26. Istirahat study

13 3 0
                                    

“Naila, kemarilah sebentar!”

Usai dari pemakaman, kedua orang tua Rendy memanggilnya dan mengajaknya berbicara serius. Karena Nayla dan Rendy sudah resmi menikah, otomatis yang bertanggung jawab atas Nayla adalah Rendy. Tapi berhubung Rendy sudah meninggal maka kedua orang tua Rendy mengambil alih kewajiban itu, termasuk di antaranya melanjutkan pendidikan Nayla ke jenjang yang lebih tinggi karena dia baru lulus SMA. Nayla duduk di hadapan kedua orang tuanya dengan wajah masih menunduk.

“Nayla, sebelumnya kamu ingin melanjutkan studymu kemana nak?”
“Nayla dan Rendy sepakat untuk masuk di UINSA mi...”
“Karena Rendy meninggal, kami yang bertanggung jawab menyekolahkan kamu. Apa kamu siap melanjutkan studymu sekarang, mumpung masih ada waktu pendaftaran beasiswa nak... abi ingin sekali kamu bisa diterima beasiswa di Universitas Indonesia, atau ke luar negeri sekalian, ke Kairo ya, atau ke Arab Saudi, atau ke Eropa? Kata Rendy kamu tipe orang yang cerdas.”
“Maafkan Nayla mi, bi... Nayla belum siap.”
“Kenapa Nayla?”
“Nayla masih ingin merehatkan pikiran Nayla bi, karena jujur Nayla masih berat kehilangan Rendy. Nayla takut tidak bisa konsentrasi.”
“Lagi pula Nayla kan masih dalam masa iddah, gak boleh keluar kan?”
“Nayla, memang perempuan yang sedang menjalani iddah tidak boleh keluar rumah, tapi jika keluar rumahnya itu untuk menuntut ilmu itu ada kebolehan nak. Biar nanti abi yang ngantar jemput kamu ke kampus kalau kamu tidak mau kuliah ke tempat yang jauh.”

“Kamu kuliah di UINSA saja ya?”
“Nggak usah bi... Nayla gak mau ngerepotin abi dan ummi..”
“Kami tidak merasa direpotkan nak, karena apa, ini merupakan kewajiban kami dan kami sudah berjanji kepada Rendy untuk menjamin keberlanjutan study kamu.”
“Iya mi, Nayla ngerti.. tapi Rendy pasti ngerti dengan keputusan Nayla. Nayla hanya ingin istirahat study untuk tahun ini saja. Nayla janji, Nayla janji akan lanjutin study Nayla tahun depan dan selanjutnya.”
“Tolong, ngertiin Nayla...”
“Ya sudah kalau itu mau Nayla, tapi yang harus Nayla tahu, abi dan ummi cuma ingin mengurangi beban pikiran kamu. Siapa tahu dengan beraktifitas di luar kamu ingatan kamu tentang Rendy cepat hilang dan kamu bisa melanjutkan hidup kamu dengan normal, itu saja.”
“Justru kalau Nayla lanjut kuliah, Nayla gak bisa lupa sama Rendy. Apalagi semasa SMA Nayla dan Rendy sering terlibat dalam kegiatan sekolah. Dan seandainya Rendy ada, dia juga pasti ikutan organisasi kampus.”

Akhirnya dengan berbagai alasan yang Nayla utarakan kepada abi Hikmal dan ummi Aisyah, mereka mau menerima keputusan Nayla.

RENNAY (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang