Hari pernikahan Rendy dan Nayla telah tiba. Dua keluarga besar dari Nayla dan Rendy sengaja hanya mengundang beberapa orang saja untuk mengikuti prosesi akad nikah mereka. Tak ada resepsi mewah yang dilaksanakan, karena yang penting bagi mereka hanya kebahagiaan keduanya.
“Saya terima menikahi dan mengawini Nayla Syarifah binti Abdullah Kholil dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”
Lantunan kalimat tasbih dan tahmid secepat kilat menggema di ruang kecil tempat akad nikah Naila dan Rendy dilangsungkan. Mereka mengumbar senyum-senyum yang menawan, bahagia melihat kebahagiaan kedua mempelai pengantin Nayla dan Rendy yang saling melempar senyum di antara yang satu dan yang lain. Setelah itu Naila dan Rendy memasuki kamar yang telah Rendy desain sendiri untuk Nayla. Nayla terlihat kagum tak terduga begitu memasuki ruangan berukuran empat kali lima meter itu. Nayla tidak menyangka kalau Rendy akan memberinya kejutan seperti ini. Nuansa kamar yang serba berwarna biru yang dikolaborasikan dengan warna putih, membuat Nayla semakin terkagum-kagum. Dua warna yang dipakai Rendy adalah dua warna kesukaan Nayla sejak kecil.
“Gimana, suka?”
Rendy menatap raut wajah Nayla yang masih sibuk melihat-lihat setiap sudut ruangan.
“Suka banget sayang...” Jawab Nayla seraya ikut menatap wajah Rendy.
"Ciye... ada yang udah betani panggil sayang nih..."
"Emang salah? Udah sah juga kan?"
"Nggak salah sih, seneng banget malah. Akhirnya panggilan sayang itu hanya buat aku."Senyum menawan keduanya pun kembali beradu. Nayla sangat menikmati keindahan kamar itu bersama dengan Rendy.
“Ini kamu yang desain sendiri yang...?”
“Oh iya dong... untuk orang yang istimewa buat aku, aku akan lakuin apa aja, jangankan hanya menghias kamar, menghias hatinya pun aku bisa... hehe...”
“Ciye... Gombal deh ah...”
“Terima kasih ya sayang...” Rendy mencium lembut kening Nayla.
“Untuk...?”
“Terima kasih karena kamu bersedia menjadi pendamping hidupku.” Nayla tersenyum seraya megangguk.
“Sayang, kamu masih pake alarm yang dari aku?”
Rendy duduk di tempat tidurnya. Nayla menyusul duduk di samping Rendy.
“So pasti sayang, karena yang bisa bangunin aku cuma kamu doang...”
“Ciye, lebay... masak gak denger suara adzan, atau suara ibu atau ayah yang manggil?”
“Beneran aku nggak denger sayang, dan aku juga nggak tahu, kalau alarm hidup aku langsung bangun.”
“Sayang aku ganti nada alarmnya ya?”Nayla mengangguk, memberi isyarat dia menyetujui permintaan Rendy. Rendy lalu meraih hp Nayla yang tergeletak di meja samping tempat tidur mereka. Hp Nayla ada passwordnya guys... Nayla memberi tahu kalau passwordnya namanya Rendy. Wow. Rendy tersenyum-senyum sendiri ketika melihat wallpaper hpnya Nayla. Ternyata selama ini ada yang diam-diam pake fotonya Rendy sebagai wallpaper guys... hihi.. katanya musuhan, tapi nyimpen fotonya dijadikan wallpaper lagi. Benar-benar anak yang aneh Nayla dan Rendy ini. Hehehe. Dan ternyata guys, setelah Rendy membuka gallery hpnya Nayla, disana banyak foto-fotonya Rendy baik yang sedang sendirian atau sedang bersama Nayla, selama di SMA Taruna. Nayla tersipu malu karena rahasianya terbongkar. Dan Rendy baru sadar, selama di SMA Nayla memang melarang Farhat, Savina dan Dara apalagi Rendy untuk mengotak atik hpnya. Ternyata ini rahasianya. Hm, yayaya. Rendy manggut-manggut sendiri sambil tersenyum tipis. Baginya ini hal yang lucu yang baru dia ketahui.
Sejak masih menjalani proses taaruf Rendy memang membuat sebuah rekaman suaranya untuk membangunkan Nayla di waktu subuh. Rendy yakin Naila pasti akan bangun ketika mendengar suaranya, makanya dengan sangat percaya dirinya, Rendy merekam suaranya di hp Nayla sebagai nada dari alarm Nayla. Setelah mereka resmi menikah, Rendy meminta ijin untuk mengganti rekaman itu. “Sayang, bangun udah subuh.” Begitu kata-kata Rendy. Nayla tersenyum simpul melihat tingkah Rendy. Dan saat ini Rendy juga memasang alarm untuk melakukan sholat tahajjud. Nayla melepas kerudung yang membalut kepalanya dan mulai merebahkan tubuh di tempat tidur. Dia merasa kelelahan sekali setelah mempersiapkan akad nikah ini. Rendy melepas kopyah di kepalanya dan menyusul Nayla berbaring. Sesekali tawa mereka pecah ketika mereka asyik mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENNAY (Tamat)
ChickLitKisah tentang perjalanan hidup Nayla Syarifah, yang diawali dengan pertemuannya dengan Rendy Ananta Dika, dan Deni Arya Candra.