Tujuh

39.9K 2.3K 7
                                    

Pagi hari, Lia berencana untuk mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah dan membeli perlengkapan yang mereka butuhkan.

"Mom, Key mau lambutnya di kuncil dua," ujar Key seraya menyodorkan dua ikat rambut berbentuk telinga kelinci itu.

Dengan telaten Lia menguncir rambut putrinya sembari mendengarkan celotehan yang keluar dari bibir Key.

"Nah, sekarang anak mommy udah cantik." Kata Lia.

"Yuk, turun. Grandma sama grandpa pasti udah nungguin," ucap Lia.

Sesampainya di ruang makan, Lia langsung menyiapkan sarapan untuk ketiga anaknya. Mereka makan dengan tenang.

"Bun, Lia pamit, ya. Habis daftarin mereka sekolah Lia mau langsung pulang ke Apartment," ucap Lia.

Meira mengangguk. "Kamu hati-hati nyetirnya." Meira beralih menatap ketiga cucunya. "Triplet, sini, Sayang." panggil Meira.

"Kalian jangan nakal, ya. Harus jadi anak baik dan nurut sama mommy. Zoe, kamu selalu jagain adik kamu, ya," ucap Meira yang di angguki ketiganya.

Setelah berpamitan Lia memboyong anak-anaknya untuk memasuki mobil dan langsung tancap gas menuju sekolah baru anak-anaknya.

Sesampainya di taman kanak-kanak, Lia langsung membawa ketiga anaknya masuk. Tak lupa dengan tas yang berisi keperluan ketiga bocah itu.

"Sayang, kalian tunggu di sini, ya, jangan kemana-mana sampai mommy balik lagi. Untuk Kak Zoe jagain adik-adiknya, ya," ucap Lia. Ia meletakkan tas yang berisi beberapa cemilan dan juga minuman.

Sembari menunggu mommynya yang sedang mengurus keperluan mereka. Zoe sibuk memakan cemilan bersama kedua adik kembarnya. Sampai tak lama datang lah seorang pria dengan setelan casualnya.

"Hai," sapa pria itu.

Key menoleh. Menatap sosok pria dewasa di depannya. "Paman!" ujar Key antusias sembari merentangkan tangannya pertanda bahwa ia minta di gendong.

Dengan senang hati Al meraih tubuh kecil Key dan membawa gadis kecil itu ke pelukannya. Al mencium pipi gembul Key beberapa kali membuat bocah itu tertawa menahan geli.

"Paman, nama paman siapa, sih?" tanya Key.

"Aldren, kalian panggilnya Paman Al saja,ya."

Ketiga bocah itu mengangguk. "Paman tampan, sepelti daddynya Key," celetuk Key

"Oh, ya? Seperti apa, sih tampannya daddy Key? Paman penasaran."

"Kita tidak pernah lihat wajah daddy, tapi kata mommy, daddy itu tampan," sahut Zie.

Al mengangguk. Senang bisa bertemu ketiga bocah ini. Itu artinya ia bisa bertemu dengan Lia, wanita yang begitu ia cintai.

Selagi menemani mereka, Al sibuk mendengarkan cerita dari Key, tentang kehidupannya, tentang mommy, dan tentang kakak kembar mereka yang berbeda sifat. Sampai tak lama datang seorang wanita cantik datang menghampirinya.

"Sayang, Maaf, ya, mommy lama,"

Al yang merasa tidak asing dengan suara itupun menoleh untuk melihat siapa pemilik suara itu. Mata Al bertemu dengan mata indah itu. Mata yang sangat ia rindukan selama empat tahun belakangan ini.

Keduanya sama-sama terdiam di tempat. Tidak ada yang berani memutuskan pandangan mereka.

"Al," lirih Lia dalam hati.

Sedangkan dalam hati, Al tidak henti-hentinya mengucap syukur. Bersyukur karena masih di pertemukan dengan wanita yang sangat ia cintai.

DADDY [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang