Dua puluh enam

26.7K 1.4K 7
                                    

Saat ini mereka tengah berkumpul di ruang keluarga.

Ada Zoe yang asyik bermain lego, Zie yang menggambar, dan Key yang sedang asyik dengan boneka barbie-nya.

"Kalian mau punya adik laki-laki atau perempuan?" Suara Frenky menghentikankegiatan mereka.

"Zoe perempuan," ujar Zoe

"Zie juga, Zie mau yang perempuan,"

"Kalau Key maunya laki-laki"

"Kenapa Zoe dan Zie mau nya adik perempuan?" tanya Lia

Zoe dan Zie saling menatap. "Mau adik perempuan, tapi yang nggak cerewet seperti Key," sahut mereka kompak.

Ucapan dua bocah laki-laki itu mengundang gelak tawa orang-orang yang ada di sana, sedangkan Key? Ia sudah mencebikkan bibirnya kesal.

"Kalau Key?kenapa maunya adik laki-laki?" tanya Al.

Key menatap Al. Bocah itu tampak berpikir sebentar. "Bial yang jagain Key banyak," jawab Key sembari menunjukkan deretan gigi putihnya.

Al terkekeh mendengar jawaban sang putri.

"Apa pun nanti jenis kelaminnya, kalian tetap harus sayang sama adik kalian, harus jadi kakak yang baik untuk adiknya, selalu beri contoh yang baik ke adiknya nanti, ya," ujar Lia lembut.

Mereka mengangguk. "Siap, Mommy."

"Lee, ayah sama bunda langsung pulang selepas dari rumah kerabat ayah, ya."

Lia mengangguk menanggapi ucapan Frenky .

"Al, kau jaga istrimu baik-baik. Jangan sampai kelelahan. Ingat, kandungannya masih rentan," ujar Meira mengingatkan.

Al mengangguk patuh. "Iya, Bunda."

"Jangan lupa vitaminnya selalu di minum, ya, Sayang. Susunya juga."

Lia mengangguk. "Iya, Bunda."

"Triple'K, sini, Sayang. Grandpa sama grandma mau pulang dulu."

Setelah berpamitan, Frenky dan sang istri bergegas meninggalkan kediaman Al.

Suasana kembali ramai, kedatangan Stev dan Viona membuat ketiga bocah itu kembali semangat. Terutama Key. Ya, Gadis kecil itu begitu dekat dengan Stev dan Viona.

"Papa Stev!" seru Key sembari berlari menghampiri Stev sembari merentangkan tangan.

Ya, Key memanggil Stev dengan panggilan Papa Stev dan Mama Viona. Panggilan yang membuat Al sempat adu mulut dengan Stev.

"Anakku," sahut Stev dramastis sembari merentangkan tangannya.

Al memutar bola matanya malas. Ia benar-benar sebal jika Key dan Stev sudah bertemu. Pasti Al akan tersingkirkan

Lia menghampiri Viona. Mereka berpelukan layaknya sahabat yang sudah lama tidak bertemu.

"Lia, selamat atas kehamilanmu, ya," ucap Viona.

Lia mengurai pelukannya. "Terima kasih, Vi. Semoga kau cepat menyusul, ya," sahut Lia.

Viona tersenyum sembari mengangguk. "Terima kasih doanya, Lee."

"Triplet, lihat. Papa Stev bawain apa buat kalian," ujar Stev sembari menyodorkan paper bag untuk mereka.

"Wah, lego!" seru Zie dan Zoe bersamaan.

"Balbie balu!" seru Key tak kalau senangnya.

Ketiga bocah itu langsung berhambur ke pelukan Stev. "Terima kasih, Papa Stev."

Ketiga bocah itu langsung mengeluarkan mainan barunya. Mereka bermain di atas karpet bulu yang menjadi alasnya.

"Ck, hanya bisa membelikan itu," cibir Al.

Stev menghampiri Al dan langsung mendudukkan diri di samping Al. "Iri, Pak?" tanya Stev meledek.

Al tidak menjawab. Ia menatap Stev sengit. Apa salahnya sampai Al bisa memiliki sahabat seperti Stev.

Setelah makan malam, Lia dan Viona memanfaatkan waktu untuk saling bertukar cerita di kamar, sedangkan Al dan Stev sedang menikmati kopi di ruang keluarga sembari triplet belajar.

"Papa Stev, Papa Stev punya anak tidak?" tanya Key di sela belajarnya.

"Punya," jawab Stev santai.

Key menatap Stev. "Mana? Kok tidak di ajak ke sini?"

"Key dan abang kembar, kalian, 'kan anak Papa Stev," sahut Stev.

Key hanya mengangguk. Gadis kecil dengan piyama tidur bermotif karakter barbie itu kembali melanjutkan acara belajarnya.

Malam semakin larut, mereka langsung bergegas memasuki kamar masing-masing.

Malam ini Stev dan Viona menginap di kediaman Al. Besok Al dan Stev ada perjalanan bisnis selama seminggu. Sudah menjadi peraturan Al dan Stev jika mereka sedang bertugas, istri-istri mereka akan tinggal bersama. Entah itu di kediaman Al ataupun di kediaman Stev.



DADDY [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang