Dua puluh satu

29.6K 1.5K 9
                                    

Al membawa istri dan anak-anaknya menuju mansion megahnya.

"Daddy, kenapa ke sini? Daddy bilang mau beli balbie," ucap Key menagih janjinya.

"Barbie?" tanya Lia.

Al menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Aku janji untuk beliin Key Barbie, Honey," ucap Al.

Lia memutar bola matanya malas.

"Key, kita istirahat dulu, ya? Nanti malam baru kita beli Barbie-nya," ucap Al.

Key mengangguk. "Janji, Dad?" tanya Key yang diangguki Lia.

"Dad, ini rumah siapa?" tanya Zie.

"Ini rumah baru kita, Sayang," balas Al.

"Wah, besal banget, Dad. Lumahnya," ucap Key kagum.

Al memboyong istri dan anak-anaknya memasuki mansionnya.

"Selamat datang Tuan dan Nyonya," ujar seorang pelayan sembari membungkuk hormat.

"Ini namanya Sriella, kalian bisa memanggilnya Bibi El,"ujar Al.

"Saya Marchellia, Bi."

Bibi El tersenyum ramah sembari menunduk hormat. "Saya Bi El, Nyonya."

"Ini anak-anak saya, Bi. Yang pakai baju biru dan pakai topi namanya Kenzo."

"Zoe," ujar Zoe sembari menyalami Bibi El.

"Maaf, ya, Bi. Dari ketiga anakku, hanya Zoe yang paling cuek. Apalagi dengan orang yang baru di temuinya," bisik Lia tak enak hati. Ya, Zoe memang benar-benar cuek.

"Tidak apa-apa, Nyonya. Mungkin belum terbiasa."

"Kalau yang pakai baju biru ini namanya Kenzie."

"Hai, Bibi El. aku Zie."

"Wah, mereka sangat mirip. Mungkin saya akan sedikit susah membedakannya," ujar Bi El saat melihat kedua bocah laki-laki kembar identik itu.

Lia tersenyum. "Nah, kalau yang paling cantik ini namanya Keyra."

"Hai, Bi. Aku Key. Aku paling cantik, 'kan?"

"Percaya diri sekali," Celetuk Zoe.

Key menatap Zoe sembari berkacak pinggang. "Bialin."

Bi El terkekeh."Iya, Nona. Mau sangat cantik sekali."

"Tuan dan Nyonya beruntung sekali di karuniai anak-anak yang tampan dan cantik seperti mereka."

Al tersenyum bangga. "Tentu, Bi. Tidak sia-sia aku membua mereka semalaman," ucap Al yang langsung di hadiahi cubitan di pinggang dari Lia.

Al meringisi kesakitan. "Sakit, Honey."

Lia mendelik. "Rasain!"

Bi El tersenyum melihat tingkah humoris sang majikan.

"Al, kenapa di sini banyak orang?" tanya Lia yang sedari tadi memperhatikan banyak orang berlalu lalang yang sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing.

"Di sini ada sepuluh asisten rumah tangga, lima belas bodyguard, empat security, dan lima supir pribadi," ujar Al santai.

Lia membelalakan matanya. "Astaga, Al. Kau berlebihan."

Al mengajak istri dan anak-anaknya untuk mengelilingi rumah mereka.

Rumah ini terdiri dari delapan kamar tidur yang mana setiap kamar ada kamar mandinya, ruang keluarga, ruang tamu, ruang kerja, dapur, dua kamar mandi umum, ruang bermain, taman, kolam renang, ruang olahraga dan masih banyak lagi.

"Dad, yang mana kamalnya? Key capek," ujar Key kesal.

Mereka memasuki kamar yang sangat luas. Berisi tiga kasur sekaligus dengan karakter yang berbeda.

"Ranjang kita dipisah, Dad?" tanya Zoe.

Aldren tersenyum lalu mengangguk. Padahal Al sudah menawarkan ketiganya untuk memiliki kamar yang terpisah. Namun, dengan sangat kompak ketiga bocah itu menolak tawaran dari sang ayah.

Ketiga bocah itu langsung menaiki kasur mereka masing-masing dan melompat-lompat kesenangan.

Lia tersenyum melihat kebahagiaan anak-anaknya. "Terima kasih, Al. Sudah memberikan kebahagiaan untuk anak-anakku," ujar Lia.

"Anak-anak kita, Honey." ralat Aldren.

Aldren membawa Lia kedalam pelukannya. "Aku menyayangimu, Honey."

DADDY [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang