[i]in vitro fertilisation | 정재현 (COMPLETED)

15. ternyata.

"sebenernya apa hubungan lo sama teh zea bang?" tanya jisung, memecah keheningan yang melanda setelah zea pergi membawa jea tanpa alasan yang jelas.

"iya chan, teh zea keliatan benci banget sama lo sampe dia nyakitin anaknya tadi"

Haechan menghela nafas, disandarkannya punggungnya kesandaran sofa "dia kakak gue"

"HAH!?" kaget? Tentu aja, siapa sih yang ga kaget tiba tiba haechan ngomong gitu?

"l-lo serius?"

"jangan ngadi ngadi lo ah chan"

Haechan menatap teman temannya bergantian, dengan tatapan serius namun memancarkan tatapan sedih dan perasaan bersalah "gue serius, dia kakak gue. Dia yang gue biarin pergi 5 tahun lalu"

"dia yang gue biarin nangis memohon sambil sujud dikaki gue supaya gue percaya"

"chan--aduh bingung lah gue kalo kayak gini!" jeno mengerang, bingung mau marah atau nenangin haechan.

Bingung mau pilih zea atau haechan.

Begitu juga chenle, mengenal zea dari 5 tahun lalu membuat chenle tau bagaimana susahnya gadis itu menjalani hidup tanpa seorangpun disampingnya.

"coba ceritain gimana yang jelasnya chan, biar lurus"

"biar pada ga berpihak sama satu orang doang, biar gampang nyari jalan keluarnya"

Flashback

"tiatai lo!"

"sip!"

Haechan melambaikan tangannya kearah sahabatnya yang duduk diatas motor, soobin. Soobin sahabatnya disekolah dan ditempat bimbel.

setiap pulang bimbel atau sekolah soobin selalu mengantarnya sampai dirumah, dan diakhir pekan nanti haechan akan memberikan sejumlah uang untuk mengganti uang bensin soobin.

Setelah motor soobin meninggalkan parkarangan rumahnya baru haechan masuk kedalam.

Haechan memegang knop pintu, saat ingin mendorongnya haechan mendengar suara kencang, suara kulit yang beradu dengan kulit.

PLAK!

"yah..maafin aku yah aku beneran ga ngelakuin--"