet, kalian kenapa di sini?" tanya Lia. Matanya teralihkan pada luka yang berada di lutut Keyra. "Ya, ampun. Kakak, ini adiknya kenapa? Kok bisa lututnya berdarah?"

"Key tadi lari, mom. Ngejar seekor kucing. Sampai Key nggak sengaja nabrak paman yang sedang menelfon dan berakhir Key yang jatuh," jelas Zie.

"Lain kali hati-hati, ya." Ingat Lia. Ketiga bocah itu hanya mengangguk.

"Ayo, pulang."

Lia meraih tubuh mungil Key dan membawanya gendongannya. Merekapun bergegas meninggalkan taman itu dan segera pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Lia langsung membersihkan dan mengobati luka gadis kecil itu. Sedangkan, Zie dan Zoe menonton film di ruang keluarga.

"Mommy."

Lia menoleh. Mendapati putra sulungnya menghampirinya. "Mom, Zoe mau susu."

"Sebentar, ya. Mommy lagi obatin luka adik kamu dulu," ujar Lia.

"Ngantuk, Mom," ucap Zoe.

"Zoe, dengerin, mom. Zoe, 'kan kakak, Zoe ngalah, ya, sama adiknya. Zoe bisa minta tolong bikinin sama bibi, ya?" ucap Lia berusaha memberi pengertian.

Zoe mengangguk patuh. "Iya, Mom."

Lia tersenyum melihat anak sulungnya tumbuh menjadi anak yang penurut.

"Mom, tadi waktu Key jatuh, Key di tolong sama paman tampan, loh," ujar Key.

"Masa, sih? Key tahu dari mana kalau paman itu tampan?" tanya Lia.

"Key lihat wajahnya, mom tapi waktu Key sama abang bilang kalau Key kesini sama mommy telus tunjuk mommy di walung, paman tampannya langsung bulu-bulu pelgi. Katanya ada keljaan mendadak," ujar  Key dengan suara cadelnya yang menggemaskan.

Lia terdiam sejenak. "Siapa laki-laki itu?" batin Lia bingung. "Key, kalau ada orang asing yang deketin kalian, kalian jangan mudah percaya, ya, kalian harus waspada," ucap Lia berusaha memperingati anaknya.

"Tapi, paman tampan baik, mom," sahut Key seraya memainkan rambut boneka barbie-nya.

"Iya, tidak ada salahnya, 'kan kalau kalian harus hati-hati?"

Key mengangguk. "Iya, Mommy."

Lia tersenyum. "Key tunggu sini, ya. Mom mau panggil kakak kamu."

"Key mau main, Mom."

Lia menggeleng. "Udah siang, waktunya tidur siang. Mainnya nanti sore aja," ucap Lia lalu bergegas ke bawah.

Sesampainya di bawah, Lia melihat Zoe dan Zie yang tengah asik menonton film kartun bersama.

"Kakak, ayo tidur."

Dua bocah itu menoleh. Langsung mematikan tv lalu beranjak menghampiri sang mommy. "Mau susu, Mom," pinta Zoe.

"Kalian ke kamar duluan, Mom bikinin susunya dulu."

•••

Lia kembali ke kamar anak-anaknya dengan nampan berisi tiga gelas susu untuk anaknya. Ya, Lia mengajarkan anak-anaknya untuk berhenti ngedot sejak usia mereka hampir menginjak tiga tahun.

Setelah meneguk habis susunya, tiga bocah kembar itu langsung mengambil posisi masing-masing di ranjang besar itu. Sudah berulang kali  baik Lia, Meira, maupun Frenky menawarkan kamar untuk tiga bocah itu. Namun, dengan sangat kompak mereka menolak dengan alasan. 'Kita ini kembar, anak kembar harus selalu bareng-bareng, mommy. Kita nggak mau pisah kamar, mau tidur bareng sampai besar nanti.' seperti itu kata-kata yang selalu mereka ucapkan jika Lia menawarkan kamar untuk ketiganya.

"Andai kamu di sini, Al. Lihatlah, mereka sudah tumbuh menjadi anak yang pintar dan juga patuh," batin Lia.

Setelah memastikan anak-anaknya tidur dengan nyenyak, Lia melenggang pergi menuju kamarnya untuk sekedar istirahat. Mengurus ketiganya yang sedang masa pertumbuhan membuat Lia sedikit lelah. Ditambah ketiga bocah itu sangat aktif dan lincah.




DADDY [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang