Dua puluh sembilan

25.6K 1.4K 12
                                    

Pagi hari, Al di buat pusing dengan tingkah sang istri. Bagaimana tidak, pukul tujuh pagi istrinya itu membangunkan dirinya hanya untuk bermain bola.

"Honey, jangan yang aneh-aneh. Perut kamu sudah besar itu," ucap Al.

"Mas, aku mau main bola." Keukeuh Lia.

Al menghela napasnya. Di usia kandungannya yang sudah menginjak bulan ke sembilan membuat Al harus ekstra siaga. Pasalnya, sang istri selalu saja melakukan hal-hal yang selalu membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Seperti kemarin, tanpa sepengetahuan Al, sang istri bermain sepeda tanpa pengawasannya. Bukan apa-apa. Pasalnya, di dalamnya ada dua buah hatinya yang sebentar lagi akan terlahir ke dunia. Ya, mereka akan kembali memiliki bayi kembar.

"Mas, tolong!"

Al yang melihat Lia menjerit sontak langsung membawanya ke mobil.

"Jack, tolong kau jaga anak-anakku. Aku harus membawa istriky ke rumah sakit.

Jack mengangguk patuh. "Siap, Tuan."

•••

Di sinilah Al dan Lia berada. Di sebuah ruangan bersalin.

Al menggenggam tangan istrinya just. "Honey, kita operasi saja, ya?" tawar Al yang kesekian kalinya.

Lia hanya menggeleng. Wanita itu tetep keukeuh untuk melahirkan secara normal.

"Sudah memasuki pembukaan lima," ucap sang dokter.

Al menghela napasnya. Tidak tega melihat sang istri yang terus meringis kesakitan.

Setelah menunggu, akhirnya persalinan bisa di mulai. Al terus menyemangati sang istri yang tengah berjuang melahirkan buah cinta mereka. Keringat mulai bercucuran di kening Lia. Jeritan wanita itu terdengar jelas di telinga Al. Bahkan, tak jarang ia mendapat cakaran di lengannya.

Untuk pertama kalinya Al melihat proses melahirkan yang membuat nyali menciut. Begini kah sang istri saat melahirkan ketiga anaknya? Sungguh, Al benar-benar menyesal karena tidak bisa menemani sang istri pada saat itu.

"Honey, semangat. Demi anak kita, buah cinta kita," ucap Al sembari mencium kening sang istri.

Setelah berjuang cukup lama, akhirnya bayi kembar berjenis kelamin laki-laki sudah lahir dengan sehat.

Al menitikkan air mata saat melihat sang istri yang berhasil melahirkan buah hati mereka. "Terima kasih, Honey. Kau wanita terhebat," ucap Al sembari mencium kening Lia.

Lia hanya tersenyum tipis. Tenaganya benar-benar terkuras. Namun, ia sangat senang. Bayinya telah lahir ke dunia.

•••

Setelah di rawat selamat tiga hari, kini Lia sudah di perbolehkan pulang.

Triplet begitu senang saat mengetahui sang adik sudah terlahir ke dunia. Bahkan, ketiga bocah itu selalu merengek meminta video call setiap waktu saat Lia masih di rumah sakit.

"Daddy, mommy!"

Suara ketiga anaknya menyambut kehadiran Lia dan Al juga dua bayi kembar yang berada di kereta bayi.

Lia memeluk ketiga anaknya. Tiga hari tidak bertemu membuat Lia begitu merindukan anak-anaknya ini.

Setelah melepas kangen, Al membawa anak dan istrinya ke kamarnya yang kini sudah tersedia dua ranjang bayi dengan motif yang sama.

Al yang sedari tadi memperhatikan wajah Keyra yang terlihat sedih pun menghampiri putrinya.

"Kakak Key kenapa, hm? Kok sedih?" tanya Al.

Lia menoleh. Ikut memperhatikan raut wajah Key yang tampak sedih.

"Kenapa adiknya cuma dua, daddy? Berarti itu adiknya abang kembar, ya? Terus Key tidak punya adik, ya?" tanya Key sembari menatap Al dengan tatapan sendu.

Al tersenyum. "Key, ini adiknya Key juga. Adik kalian kembar, sama seperti Key sama abang kembar, dan mereka hanya kembar dua Key," jelas Al.

"Kenapa tidak tiga, Daddy?"

"Key, Key harus tetap bersyukur, Nak. Ini adiknya Key juga."

Gadis kecil itu mengangguk senang dan berjalan mendekati adiknya yang sedang tertidur pulas. Tangan mungilnya terulur untuk menyentuh pipi sang adik. "Adik, ini Kakak Key," ucap Key.

Al dan Lia tersenyum. Ketiga anak-anaknya begitu senang dengan kehadiran dua bayi kembar itu.

DADDY [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang